Unik, Ribuan Bekas Lipstik di Makam ini Jadi Objek Wisata di Paris, Yuk Intip Sejarah Dibaliknya
Unik, Ribuan Bekas Lipstik di Makan Ini Jadi Objek Wisata di Paris, Yuk Intip Sejarah Dibaliknya, Seorang wisatawan yang mencium makam Oscar Wilde.
Unik, Ribuan Bekas Lipstik di Makan Ini Jadi Objek Wisata di Paris, Yuk Intip Sejarah Dibaliknya
Seorang wisatawan yang mencium makam Oscar Wilde
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO -- Bila Anda tengah melakukan perjalanan wisata ke Paris, tentunya tidak ada salahnya untuk mampir sejenak ke sebuah makam.
Ya, makam milik Oscar Wilde ini berbeda dibanding makam kebanyakan.
Baca: Revendi Mahasiswa KKT di Talaud Bangga Terlibat di TMMD
Baca: Luke Perry Meninggal dunia di usia 52 tahun, Setelah seminggu dirawat di Rumah Sakit
Baca: Denny Sumargo Terbukti Bukan Ayah Biologis Anak DJ Verny Hasan, Tanggapan Dita Soedarjo Jadi Sorotan
Kamu akan menemukan ribuan bekas lipstik memenuhi bagian bawah makam.
Bukan tanpa alasan para wanita meninggalkan bekas ciumannya di sana.
Ada sejarah yang menarik untuk diulas dari sebuah makam yang dipenuhi bekas ciuman itu.
Dilansir TribunTravel.com dari laman amusingplanet.com, makam ini milik penulis dan penyair Irlandia abad 19 yang terkenal, Oscar Wilde.
Makam dipahat dari balok batu seberat 20 ton.
Makam itu menampilkan sosok bersayap menyerupai Sphinx dengan sayap yang terentang secara vertikal, yang didasarkan pada puisi Wilde, The Sphinx .
Selama bertahun-tahun, penggemar wanita telah mengunjungi makam dan monumen peringatan Wilde di pemakaman terbesar di Paris Pére Lachaise untuk memberi penghormatan kepada penulis naskah Irlandia dan meninggalkan bekas mereka dalam lipstik merah.
Lebih dari ribuan ciuman lipstik dan pesan grafiti menutupi bagian bawah makam.
Kebiasaan itu dimulai pada akhir 1990-an, ketika seseorang memutuskan untuk meninggalkan ciuman lipstik di makam.
Sejak saat itu bekas ciuman menggunakan lipstik merah telah bergabung dengan grafiti merah yang berisi ekspresi cinta, seperti: "Anak liar kami mengingatmu", "Terus memandangi bintang-bintang" dan "Keindahan nyata berakhir di mana kecerdasan dimulai".