Opa Amrin Dengar Suara Anaknya Minta Tolong dalam Lubang Tambang Bakan: Dia Berteriak Minta Air
Seorang ayah dengan sabar menanti proses evakuasi terhadap anaknya dan korban lain yang tertimbun dalam lubang tambang di Desa Bakan
Penulis: Reporter Online | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang ayah dengan sabar menanti proses evakuasi terhadap anaknya dan korban lain yang tertimbun dalam lubang tambang di Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) pada Selasa (26/2/2019)
Amrin Simbala warga Desa Bilalang berharap anaknya, Kadri Simbala (39) bisa selamat.
Amrin menceritakan sejak Rabu, dirinya mencoba masuk lubang tambang yang tertimbun, tapi tidak bisa.
Dia mendengar ada suara dari balik reruntuhan yang berteriak minta air. Dari suaranya, Amrin yakin itu Kadri, anaknya yang tertimbun longsor.
"Saya terakhir berkomunikasi di lubang tambang dengan Kadri. Dia meminta Saya untuk diselamatkan," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Walaupun usia Amrin tak muda lagi, Ia berusaha menerobos lokasi kejadian yang sangat ekstrem.
Baca: Kisah Rusdi Tulong, Korban Longsor di Lubang Tambang Bakan Selama 21 Jam: Saya Terus Berzikir
Baca: Cerita Deni Mamonto, Korban Longsor di Tambang Bakan yang Selamat: Banyak Suara Minta Tolong
Sebab menuju lokasi kejadian sangatlah berbahaya, perlu kekuatan fisik dan stamina serta mental untuk bisa menembus lokasi PETI tersebut karena sulitnya akses.
Mengetahui anaknya masih hidup, Amrin sempat mendesak tim SAR gabungan dan Kapolres Kotamobagu bersama warga untuk memaksimalkan upaya evakuasi, agar anaknya secepatnya bisa diselamatkan.
Sayangnya, pencarian tidak memungkinkan lagi dilakukan dengan menggunakan peralatan manual.
Apalagi kondisi bebatuan di dalam lubang yang labil bekas reruntuhan sangat berisiko dan membahayakan jiwa tim yang masuk.
Amrin terus nekat masuk ke dalam goa tambang yang runtuh hingga Kamis kemarin
“Saya coba panggil. Tapi tidak ada lagi suara,” ungkapnya
Ia berkata hari ini juga akan ke lokasi untuk mencari informasi tentang putranya yang sudah menikah dan memiliki 2 orang anak ini.
"Saya berharap mereka bisa ditemukan walaupun menggunakan alat berat saat evakuasi," harapnya
Dia berharap para korban bisa ditemukan dari balik reruntuhan material batuan.

41 Jam di Lubang, Meninggal Setelah Dievakuasi
Korban lainnya, Tedy Mokodompit (38) warga Desa Pontodon Timur berhasil dievakuasi tim gabungan Kamis (27/02/2019) sekitar pukul 14.30 Wita.
Tedy merupakan satu korban longsor dalam lubang tambang rakyat ilegal di Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), pada Selasa (26/2/2019)
Tedy mampu bertahan selama 41 jam di dalam lubang tambang hingga akhirnya bisa diselamatkan tim evakuasi.
Saat diselamtkan korban dalam kondisi memprihatikan dan kondisi tubuh lemah.
Petugas SAR harus melakukan amputasi kaki korban Tedy sebelah kiri karena terjepit batu.
Ketika korban berhasil dievakuasi keluar lubang.
Ia tak mengenakan pakaian dan ada sejumlah luka di bagian perut.
Tedy juga dipasang oksigen untuk membantu pernapasan. Namun, setelah berbagai upaya dilakukan.
Tedy tak bisa bertahan hidup. Dia menghembuskan napas terakhirnya.
Keluarga korban yang menunggu di lokasi berbeda tampak sangat sedih dan pasrah atas kejadian yang menimpa korban.
Jenazah Tedy pun dibawa dari lokasi tambang.
Tim evakuasi harus bersusah payah mengeluarkan korban lokasi karena sulitnya akses jalan.
Tandu harus dipindahkan secara estafet oleh tim evakuasi.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV
Follow juga akun instagram tribunmanado