Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Soal Uang Bangun Tembok Perbatasan, Begini Ekspresi Trump

Polemik rencana pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko tak kunjung berujung. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
AFP/Mandel Ngan
(Kiri ke kanan) Presiden ASmerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump; mantan presiden AS Barack Obama dan Michelle Obama; mantan presiden AS Bill Clinton dan Hillary Clinton; mantan presiden AS Jimmy Carter dan Rosalynn Carter menghadiri pemakaman kenegaraan mantan presiden AS George HW Bush di Washington National Cathedral di Washington DC, Rabu (5/12/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON DC – Polemik rencana pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko tak kunjung berujung. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump angkat suara setelah Kongres memutuskan berapa uang yang dia dapatkan untuk membangun tembok perbatasan Meksiko.

Baik politisi Demokrat maupun Republik menyetujui paket penawaran pembangunan tembok sebesae 1,4 miliar dollar AS, atau Rp 19,6 triliun, dan program pengamanan lain.

Diwartakan AFP Rabu (13/2/2019), jumlah tersebut tidak sampai setengah dari 5,7 miliar dollar AS, atau Rp 79,9 triliun, yang diminta Trump.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya senang. Maupun saya tidak bisa berkata bahwa saya terkesima," kata

Trump saat rapat kabinet di Gedung Putih. Namun, kesepakatan itu dilaporkan memuaskan kedua belah pihak, dan cukup membuat Trump tak jadi mendeklarasikan penutupan layanan pemerintah ( shutdown).

"Saya tidak berpikir kalian bakal melihat shutdown kembali," ujar Trump seraya berujar dia bakal berjuang agar jumlah dananya bertambah. Para politisi Republik mendesak presiden 72 tahun tersebut supaya menerima apa yang sudah menjadi kesepakatan Kongres.

Senator Richard Shelby yang merupakan negosiator ulung Republik dilaporkan berkata kepada Trump paket pendanaan itu "cukup bagus". Pada Selasa malam waktu setempat (12/2/2019), Trump mengunggah kicauan di Twitter berisi ucapan terima kasih atas kerja keras wakil rakyat dari Republik.

Dia menuturkan salut dengan kerja mereka dalam menangani "Radikal Kiri" dalam membahas isu tentang keamanan di perbatasan Meksiko. "Bukan tugas yang mudah. Namun Dinding saat ini sedang dibangun, dan bakal menjadi prestasi bagi kelanjutan hidup dan keamanan negara kami," ulas Trump.

Dana yang dikucurkan tersebut bakal membiayai proyek pembangunan tembok sepanjang 88,5 kilometer di perbatasan AS-Meksiko. Ratusan kilometer perbatasan dilaporkan sudah mendapat penghalang. Namun Trump bersikukuh mereka butuh yang lebih solid untuk menangkal "invasi" migran.

Demokrat menyebut presiden ke-45 itu sengaja melebih-lebihkan isu perbatasan demi mendapat suara dari kelompok sayap kanan.

Pada Desember 2018, Trump menekan Kongres untuk meluluskan permintaannya dengan menolak menandatangani sejumlah anggaran negara.

Akibatnya, AS mengalami shutdown yang berimbas kepada 800.000 pegawai negeri mulai dari petugas bandara hingga Badan Penyelidik Federal (FBI).

Meski begitu, Demokrat tetap kukuh tak memberi izin dan memaksa Trump melunak dengan adanya pendanaan sementara dan mengakhiri shutdown di hari ke-35.

Kali ini, Republik yang tidak ingin melihat adanya shutdown kedua mulai melobi Demokrat, dan meninggalkan Trump dengan sedikit dukungan politik.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menjelaskan kompromi antara politisi dua partai tradisional AS itu jelas sebuah kabar bagus.

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, tiba bersama istrinya, Ibu Negara Pertama AS Melania Trump untuk menghadiri upacara di Arc de Triomphe di Paris, Minggu (11/11/2018).
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, tiba bersama istrinya, Ibu Negara Pertama AS Melania Trump untuk menghadiri upacara di Arc de Triomphe di Paris, Minggu (11/11/2018). (AFP/Ludovic Marin)

Trump Kukuh Bangun Tembok Perbatasan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja memulai pidato kenegaraan tahunan di depan Kongres pada Selasa (5/2/2019) malam waktu setempat.

Sejauh ini, Trump menyerukan penolakan terhadap "politik balas dendam" dalam pidatonya dan mendesak Kongres untuk bekerja sama. Pria berusia 72 tahun tersebut sekali lagi menegaskan janjinya untuk membangun tembok perbatasan AS- Meksiko.

"Saya akan membuat tembok itu dibangun," katanya dalam pidato State of the Union, seperti diwartakan kantor berita AFP. Trump menilai, tembok perbatasan akan mengamankan negara dari berbagai aksi kejahatan yang diklaimnya berasal dari imigran.

"Sederhananya, tembok bekerja dan menyelamatkan hidup. Jadi mari kita bekerja sama, berkompromi, dan mencapai kesepakatan yang akan membuat Amerika aman," ucapnya.

Dia mengingatkan kembali tentang proprosal ke Kongres tentang upaya mengakhiri krisis di perbatasan selatan, termasuk mengirimkan banyak bantuan kemanusiaan, penegak hukum, personel pendeteksi narkoba di pelabuhan, dan sebagainya.

"Pada masa lalu, sebagian besar orang di ruangan ini memilih tembok, tapi dinding yang tepat tidak pernah dibangun. Saya akan membangunnya," tutur Trump.

Pernyataannya soal tembok perbatasan dilontarkan selang 10 hari sebelum batas waktu bagi Kongres mencapai kesepakatan soal pendanaan keamanan perbatasan.

Seperti diketahui, Trump mengajukan anggaran 5,7 miliar atau Rp 80 triliun untuk membangun tembok.

Sebelumnya, Partai Demokrat dan Partai Republik gagal menghasilkan kesepakatan jangka panjang mengenai permintaan Trump itu sehingga mengakibatkan shutdown terpanjang dalam sejarah AS.

Selain membahas tembok perbatasan, Trump juga mengaku akan bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 27-28 Februari 2019 di Vietnam.

"Jika saya tidak terpilih sebagai presiden AS, menurut saya, negara akan berada dalam perang besar dengan Korea Utara," ucapnya.

Cegah "Shutdown" Terulang, Republik dan Demokrat Ambil Jalan Tengah

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuju perbatasan Texas pada Senin (11/2/2019) untuk menegaskan kembali tentang tembok yang diklaimnya akan berhasil.

Di saat yang sama, dua partai di AS mengumumkan jalan tengah yang telah dicapai untuk mencegah terjadinya penutupan pemerintahan federal atau shutdown. Kesepakatan itu digelar dalam rapat tertutup di Washington DC, usai pembahasan sengit selama berjam-jam.

Laporan BBC menyebutkan, Partai Demokrat yang saat ini mengendalikan DPR tetap menolak anggaran senilai 5,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 80 triliun untuk proyek tembok perbatasan ala Trump.

Namun, Partai Republik dan Demokrat sepakat untuk menyetujui pengajuan belanja senilai 1,37 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,3 triliun untuk pagar baru di perbatasan AS bagian selatan itu.

Meski sudah ada kesepakatan, masih butuh persetujuan Kongres dan tanda tangan presiden. "Kami pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan tentang Keamanan Dalam Negeri dan enam RUU lainnya," kata Senator Richard Shelby dari Partai Republik, seperti dikutip dari AFP.

Jumlah yang diputuskan itu nantinya akan mendanai sekitar 89 km pagar perbatasan, yang berlokasi di daerah Rio Grande Valley di Texas selatan. Padahal Trump menjanjikan pembangunan tembok perbatasan sepanjang 3.200 km.

Penghalang akan dibangun di Rio Grande Valley berdasarkan desain yang telah ada, seperti menggunakan bilah logam dan bukan dinding beton seperti keinginan presiden.

Selain soal pagar perbatasan, dua kubu juga mencapai kesepakatan untuk mengurangi jumlah tempat tidur di pusat penahanan migran menjadi 40.250 dari 49.057 buah saat ini.

Sementara itu, di depan para pendukungnya di sebuah stadion dengan spanduk raksasa bertuliskan "Finish the Wall" di El Paso, Trump meyakinkan tembok raksasa akan efektif. "Tembok akan berhasil... Tembok akan menyelamatkan jiwa," ujarnya. "Kita butuh tembok dan itu harus dibangun," imbuhnya. *

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Tak Senang soal Uang Bangun Tembok Perbatasan, tetapi..."

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved