Disebut Dirinya Diktator, Jokowi: Saya bukan Pelanggar Hukum, dan Tidak Memiliki Beban Masa Lalu
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) menegaskan dirinya bukanlah seorang yang diktaktor.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) menegaskan dirinya bukanlah seorang yang diktaktor.
Ia juga mengarakan, jika dirinya tidak memiliki masa lalu dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri Deklarasi Alumni Trisakti di Hall Basket, Senayan, Jakarta, Sabtu (9/2/2019).
Bahkan, Jokowi mengucapkan hal itu dengan menggunakan megaphone berwarna merah pemberian ketua Alumni Trisakti mendukung Jokowi Muanto Hatta.
“Bapak-ibu sekalian, saya bukan diktator, saya bukan pelanggar hukum, dan saya juga tidak memiliki beban masa lalu,” kata Jokowi.
“Itu saja, terima kasih banyak atas pemberian megaphone kepada saya,” tambahnya.
Baca: Bupati Royke Roring Minta Jajarannya Koperatif Dengan BPK
Baca: Jelang Pilpres, DPC Prabowo-Sandi Targetkan 73 Persen di Kota Tangerang
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mendapatkan jaket jeans berwarna biru betuliskan ‘Suara Reformasi’ dan juga megaphone berwarna merah sebagai simbol deklarasi dukungan Alumni Universitas Trisakti untuk Jokowi-Ma’ruf di pilpres 2018.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menyambut positif dan mengapresiasi sikap para Alumni Universitas Trisakti yang sudah mendukungnya.
Perwakilan Alumni Trisakti membacakan deklarasi dukungan untuk pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Ribuan Alumni yang hadir turut mengikuti saat membacakan isi deklarasi.
Berikut isi deklarasi Alumni Trisakti Untuk Jokowi:
Ikrar
Kami Alumni Trisakti
1. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila undang-undang 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Akan selalu mengawal menjaga semangat da
n nilai-nilai Reformasi 1998 menegakkan HAM yang berkeadilan demi keamanan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
3. Kami alumni Trisakti pendukung Jokowi mendukung pasangan Jokowi Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia periode 2019-2024
Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi perjuangan kami
Sementara itu, kompas.com pernah membuat daftar diktator dunia.
Baca: Bagaimana Jadinya Kalau Mantan dan Pacar Bertemu Dalam Satu Acara
Baca: 2 Warga Afganistan di Rudenim Manado Lakukan Bakar Diri, Sajjad: Kami Bukan Pembuat Kriminal
Inilah daftarnya dikutip dari kompas.com yang dikutip dari Laman Deutsche Welle :
1. Mao Zedong
Tangan Mao Zedong bersimbah darah rakyat China.
Salah satu program politiknya, "Lompatan Jauh ke Depan" yang dilancarkannya tahun 1958 untuk mencontek model ekonomi Uni Soviet menewaskan hingga 45 juta orang.
Hampir 10 tahun kemudian ia mendeklarasikan Revolusi Kebudayaan demi memberangus budaya borjuis. Hasilnya sekitar 30 juta orang tewas.
2. Adolf Hitler
Tidak terhitung kejahatan yang dilakukan Adolf Hitler.
Penguasa Nazi Jerman ini memerintahkan pembantaian 11 juta orang, yang enam juta di antaranya kaum Yahudi.
Dia juga menyeret dunia ke dalam perang yang merenggut hingga 70 juta korban jiwa.
Ironisnya, setelah takluk, Hitler bunuh diri karena takut ditangkap pasukan Uni Soviet.
3. Josef Stalin
Oleh Vladimir Lenin, salah seorang pendiri Uni Soviet, Josef Stalin dicap sering berperilaku "kasar".
Pria yang kemudian memimpin Soviet melawan Nazi di Perang Dunia II itu terkenal kejam terhadap musuh politiknya.
Tercatat hingga 20 juta orang mati di kamp konsentrasi alias Gulag selama 31 tahun kekuasaan Stalin.
4. Pol Pot
Pemimpin gerakan Khmer Merah ini cuma butuh waktu empat tahun untuk melumat satu juta nyawa penduduk Kamboja.
Korban sebagian besar meninggal karena bencana kelaparan, siksaan di penjara, kamp kerja paksa, atau pembunuhan.
Setelah dilengserkan dari jabatan perdana menteri oleh Vietnam, Pol Pot melancarkan perang gerilya dari hutan Kamboja hingga kematiannya tahun 1998.
5. Saddam Hussein
Kebencian diktator Irak Saddam Hussein terhadap etnis Kurdi nyaris tak mengenal batas.
Selama kekuasaannya sejak tahun 1979 hingga 2003, tercatat hingga 300.000 warga Kurdi tewas di tangan pengikut dia.
Secara keseluruhan, Saddam bertanggung jawab atas kematian hampir satu juta penduduk Irak.
Ia dihukum gantung tahun 2006 setelah digulingkan Amerika Serikat.
6. Idi Amin
Selama tujuh tahun kekuasaannya, Presiden ketiga Uganda ini membunuh lebih dari 250.000 penduduk lewat penyiksaan, asasinasi, dan pembersihan etnis.
Ia kemudian mendapat julukan "Jagal Uganda". Setelah lengser, Amin melarikan diri ke Arab Saudi.
Hingga kematiannya, Idi Amin selama bertahun-tahun tinggal di kamar terbaik di sebuah hotel mewah di Jeddah.
7. Mengistu Haile Mariam
Setelah menjatuhkan Kerajaan Etiopia bersama Partai Komunis, Mengistu Haile Mariam melancarkan kampanye berdarah bernama "teror merah" terhadap musuh politiknya.
Selama dua tahun antara 1977 dan 1978, ia membunuh hampir setengah juta penduduk.
Mengistu lalu dihukum mati tahun 2006 oleh Pemerintah Etiopia dengan dakwaan melakukan genosida.
Baca: Serda Helik G Potaboda Bantu Panen Jagung Petani Lolak
Ia sempat kabur ke jiran Zimbabwe untuk meminta perlindungan.
8. Kim Jong Il
Cuma Kim Jong Il yang tahu bagaimana cara membunuh jutaan orang dan tetap dipuja bak dewa.
Lantaran militerisasi ekonomi dan korupsi yang merajalela, tak kurang dari 2,5 juta penduduk Korea Utara tewas.
Mereka tewas akibat kemiskinan dan bencana kelaparan di pertengahan dekade 1990-an. Di tangan "Sang Pemimpin Besar", satu generasi Korea Utara mengalami gangguan pertumbuhan karena malanutrisi.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di wartakotalive.com dengan link http://wartakota.tribunnews.com/2019/02/10/jokowi-tegaskan-dirinya-bukan-diktator-dan-ini-daftar-8-diktator-dunia?page=all