Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Geger! Awan Mirip Gelombang Tsunami Muncul di Batetangnga Sulawesi Barat

Fenomena itu terjadi di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, Senin pagi (28/01/2019) pukul 07.00 Wita.

Editor: Alexander Pattyranie
Warga Desa Batetangnga, Juli
Awan mirip gelombang tsunami di Kanang, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polman, Senin (28/01/2019). 

Geger! Awan Mirip Gelombang Tsunami Muncul di Batetangnga Sulawesi Barat

TRIBUNMANADO.CO.ID - Fenomena awan hitam yang menyerupai gelombang tsunami menggegerkan warga Kanang, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.

Peristiwa itu terjadi Senin pagi (28/01/2019) pukul 07.00 Wita.

Baca: Prakiraan Cuaca Kelautan Wilayah Sulut

Baca: Tagar Prabowo Hina Kemenkeu Jadi Trending Twitter, Pasca Dirinya Sebut Menteri Pencetak Utang

Baca: Ketua BPMS GMIM Pdt Hein Arina Pimpin Ibadah Syukur HUT ke-16 Minsel

Baca: Indonesia Ikut 2nd World Youth Online Championship 2019, Peserta U16 dari Sulut

Baca: Kiper Senior Persib Bandung Beberkan Faktor yang Sebabkan Timnya Gagal Menang saat Lawan Persiwa

Warga yang menyaksikan itu beramai-ramai keluar dari rumah.

"Saya langsung ke luar rumah, ada beberapa orang juga ke luar dari rumah untuk menyaksikan," ungkap warga setempat, Juli, Senin (28/01/2019).

Kata Juli, awan hitam itu muncul sekira 15 menit.

Setelah itu disusul hujan disertai angin kencang.

Menurut Juli, hujan disertai angin kencang itu berlangsung cukup lama. Durasinya hingga sepuluh menit. Beruntung tidak terjadi pohon tumbang maupun rumah rusak diterjang angin.

Baca: Ternyata Sudah Direncanakan, Ini 4 Fakta Kakak Perkosa Adik Kandung di Luwu Sulawesi Selatan

Baca: Torang Kanal- Angelina Poppy: Minsel Makin Diberkati

"Anginnya kencang sekali, barusan sejak musim hujan ini, barusan anginnya sekencang itu tadi," katanya.

Lanjut Juli, setelah angin kencang dan hujan reda, awan pun menghilang. Cuaca kembali cerah di daerah ini.

Sebelumnya, fenomena yang sama, awan berbentuk gelombang tsunami muncul di langit Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (01/01/2019) sore.

Foto Awan Kumulonimbus diabadikan sejumlah pengguna Instagram di Makassar.

Akibatnya lima pesawat terbang terpaksa berputar-putar di ruang udara Makassar hingga nyaris 30 menit, tepatnya 20 menit.

Hal ini disebabkan munculnya awan berbentuk gelombang tsunami atau Awan Kumulonimbus menggulung di langit Kota Makassar, Selasa (01/01/2019) sore.

Baca: Sebelum Jadi PNS, CPNS Kotamobagu Laksanakan Magang

Baca: Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi, Prabowo Enggan Sebut Nama Universtas Indonesia, Ada Apa?

Kelima pesawat itu pun harus menunggu cuaca mulai membaik agar bisa mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Hal itu disampaikan oleh General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC), Novy Pantaryanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (02/01/2019).

Baca: Hari Ini 59 Perkara Sidang di PN Manado

Awan tsunami di Langit Makassar, Selasa (1/1/2018)
Awan tsunami di Langit Makassar, Selasa (1/1/2018) (Instagram)

"Sehingga, pesawat itu berputar-putar terlebih dahulu di atas sekitar 15 hingga 20 menit lalu mendarat setelah cuaca mulai membaik,” ungkap Novy.

Novy mengatakan, awan berbentuk gelombang tsunami tersebut merupakan awan yang sangat berbahaya.

Di dalam gumpalan awan kumulonimbus itu terdapat partikel-partikel petir, es dan lain-lainnya yang sangat membahayakan bagi penerbangan.

Awan kumulonimbus inilah yang paling dihindari oleh pilot, karena di dalam awan itu juga terdapat pusaran angin.

Baca: BREAKING NEWS: Angin Kencang Porak-porandakan Pitu Riawa Sidrap Sulsel, Sejumlah Rumah Rusak Berat

“Sangat mengerikan itu awan kumulonimbus. Kalau kita liat angin puting beliung, ekor angin itu ada di dalam awan kumulonimbus."

"Awan ini juga dapat membekukan mesin pesawat, karena di dalamnya terdapat banyak partikel-partikel es."

"Terdapat partikel petir dan sebagainya di dalam awan itu,” terangnya.

Meski awan kumulonimbus dianggap membahayakan bagi penerbangan, kata Novy, pihaknya telah memiliki alat radar cuaca pada rute penerbangan yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 Km.

Sehingga, jika terlihat awan kumulonimbus pada radar, pihaknya langsung menyampaikannya dan pilot akan membelokkan pesawat hingga 15 derajat.

“Tidak ada pilot yang berani menembus awan kumulonimbus. Jadi kita memiliki radar cuaca dan berkoordinasi dengan BMKG."

"Sehingga data dari BMKG yang diperoleh terkait cuaca buruk akan disampaikan kepada pilot."

"Jadi cuaca buruk yang terjadi, aman bagi lalulintas penerbangan,” terangnya.

Baca: BREAKING NEWS: Heboh Penemuan Mayat Dalam Kondisi Membusuk di Kalait Minahasa Tenggara

Baca: Mempermasalahkan Jan Ethes, Guntur Romli Nilai Kubu Prabowo Sandi Takut pada Balita

Novy menambahkan, awan kumulonimbus berada di ketinggian 1.000 hingga 15.000 kaki.

Sehingga untuk penerbangan 30.000 hingga 40.000 kaki aman bagi pesawat.

“Jadi lalulintas penerbangan aman, jika ada cuaca buruk yang mengancam,” tambahnya.

(Tribun Timur/Edyatma Jawi/*)

TONTON JUGA:

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Warga Batetangnga Polman Digegerkan Kemunculan Awan Mirip Tsunami

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved