Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

SBY

Kisah yang Dialami SBY tentang Ibunya Sangat Memilukan

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan secara langsung di Indonesia.

Editor:
Tribunnews.con
SBY bersama Ibu Ani Y 

Terkait wakil presidennya, SBY pun buka suara. Itu seperti yang ditulisnya dalam buku berjudul "SBY Selalu Ada Pilihan" terbitan Kompas tahun 2014 lalu.

Dalam buku itu, SBY mengungkapkan hubungannya dengan para wakil presidennya. Menurutnya, hubungannya dengan para wakil presidennya adalah khas.

SBY juga menyebut seorang wakil presiden bukanlah "ban serep". Menurutnya, ada sejumlah tugas penting yang dilakukan oleh seorang wakil presiden.

"Ada konsultasi saya ketika saya menyusun kabinet. Termasuk setiap ada reshuffle. Untuk penetapan calon-calon jabatan eselon I di pemerintahan bahkan yang memimpin tim penilai akhir adalah wakil presiden," tulis SBY.

Mengenai karakter masing wapresnya, SBY menganggap setiap wapres pada eranya memiliki karakter yang berbeda-beda. Termasuk antara Jusuf Kalla dan Boediono.

Menurutnya hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor. "Mungkin juga bisa berangkat dari akar budaya, atau karakter pribadi, atau pula latar belakang profesi kami masing-masing," kata SBY.

Latar belakang dalam hal ini misalnya Jusuf Kalla yang merupakan seorang pengusaha, Boediono yang merupakan seorang teknokrat.
SBY mengakui, dia juga sering berbeda pandangan dengan para wapresnya.

Meski demikian, menurutnya hal itu adalah sesuatu yang wajar. SBY mengungkapkan, banyak pihak yang ingin mengetahui perihal hubungannya dengan Jusuf Kalla.

Sebab, saat itu Jusuf Kalla yang sedang menjadi wapres, pada akhirnya mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2009. "Perlu diingat bahwa di samping sebagai Wakil Presiden, Pak Jusuf Kalla juga Ketua Umum Partai Golkar. Golkar adalah partai pemenang Pemilu 2004 dan partai terbesar di parlemen kita periode 2004-2009," ungkap SBY. Sehingga, hal itu kemudian membuat Jusuf Kalla juga memiliki tugas dan kewajiban politik di Golkar.

"Saya amat mengerti jika sewaktu menjadi Wapres beliau kerap mengeluarkan pernyataan politik terhadap isu-isu tertentu. Sementara saya sendiri tidak selalu mengeluarkan pernyataan-pernyataan itu. Kalau tidak Pak Jusuf Kalla lakukan tentu rakyat akan menilai bahwa Golkar tidak punya posisi dan pandangan politiknya. Sebagai partai politik terbesar tentu hal demikian tidak elok," jelas SBY.

Termasuk soal keputusan Jusuf Kalla yang maju dalam Pilpres 2009, SBY juga menganggap hal itu sepenuhnya hak yang bersangkutan.

Tautan: http://jatim.tribunnews.com/2019/03/08/sby-bocorkan-surat-yang-diterima-ibunya-isinya-tidak-pantas-buat-sang-ibu-sakit-berhari-hari?page=all

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved