Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecanduan Bercinta Justin Bieber Sewa Perempuan Pemuas Nafsu

Pengakuan mengejutkan disampaikan oleh artis papan atas Amerika Justin Bieber yang mengaku kecanduan bercinta.

Editor:
Tribun Jatim
istimewa38 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Pengakuan mengejutkan disampaikan oleh artis papan atas Amerika Justin Bieber yang mengaku kecanduan bercinta.

Kali ini Tribun Manado akan mengulas beberapa info kesehatan penting seputar kecanduan bercinta seperti yang dialami Justin Bieber.

Melalui majalah Vogue seperti yang diulas dalam CLEO Singapura pada Jumat (8/2/2019), Justin Bieber menceritakan kehidupan percintaan, terutama kehidupan seksnya.

Seperti diketahui, sebelum menikah dengan Hailey Baldwin, Justin Bieber pernah dekat dengan beberapa wanita.

Sebut saja, Baskin Champion, Selena Gomez, Paola Paulin, dan Sofia Richie.

 

Dalam wawancara dengan Vogue, Justin mengaku dia kecanduan bercinta.

Dia menggambarkan itu sebagai 'masalah yang nyata dengan seks."

"Saya pikir seks dapat menyebabkan banyak rasa sakit," katanya dikutip dari Suar.Grid.ID, Senin (11/2/2019).

Justin juga mengaku menyalahgunakan xanax, obat yang termasuk ke dalam jenis obat benzodiazepine, yang digunakan untuk mengatasi depresi, sindrom kecemasan, serta gejala panik yang berlebihan.

Itu terjadi antara tahun 2013 - 2014.

"Saya mendapati diri saya melakukan hal-hal yang membuat saya sangat malu. Melakukan promiskuitas (praktik seks bebas) dan banyak hal. Dan saya pikir saya menggunakan xanax karena saya sangat malu," ujarnya.

Contohnya, ia pernah ketahuan berkunjung ke rumah bordil Brasil pada bulan November 2013.

Penyanyi 24 tahun itu meninggalkan rumah bordil dengan hanya menutup tubuhnya dengan seprai, tetapi tatonya yang terlihat membuat identitasnya terbongkar.

Dalam artikel itu disebutkan, Justin Bieber menghabiskan lebih dari tiga jam di sana dan membayar seorang wanita sebesar 500 dolar AS atau setara Rp 7 juta untuk menggunakan jasanya.

Selama sekitar satu tahun, ia juga memilih menjadi selibat – memutuskan hidup tanpa menikah.

Sampai akhirnya Justin Bieber dan pasangannya kini Hailey memutuskan menikah pada tahun 2018.

Justin menjelaskan bahwa salah satu alasan mengapa dia dan Hailey bergegas untuk menikah karena dia ingin berhubungan seks dengannya.

Tapi, tentu saja, itu bukan satu-satunya alasan.

Dia berkata, “Ketika saya melihatnya Juni lalu, saya hanya lupa betapa saya mencintainya dan betapa saya merindukannya dan betapa banyak dampak positif yang dia buat dalam hidup saya. Saya seperti, sapi suci, ini yang saya cari. ”

Bahaya Kecanduan Seks

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel berjudul "Bahaya Kecanduan Seks", menurut para ahli, kecanduan bercinta adalah kegiatan seks yang sesuai ukuran kelaziman tergolong di luar kendali.

Pengidap kecanduan bercinta merasa terdorong untuk mendapatkan dan membenamkan diri dalam kegiatan seksual, meski menyadari semua risiko yang mungkin dihadapi.

Seks bisa menimbulkan kecanduan sebagaimana alkohol dan obat-obat terlarang.

Saat berkegiatan seks, tubuh melepaskan senyawa kimia yang membuat tubuh kita menjadi nyaman.

Sejumlah orang menjadi kecanduan untuk mengeluarkan senyawa kimia ini dan menjadi terobsesi untuk mendapatkan lagi dan lagi dan lagi, rasa nyaman yang ditimbulkan.

Sebagaimana kecanduan terhadap yang lainnya, tubuh semakin terbiasa dengan terlepasnya senyawa kimia tersebut.

Tubuh pecandu butuh jumlah yang semakin banyak, semakin banyak, dan semakin banyak, yang artinya merasa butuh hubungan seks terus, tak pernah ada puasnya.

Di antara terpenuhinya kebutuhan seksual dan senyawa kimia yang tinggi, muncullah keterpurukan.

Hal ini sering dikenali dengan adanya perasaan malu, menyesal, menderita, memelas, dan gelisah.

Pengidap kecanduan bisa merasa terpencil, terisolasi, dan tak berdaya untuk mengubah perilakunya.

Nah, seiring dengan terus berputarnya lingkaran tak berujung itu, pengidap kecanduan terus berupaya mendapatkan seks sebagai upaya untuk melarikan diri dari perasaan yang membelenggu.

Mengingat kecanduan bercinta lazim disertai dengan perasaan malu dan tercela, menurut situs milik Dr Patrick Carnes, seorang konsultan dan pakar kecanduan bercinta terkemuka, www.sexhelp.com, pengidap jadi sering menemukan kesulitan untuk mendapatkan pertolongan.

Karena alasan ini pula, tipe profil penderita kecanduan seks sulit didapatkan.

Tanda-tanda Kecanduan Seks

Lalu, seperti apakah tanda-tanda dari mereka yang menderita kecanduan bercinta?

Dr Patrick Carnes mengisyaratkan adanya 10 kemungkinan tanda yang perlu diwaspadai:

1. Merasakan bahwa perilaku Anda tidak terkendali.

2. Sadar bisa muncul akibat yang parah bila Anda terus berlanjut dengan perilaku itu.

3. Merasa tak sanggup menghentikan perilaku Anda meski sadar akan akibatnya.

4. Tetap memburu kegiatan yang destruktif dan/atau berisiko tinggi itu.

5. Terus berharap akan menghentikan atau mengendalikan apa yang Anda lakukan dan bertindak aktif untuk membatasi kegiatan berbahaya yang Anda lakukan.

6. Menggunakan fantasi-fantasi seksual sebagai cara untuk mengatasi perasaan atau situasi sulit.

7. Butuh melakukan seks terus-menerus agar selalu merasa nikmat.

8. Menderita akibat perasaan yang terus bergejolak di seputar kegiatan seks.

9. Menghabiskan banyak waktu guna merencanakan, melakukan, atau menyesali dan melakukan lagi kegiatan seksual.

10. Mengabaikan kegiatan sosial, kegiatan kantoran, dan kegiatan rekreasional yang penting demi seks.

Bentuk kecanduan dan akibat kecanduan dapat memperlihatkan berbagai bentuk, tetapi umumnya dikenali dari perilaku yang terasa di luar kendali.

Perilaku ini mencakup:

- Menghabiskan banyak waktu untuk menikmati produk-produk pornografi

- Masturbasi tak terkendali

- Ekshibisionisme, Voyeurisme, Fetishes

- Seks berisiko tinggi

- Pergi ke tempat pelacuran 

- Telepon seks

- Terlibat perselingkuhan

- Berhubungan seks dengan pasangan yang baru saat itu dikenal

Penyebab

Dilansir dari Nakita.Grid.ID (grup TribunJatim,com), meskipun penyebab perilaku ini tidak jelas, mereka mungkin termasuk:

- Ketidakseimbangan bahan kimia otak alami.

Bahan kimia tertentu di otak kita (neurotransmiter) seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin membantu mengatur suasana hati.

Namun bila hormon tersebut dalam jumlah yang tinggi, memungkinkan berhubungan dengan perilaku seksual kompulsif.

- Perubahan jalur otak.

Perilaku seksual kompulsif dapat menjadi kecanduan yang, seiring waktu, menyebabkan perubahan dalam sirkuit saraf otak, terutama di pusat-pusat penguatan otak.

Seperti kecanduan lainnya, konten dan rangsangan seksual yang lebih intensif biasanya diperlukan dari waktu ke waktu untuk mendapatkan kepuasan atau pertolongan.

- Masalah kesehatan yang memengaruhi otak.

Penyakit atau masalah kesehatan tertentu, seperti epilepsi dan demensia, dapat menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang memengaruhi perilaku seksual.

Selain itu, pengobatan penyakit Parkinson dengan beberapa obat agonis dopamin juga dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif. 

Cara pengobatan melalui terapi

Jika seseorang menderita kecanduan seks, ia memerlukan konseling di bidang kecanduan.

Kecanduan seks ini merupakan satu situasi jelas di mana seseorang butuh bantuan terapis, komunitas untuk berbagi, dan bahkan buku motivasi untuk sembuh.

Dilansir dari HelloSehat, ada beberapa pilihan pengobatan untuk orang yang kecanduan seks, antara lain seperti berikut ini:

1. Terapi individu

Anda harus meluangkan waktu sekitar 30-60 menit dengan terapis kesehatan mental.

Di sini, Anda dan terapis akan fokus pada perilaku seksual Anda yang kompulsif serta gangguan yang terjadi bersamaan.

2. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)

Terapi CBT ini akan mengedepankan pada gagasan yang menyimpulkan bahwa perilaku, emosi,serta pikiran Anda saling terkait dan bekerja untuk mengubah pikiran negatif menjadi pemikiran positif.

3. Terapi psikodinamik

Terapi ini, mengaitkan adanya kenangan dan konflik yang tidak disadari mempengaruhi perilaku kecanduan seksual Anda.

Terapi psikodinamik ini akan mengungkap pengaruh awal masa kanak-kanak tentang kebiasaan saat ini atau faktor sekarang yang memicu hal terhadap kecanduan seks saat ini.

4. Dialectical-Behavioral Therapy (DBT)

Terapi ini, pada dasarnya terdiri dari 4 bagian, yaitu kelompok melatih keterampilan, perawatan individual, pembinaan DBT, dan konsultasi.

Keempat tahapan ini dirancang untuk mengajarkan empat keterampilan: kewaspadaan, toleransi bahaya, efektivitas interpersonal, dan mengatur emosi pecandu.

5. Terapi kelompok

Terapi kelompok ini akan dipimpin oleh terapis profesional.

Terapi kelompok dirancang untuk menggantikan perilaku negatif dan merugikan dengan perilaku pro-sosial yang positif.

Praktik terapi ini juga memberi  para pecandu keyakinan, bahwa dia tidak sendiri dan bisa saling mendukung satu sama lain untuk sembuh.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved