Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Deretan Fakta Lomba Mancing Hadiah Mobil - Hadiah Mobil si Pria Tunagrahita Ditukar dengan Rp 5 Juta

Lelaki yang diketahui seorang tunagrahita ini diganjar uang Rp 5 juta oleh panitia perlombaan dari hadiah mobil yang seharusnya ia terima.

Editor: Indry Panigoro
KolaseTribunmanado.co.id/ist
Deretan Fakta Lomba Mancing Hadiah Mobil - Hadiah Mobil si Pria Tunagrahita Ditukar dengan Rp 5 Juta 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada yang menarik dalam perlombaan Mancing Mania Nusantara 34 Provinsi di Selat Air Hitam Kepulauan Meranti

Bagaimana tidak, salah seorang peserta bernama Fahri, yang seharusnya mendapatkan satu unit mobil sebagai hadiah dari perlombaan, malah hadiahnya ditukar dengan uang Rp 5 juta.

Lelaki yang diketahui seorang tunagrahita ini diganjar uang Rp 5 juta oleh panitia perlombaan dari hadiah mobil yang seharusnya ia terima.

Padahal fahri sudah sempat memegang simbol kunci mobil sebagai hadiah yang akan diterimanya atas kemeangan dalam lomba memancing tersebut.

Deretan Fakta Lomba Mancing Hadiah Mobil - Hadiah Mobil si Pria Tunagrahita Ditukar dengan Rp 5 Juta
Deretan Fakta Lomba Mancing Hadiah Mobil - Hadiah Mobil si Pria Tunagrahita Ditukar dengan Rp 5 Juta (KolaseTribunmanado.co.id/ist)

Namun apa daya, panitia membatalkan kemenangan Fahri dengan alasan Fahri telah bebruat curang.

Panitia mengaku mendapat laporan bahwa ikan yang didapatkan Fahri merupakan hasil jaring bukan pancing.

Jadilah panitia membatalkan hadiah mobil kemudian menggantinya dengan uang Rp 5 juta.

Ternyata Fahri tidak terima dengan perlakuan panitia.

Ia pun kemudian membawa masalah tersbeut ke jalur hukum.

Belakangan didapatkan informasi bahwa pihak panitia ternyata sudah survey mobil di Pekanbaru, namun urung membelinya.

Bagaimana sebenarnya kisah Fahri yang gagal dapatkan mobil dari perlombaan mancing, berikut ini fakta-fakta kasus tersebut seperti pengakuan narasumber kepada tribunpekanbaru.com.

Dapat Ikan 8 Kilogram

Fahri seorang warga Desa Batang Meranti Kecamatan Pulau Merbau yang mengikuti lomba Mancing Mania Nusantara 34 Provinsi di Selat Air Hitam Kepulauan Meranti  yang berlangsung pada Sabtu (27/1/2019).

Pada perlombaan tersebut ia mendapatkan ikan Ikan Kurau seberat 8 kilogram.

Selamat rekan Fahri yang mengaku berada didekat Fahri saat mendapatkan ikan tersebut menuturkan ia melihat sendiri saat Fahri mendapatkan ikan.

Sekitar pukul 10:00 WIB, 2 jam setelah waktu lomba memancing dimulai, mata kail Fahri disambar Ikan Kurau sebesar 8 Kg. 

"Saya yang melihat langsung Fahri yang dapat ikan itu, karena posisi saya waktu itu berada tepat di belakang sampan dia. Jika ada panitia yang tidak mengakui itu hasil pancing, itu salah. Karena waktu itu panitia yang berada di laut sudah menerima dan ikan itu sudah ditimbang ditempat," kata Selamat Selasa (29/1/2019) sore.

Selain itu kata Selamat, yang menjadi kecurigaan panitia adalah ikan ketika akan diambil dalam kondisi sudah mati.

Namun Selamat membantah hal itu, dia mengatakan panitia lambat menjemput ikan itu, dimana ikan dijemput satu jam setelah ikan itu didapat.

"Lokasi tempat Fahri mendapat ikan itu di depan Pos Pol Air, Tanjung Motong. Waktu itu kami telpon panitia tidak ada jawaban, setelah satu jam baru panitia datang, dan ikan sudah dalam kondisi lemah," ungkap Selamat.

Kategori pemenang lomba adalah peserta yang mendapatkan ikan bersisik terberat.

Sampai masa akhir pertandingan tidak ada lagi peserta yang mendapatkan ikan sesuai kategori pemenang selain Fahri.

Diganti uang Rp 5 Juta

Fahri bahkan sudah menerima kunci mobil secara simbolis oleh panitia dan disaksikan oleh masyarakat ramai Taman Cik Puan saat perlombaan selesai.

Setelah menerima kunci mobil secara simbolis, kebahagiaan Fahri langsung sirna, pasalnya ada beberapa oknum panitia membawanya ke Hotel Grand Meranti di Jalan Kartini, Selatpanjang untuk membicarakan sesuatu terkait hadiah.

Sesampainya disana, tanpa didampingi teman, Fahri mengaku diinterogasi dan dituduh berbuat curang bahwa ikan itu bukan hasil pancing melainkan hasil jaring.

Dan jika tidak mengaku maka dia diancam akan dipolisikan.

Dengan perasaan takut dan terpaksa, akhirnya dia mengaku dan oleh panitia dia diberi uang Rp5 juta sebagai pengganti. Selain itu Fahri diketahui mengalami Tunagrahita.

Baca: Menang Lomba Mancing, Mobil Hadiah Ternyata Tak Jadi Diberikan Panitia

"Untuk diketahui, Fahri tak bisa bercakap, dia mengalami keterbelakangan mental. Untuk itu saya yang bicara seperti yang diceritakan Fahri kepada saya dan keluarga," ujarnya.

Dikatakan Selamat karena Fahri karena tidak mampu bertindak banyak Fahri hanya menerima saja.

"Yang jelas kami tak terima, kami sudah serahkan mandat ini ke kepala desa untuk dilaporkan ke polisi," kata Selamat lagi.

Dimediasi Kepala Desa

Pj Kepala Desa Batang Meranti, Zaujar kepada wartawan mengatakan pihaknya berupaya membangun komunikasi dengan pihak panitia pelaksana untuk meminta kejelasan.

Setelah dilakukan komunikasi, namun pihak panitia dinilai tidak kooperatif dan terkesan lepas tangan.

"Kita sudah berupaya membangun komunikasi dengan pihak panitia pelaksana untuk meminta kejelasan, namun pihak panitia terkesan lepas tangan," kata Pj Kepala Desa Batang Meranti, Zaujar, Kamis (31/1/2019).

Seperti yang diketahui, di dalam brosur lomba mancing yang telah disebar, terdapat nama Burhanuddin sebagai ketua panitia.

Setelah mencari berbagai informasi, akhirnya pihak desa yang ditunjuk keluarga untuk menyelesaikan permasalahan ini bisa menghubungi Burhanuddin selaku ketua panitia.

Namun Burhanuddin tidak mengaku jika dia bertanggung jawab atas kepanitian tersebut.

"Kami sudah berkoordinasi dengan ketua panitia, Pak Burhanuddin. Namun dia tidak mengaku bahwa dirinya adalah ketua panitia. Dia malah mengatakan tidak tahu siapa ketua panitia yang sebenarnya," ungkap Zaujar.

Terkait hal itu, Zaujar tetap berupaya membangun komunikasi untuk langkah mediasi untuk menyelesaikan permasalahannya ini.

"Kami tetap berupaya menjalin komunikasi dan mencari siapa ketua panitia yang sebenarnya," ungkapnya.

Dilaporkan ke Polisi

Pj Kepala Desa Batang Meranti, Zaujar kepada wartawan mengatakan pihaknya sudah berupaya membangun komunikasi dengan pihak panitia pelaksana untuk meminta kejelasan.

Namun Setelah dilakukan komunikasi, pihak panitia dinilai tidak kooperatif dan terkesan lepas tangan.

"Kita sudah berupaya membangun komunikasi yang baik dengan pihak panitia pelaksana untuk meminta kejelasan, namun pihak panitia terkesan lepas tangan," kata Pj Kepala Desa Batang Meranti, Zaujar, Jumat (1/2/2019).

Dengan tidak adanya itikad baik dari panitia untuk menyelesaikan permasalahan ini, akhirnya pihak desa menempuh jalur hukum.

Hari ini Jumat (1/2/2019) siang, Safari alias Fahri sebagai pemenang lomba mancing didampingi Pj Kades Batang Meranti Zaujar, Kabag Hukum Sekdakab Kepulauan Meranti Sudandri Jauzah SH dan Kapolsek Tebingtinggi Barat Iptu Bonardo Purba SH, serta beberapa rekan lainnya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Kepulauan Meranti.

"Upaya mediasi telah kita lakukan, namun belum membuahkan hasil jadi kita ambil langkah selanjutnya yakni dengan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian untuk ditindak lebih lanjut," ujarnya.

Dijelaskan Zaujar, pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar persoalan hadiah lomba mancing ini tidak berbuntut panjang, namun dari pihak panitia tidak menanggapi bahkan seperti lempar bola panas dan tidak ada pertanggungjawaban.

Selain itu ada desakan pihak keluarga yang menginginkan permasalahan ini cepat selesai.

"Kemarin sempat kita hubungi ketua panitianya namun sepertinya tidak ada jalan keluar dari persoalan ini. Kita maunya persoalan tidak sampai ke ranah hukum namun pihak keluarga korban dan masyarakat meminta persoalan ini segera diselesaikan. Dari pada kita menunggu tak kunjung selesai makanya kita serahkan kepihak berwajib," ungkapnya.

Baca: Jika Jadi Presiden, Prabowo akan Tawarkan Posisi Penting Pemerintahan pada Jokowi dan Maaruf

Baca: 15 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2019 Berbahasa Inggris Lengkap dengan Artinya, Cocok untuk Status

Baca: Salah Kaprah, Gong Xi Fat Chai Ternyata Bukan Selamat Tahun Baru Imlek, Ini Arti Sebenarnya!

Beredar Foto Panitia Survey Mobil

Pihak panitia lomba Mancing Mania Nusantara 34 Propinsi di Selat Air Hitam kini telah dilaporkan ke Polres Kepulauan Meranti.

Hal ini menyusul tidak adanya kejelasan dari pihak panitia terkait hadiah mobil yang menjadi hadiah utama dalam lomba tersebut.

Walaupun demikian sebelumnya beredar foto panitia yang sempat mendatangi dealer mobil Toyota yang ada di Pekanbaru.

Dari informasi yang dihimpun ternyata hadiah utama yang dijanjikan panitia berupa satu unit mobil Toyota Agya tidak jadi dibeli dan belum dibayar oleh pihak panitia.

Sebelumnya di baliho yang dipajang oleh panitia terdapat logo dealer mobil di Pekanbaru.

Selain itu juga beredar foto di platform media sosial, dimana ketua panitia dan beberapa anggota lainnya tampak sedang melakukan survei dan berkomunikasi dengan pihak di dealer mobil tersebut.

Dari hasil penelusuran, adapun lokasi tempat panitia tersebut bertransaksi berada di Jalan Dr Soetomo Tanjung Rhu, Lima Puluh, Kota Pekanbaru.

Pihak marketing dealer tidak menampik bahwa kebenaran foto tersebut adalah foto dirinya bersama panitia.

Namun dirinya mengatakan bahwa pihak pantia hanya melihat-lihat saja.

"Maaf Bapak, beliau tidak jadi belinya lewat saya. Foto itu beliau hanya cek harga dan menanyakan stok unit saja. Coba tanyakan saja dengan beliau Pak," kata Desi, sales yang ada di foto tersebut, Minggu (3/2/2019).

Pihak dealer itu juga menjelaskan, mobil yang dilihat oleh panitia seperti yang tertera difoto adalah mobil jenis Toyota dengan tipe New Agya 1.0 E M/T seharga Rp138.200.000 dengan diskon Rp 2.500.000.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul 5 Fakta Lomba Mancing Hadiah Mobil Diganti Uang Rp 5 Juta, dari Tuduhan Curang sampai Lapor Polisi,

TONTON JUGA VIDEO MENARIK INI!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved