China Impor Beras Lalu Ekspor Lagi: Begini Rencana Bulog
Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) merespons wacana Perum Bulog mengekspor beras
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Sementara itu, Direktur Food Station Tjipinang Arief Prasetyo mengatakan stok beras di pasar induk Cipinang dalam angka yang cukup dengan simpanan 30 ribu ton dan paling tinggi dari tiga tahun terakhir. Harga berada di Rp 8.500 per kilogram dalam operasi pasar yang masih berjalan hingga saat ini. "Untuk Jakarta masih aman. Di pasar induk Cipinang, sangat aman sekali saat ini ya," kata dia.
Ia berharap keinginan untuk ekspor beras oleh Bulog segera terlaksana, karena hal tersebut merupakan keinginan bersama. Namun, jelasnya, perlu ada hal lain yang perlu diperhatikan. Infrastruktur, kesiapan untuk ekspor serta ketersediaan dalam negeri, harus dipenuhi terlebih dahulu.
"Saya mendukung penuh apabila Bulog ingin melakukan ekspor. Namun, perlu diperhatikan beberapa hal lainnya. Bagaimanapun ekspor beras ini adalah target kita bersama," imbuhnya.

Buwas Wacanakan Ekspor
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mewacanakan ekspor beras. Menurutnya, kualitas beras Indonesia tidak kalah dibanding dengan negara lain. Oleh karena itu, Indonesia percaya diri untuk mengekspor sebagian beras hasil panen raya, akhir April mendatang.
"Saya kira beras kita bisa (bersaing dengan produk beras di luar negeri). Beberapa wilayah di kita itu menghadilkan beras berkualitas kok," ujar Budi saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, 22 Januari 2019.
Ekspor dilakukan untuk mengantisipasi penuhnya stok di gudang Bulog. Hingga Januari, cadangan beras pemerintah (CBP) sudah mencapai 2,1 juta ton. Adapun kapasitas tampung gudang Bulog secara nasional sekitar 3,6 juta ton beras.
"Jadi sulit menyerap lebih banyak lagi. Jadi yang panen yang akan diekspor," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso. Buwas mengaku sudah mengomunikasikan hal ini kepada beberapa negara Asia yang berpotensi menjadi importir beras RI.
Sebagai informasi, Indonesia masih tercatat sebagai pengimpor beras. Total impor beras dalam kurun waktu 4 tahun (2015-2018) sebesar 4,7 juta ton. Pada kurun waktu 2010-2014 mencapai 6,5 juta ton.
Rencana ekspor beras ini sendiri, akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Beberapa negara sudah bersedia menjadi tempat berlabuh beras-beras petani Indonesia.
Namun, Buwas enggak menyebutkan negara mana saja yang dimaksud. "Ada lah negara yang sudah kami hubungi. Respons mereka bagus," ujar mantan Kepala Bareskrim Polri itu.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, buka suara. Darmin menegaskan yang namanya ekspor harus berkelanjutan bukan cuma sekali, apalagi ke negara-negara ASEAN. Oleh sebab itu, Darmin menegaskan, kalau hanya sekali ekspor tidak perlu dilakukan.
Darmin menyebutkan akan lebih baik ekspor komoditas, termasuk beras, dilakukan secara berkelanjutan. "Kalau bisa ekspor itu harus terus-menerus. Itu baru ekspor namanya. Tapi kalau cuman sekali-sekali peristiwa ekspor, sudahlah lupakan," jelasnya
Lebih jauh, Darmin menegaskan bahwa yang terpenting adalah tetap menjaga harga beras agar stabil, tidak naik maupun turun. "Dijaga saja harganya," kata dia. (tribun network/rio/rez)