Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NASA Ungkap Fakta Baru Penyebab Likuifaksi Petobo dan Gempa Palu, Ilmuan JPL Terkejut

NASA mengungkap fakta terbaru mengenai bencana Likuifaksi di Kampung Petobo dan gempa palu di Sulawesi Tengah.

Editor: Alexander Pattyranie
Proses Likuifaksi di Perumahan Petobo, Palu 

Ilmuwan terkejut oleh kecepatan gempa di Palu yang sangat konstan, mengingat bentuk sesar di Sulawesi Tengah sendiri.

Selama ini ilmuwan meyakini gempa bumi berkecepatan tinggi alias supershear hanya terjadi pada sesar yang berbentuk lurus sehingga tidak menciptakan banyak rintangan bagi pergerakan gempa bumi.

Kesaksian Para Korban Selamat

Rumah amblas ke dalam tanah, lalu naik ke permukaan hingga dua meter, aspal seperti dipelintir, tanah menggunung setinggi lima meter dan mengeras dalam 14 hari setelah fenomena Likuifaksi di Petobo, Palu.

Kini yang selamat kembali ke bekas rumah mereka, mencari barang-barang yang masih bisa digunakan.

Gundukan tanah bagai bukit bercampur puing bangunan di atas area seluas 180 hektare merupakan medan yang tidak bersahabat lagi bagi Hasnah Hamid, ibu empat anak, yang selamat dari musibah itu di Petobo.

Rumahnya sulit ditemukan, karena sudah bercampur dengan tanah yang mengeras.

Hasnah mengikuti jejak eskavator yang lebih aman untuk dipijak. "Sudah tidak ada pohon, tertelan lumpur," katanya.

Hasnah membuka payungnya, melindungi dirinya dari teriknya sinar matahari.

Alat berat itu sejak 1 Oktober lalu beroperasi untuk membelah gundukan lumpur yang menelan ribuan rumah dan kendaraan, membuat jalan baru agar proses pencarian korban lebih mudah.

Hasnah selamat karena ia tidak berada di rumahnya saat bencana itu terjadi.

Suasana di kampung Petobo pasca gempa dan tsunami, Sabtu (6/10/2018).
Suasana di kampung Petobo pasca gempa dan tsunami, Sabtu (6/10/2018). (akbar/tribunbarru.com)

"Sore itu berada di Tolitoli, saat gempa terasa, saya baru tahu rumah hancur malamnya, akhirnya ke Palu pukul delapan malam, jalur Kebun Kopi terputus, sehingga baru sampai rumah paginya." Kata Hasnah sambil berjalan dan menerka letak rumahnya.

Suami dan anaknya berada di dalam rumah.

Ketika merasakan gempa, mereka langsung lari keluar rumah dan menyelamatkan diri.

"Suami saya bilang, tanah seperti bergelombang dan retak," tambah Hasnah.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved