Sosok Oma Masje Ompi, Istri Mantan Bupati Bolmong yang Jasadnya Ditemukan Mulai Membusuk di Manado
Inilah Sosok Oma Ompi, Istri Mantan Bupati Bolmong yang Jasadnya Ditemukan Nyaris Membusuk di Rumahnya
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - Penemuan jasad Mas Fein Ompi (83) (sebelumnya diberitakan Masje F Ompi) di rumahnya sempat menghebohkan Kelurahan Bumi Beringin, Kota Manado pada Rabu (13/2/2019) malam.
Pasalnya rumah tersebut berada di kawasan rumah pejabat baik wali kota Manado hingga Gubernur Sulut.
Rumah Oma Ompi berada lingkungan II. Dia ditemukan tak bernyawa diduga sudah meninggal beberapa hari sebelum ditemukan warga.
Oma tersebut memang tinggal seroang diri di rumah itu.
Oma akrab dipanggil warga dengan sebutan tante Mesye. Dia aktif di masyarakat baik jemaat maupun organisasi sosial hingga akhir hayatnya.
Berdasarkan riwayat hidup yang dibacakan Pnt WKI Jemaat GMIM Eben Heazer Bumi Beringin Dr Sandra Koruwa Kalesaran.
Oma Mesye menjadi paniti berdirinya GMIM Eben Heazer Bumi Beringin pada 1966 dan menjabat ketua III.
8 Februari1967, gedung gereja berdiri dan penyebutan nama jemaat Eben Heazer diusulkan dalam rapat panitia pendirian gereja. Penasahet diberi kesempatan ke peserta rapat untuk usulkan nama.
"Almarhum mengusulkan nama gereja GMIM Eben Heazer. Diambil dari 1 Smauel 7 ayat 12 dan diterima. Usai gereja di bangun menggunakan Eben Heazer hingga saat ini," ucap Sandra
Almarhumah merupakan istri dari almarhum Mayor Inf Daan Olli Bupati Bolaang Mongondow periode 1960 - 1965.
Tua-tua Jemaat
Penatua Jeffry Salilo, Wakil Ketua BPMJ GMIM Eben Haezer Bumi Beringin mengatakan, almarhumah Masje Ompi merupakan tua-tua jemaat yang ditokohkan dan menjadi inspirator jemaat. Dialah penggagas nama Eben Haezer Bumi Beringin.
Masje Ompi, katanya, aktif dalam setiap kegiatan ibadah gereja dan kolom sampai akhir hayatnya.
"Kami rindu dengan ide, gagasan brilian, teguran cara berpikir kritis beliau," ujar penatua Salilo.
Selama 20 tahun almarhumah menjadi pelsus, sejak 1974 sampai 1994 dan selanjutnya menjadi syamas.
Kehidupan almarhumah, kata Salilo, memberi arti bagi jemaat, bagi keluarga, dan bagi semua orang.
Almarhum banyak memberi buah dan menjadi berkat bagi sesama manusia.
Oma Masje adalah orang Kristen sejati yang takut akan Tuhan dan hidup penuh pengharapan.
Selain ulet, almarhumah adalah pekerja keras dan kritis dalam menyikapi berbagai persoalan.
Sikap dan tindakannya berdampak luar biasa bagi jemaat dan masyarakat.
"Bentuk perhormatan, apresiasi, dan respek terhadap almarhumah, bisa dilihat dari banyaknya pelayat yang datang ke rumah duka," tambahnya.
Jeffry berharap keluarga yang ditinggalkan tidak larut dalam duka cita.
Semua kebaikan yang ditinggalkan almarhum, katanya, harus menjadi teladan dan contoh bagi keluarga dan jemaat.
Wagub terkejut
"Dapat kabar duka, rasa-rasanya tidak hanya saya melainkan kita semua terkejut," kata Wakil Gubernur Provinsi Sulut Penatua Steven Kandouw di ibadah pemakaman, di GMIM Eben Eben Haezer Bumi Beringin.
Wagub tahu persis sosok almarhumah yang jarang sakit dan selalu enerjik.
Wagub mengaku sangat dekat dengan almarhumah, terutuma ibu dan ibu mertuanya.
Tahu dan kenal dengan sosok yang dikenal keras itu, bukan sejak tinggal di rumah dinas Wagub Sulut atau Ketua DPRD Sulut, melainkan sejak tahun 90 an saat Kandouw masih pacaran sampai menikah dengan sang istri, Ny Devi Kartika Kandouw Tanos.
"Teringat waktu era tahun 97 dan 98, setiap ibadah kolom almarhumah sangat rajin dan memberi teladan di tengah jemaat maupun masyarakat. Beliau banyak memberikan inspirasi saya pribadi dan boleh jadi juga menjadi inspirasi bagi semua orang," kenang Ketua Komda Lansia Sulut ini.
Menurut Wagub, ada dua hal yang dapat dijadikan panutan dan teladan dari almarhumah.
Pertama, determinasi, hingga usia 83 tahun determinasi untuk hidup beliau sangat luar biasa.
Tidak pernah mengeluh masalah finansial dan material setiap bertemu dengan Wagub ataupun keluarga Wagub. Determinasi dan daya tahun hidup yang luar biasa.
"Jarang ada orang seperti almarhumah," tambahnya.
Dalam kehidupan pelayanan, hingga usia 83 tidak pernah meninggalkan agenda religi kolom, jemaat hingga tingkat sinode.
"Dua tahun lalu bertemu di Ratahan Minahasa Tenggara (Mitra) dalam rangka hari lansia dan tahun lalu di Walenetou Tondano Minahasa masih juga hadir," kenang Wagub Steven Kandouw.
Kedua, lanjut Kandouw, kemampuan almarhumah untuk bertahan dalam segala hal di tengah keterbatasan, memotivasi, men-drive semua untuk aktif dalam kehidupan gereja.
Katanya, pengalaman hidup oma Masje tersebut mengajarkan semua orang tentang kemampuan untuk bertahan hidup dan determinasi.
"Simpati, empati dan apresiasi untuk almarhum. bagi kita semua yang ditinggalkan jadi patokan dan role model untuk rajin ke kolom, beribadah, rajin memberi," tandasnya.

Berikut riwayat hidup almarhumah yang disemayamkan di gedung Gereja GMIM Eben Heazer dan dikebumikan di pekuburan Kuhun Jalan 17 Agustus Manado.
- Nama: Mas Fein Ompi
- Lahir: 28 April 1935,
- Ayah: Alexander Hendrik Ompi
- Ibu: Yacoba Ompi Lumanau,
- Suami: Bapak Olii mantan Bupati Bolmong 1960 sampai 1965
- Kakak beradik: Dolly, Joni, Adri, Hari Fantje semuanya almarhum
- Keluarga terdekat yang masih hidup, anak dari Hari Fantje Ompi
- Pendiri persatuan wantia Kristen Indonesia tahun 1960,
- Pendiri SLB tuna netra Bartemeus Manado dan panti tuna netra sebagai sekretaris panti dan penyelenggara SLB
- Pelayanan khusus di jemaat GMIM Eben Heazer Bumi Beringin,
- Pendiri Jemaat
- Periode Pelayanan di Jemaat:
- Tahun 1974-1977 syamas kolom 1A
- Tahun 1978-1981 syamas kolom 5
- Tahun 1982-1985 syamas kolom 7
- Tahun 1986-1989 syamas kolom 7
- 1990-1994 syamas kolom 7
13. Tutup usia 83 tahun 10 bulan,
TONTON JUGA: