Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Panji Petualang Pertanyakan Kematian Buaya Pemakan Deasy Tuwo Secara Mendadak

Panji Petualang memberi tanggapan soal kematian mendadak buaya pemakan manusia yangmati secara mendadak, Minggu (20/1/2019)

Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
Proses nekropsi buaya Merry. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Panji Petualang memberi tanggapan soal kematian mendadak buaya pemakan manusia yangmati secara mendadak, Minggu (20/1/2019) 

Unggahan Panji petualang di akun Instagramnya, tampak mempertanyakan penyebab buaya Merry pemangsa Deasy Tuwo yang mati mendadak.

Panji Petualang mempertanyakan kematian buaya Merry pemangsa Deasy Tuwo secara mendadak setelah dibawa ke penangkaran.

Hal inilah yang membuat si pecinta binatang buas, Panji Petualang mempertanyakan kematian buaya Merry, Senin (21/1/2019).

Unggahan Panji Petualang tentang kematian buaya Merry (Instagram @panjipetualang_real)
"Nahloh... kok bisa mati.. @pembelasatwaliar @animalstoriesindonesia,"tulis @panjipetualang_real.

Lewat unggahan Instagramnya tersebut, Panji terlihat menandai akun Instagram 'pembela satwa liar' dan 'animal stories Indonesia'.

Baca: Buaya Pemakan Manusia Tewas, Polisi Bicara Soal Hasil Autopsi Deasy Tuwo dan Keberadaan WN Jepang

Unggahan Panji Petualang tersebut menuai banyak komentar dari warganet.

Beberapa dari mereka tampak menuliskan spekulasi terkait kematian buaya Merry mulai dari cerita zaman dulu hingga komentar candaan.

Berikut beberapa komentar yang terlihat dari unggahan tersebut.

"Pernah dgr cerita dari kawan, bahwa disuatu daerah kalimantan pd umumx makanan buaya bukanlah manusia, jd kalo ada buaya mkan manusia , maka buaya tsb akan cepat mati, dikarenakan hukum sosial dr keluarga buaya, intix buaya tsb dikucilkan dr kawananx sehingga cepat mati, dan terbukti kalo ada buaya yg makan manusia pst cpt mati," tulis @lia_wedelia.

"Saya pernah denger cerita kalo hewan makan daging manusia pasti hewannya mati, soalnya daging manusia panas di perut mereka," imbuh @derizcky.

"Setiap hewan yang memakan manusia dia gak akan lama hidup, pasti dia akan mati..," ungkap @raayreey.

"Tuh buaya nyesel kali udah makan orang, stress, terus mati," tulis @bondanugroho.

Baca: BREAKING NEWS: Ini Hasil Autopsi Jasad Buaya Pemakan Manusia di Minahasa, Ada Tulang dan Pakaian

"Kayaknya rusak di pencernaan dia mas," tulis @abibul_ahmad.

"Itu duburnya prolaps ya kang @panjipetualang_real ???," imbuh @rickyandriandraa.

Deasy Tuwo (44) korban yang diterkam buaya di Ranowangko, Minahasa pada Jumat (11/1/2019)
Deasy Tuwo (44) korban yang diterkam buaya di Ranowangko, Minahasa pada Jumat (11/1/2019) (Facebook Arianto Lolowang)

Hasil Autopsi Buaya Merry

Sebelumnya, dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki melakukan nekropsi (otopsi/autopsi) kepada buaya bernama Merry tersebut.

Drh Dwielma Nubatonis dan drh Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel melakukan nekropsi pada Senin (21/01/19) 

Nekropsi atau bedah mayat/bangkai ini disaksikan pihak BKSDA Sulut dan Polres Tomohon.

BKDSA Sulut, Hendrik Rundengan mengatakan proses nekropsi dimulai pada pukul 13.00 Wita dan proses nekropsi selesai pukul 16.00 Wita.

Bangkai buaya Merry lalu dikuburkan di kawasan TWA Batu Putih pukul 17.30 Wita.

Baca: Pemkot Bitung Janji Bantu Aldo dan Julia Bojoh, Anak Pasutri yang Tewas Kecelakaan di Kairagi

Berdasarkan hasil temuan dari dokter hewan sebelum dilakukan nekropsi menyatakan bahwa dugaan kematian buaya adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni).

Buaya bernama Merry ini sudah mengalami drop kondisi kesehatannya dan dugaan sementara adalah mengalami heatstroke (suhu badan melebihi normal), selain itu ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung.

Berikut grafis hasil pemeriksaan itu:

Diagnosa sementara hasil pemeriksaan secara inspeksi (fisik luar):

  • Stress (Drop)
  • Heatstroke

Temuan Hasil Nekropsi:

  • Akumulasi Gas pada lambung
  • Obesitas
  • Temuan organ yang diduga manusia, tulang belulang manusia (mulai dari lengan sampai sampai jari) dan bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian.

Catatan tim:

- Beberapa sampel organ buaya perlu dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa yang ada (dapat berkordinasi dengan istansi kesehatan/lab kesehatan).

- Barang bukti(tulang belulang) yg ditemukan dalam tubuh buaya dapat dikordinasikan kembali dengan pihak kepolisian untuk tindak lanjut pemeriksaan forensik. Dan juga pihak keluarga korban.

Suasana Buaya saat proses autopsi di kawasan TWA Batu Putih
Suasana Buaya saat proses autopsi di kawasan TWA Batu Putih (ISTIMEWA)

Belum Ada Hasil Autopsi Deasy

Kepolisian resor Tomohon masih menunggu hasil autopsi jasad Deasy Tuwo (44) korban yang dimakan buaya di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa

Kasubag Humas Polres Tomohon, Ipda Johny Kreysen mengatakan pihaknya belum menerima hasil autopsi dari Rumah Sakit.  "Minta Maaf belum ada hasil autopsinya," kata Kreysen kepada tribunmanado.co.id, Rabu (23/1/2019).

Dia menegaskan polisi akan mengumumkan hasil autopsi jenazah Deasy Tuwo saat menerimanya.

Polisi pun hingga kini masih mencari keberadaan Ochiai Sensei, WN Jepang pemilik buaya yang memakan Deasy.

"Pemilik perusahaan kita masih cari dan kasus ini sementara dalam penyelidikan," pungkasnya.

Dikatahui, buaya pemakan manusia yang menerkam Deasy sudah tewas pada Minggu pagi (20/01/19)

Tim dokter pun membelah bangkai buaya pemakan manusia tersebut dan menemukan tulang serta pakaian. 

Buaya di Ranowangko
Buaya di Ranowangko (Tribun manado / ferdinand ranti)

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat (15/1/2019) Deasy Tuwo (44), karyawan CV Yosiki, perusahaan pembibitan mutiara ditemukan tewas mengenaskan di kolam buaya milik Ochiai Sensei, warga negara Jepang.

Ochiai Sensei merupakan pemilik perusahaan CV Yosiki.

Jasad korban pertama kali ditemukan sudah tak bernyawa oleh rekan sekerjanya, Erling Rumengan (37).

Isi perut, dada hingga tangan kanan korban sudah dicabik buaya yang berusia 30 tahun bernama Merry itu.

Kabar buaya peliharaan menyerang manusia  menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)

Erling Rumengan (37) warga Desa Ranowangko menemukan jasad Deasy Tuwo.

Saat itu, Erling Rumengan mencari dan mengecek ke lokasi CV Yosiki.

Baca: Inilah Tujuan Pasangan Suami Istri asal Bitung yang Tewas Kecelakaan ke Manado

Dia bersama rekannya mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.

Para mantan teman sekerja Deasy memang sedang mencari keberadaan korban karena ditelepon Ochiai Sensei untuk melihat kondisi lokasi perusahaan.

Pasalnya, korban tak mengangkat telepon Ochiai Sensei

Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.

Tim BKSDA dibantu TNI-Polri melakukan evakuasi terhadap buaya peliharaan milik WN Jepang yang menerkam Deasy Tuwo pada Senin (14/1/2019) siang.

Buaya dengan bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter tersebut hendak dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa (PPS) Tasik Koki di Desa Pimpin, Kecamatan Kema, Minahasa Utara.

Tim dibantu pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengevakuasi buaya yang bernama Merry tersebut.

Untuk mengevakuasi buaya, tim harus membius buaya lewat kepalanya agar kondisinya melemah.

Setelah lemah kekuatannya berkurang, tim evakuasi kemudian mengikat mulut buaya dengan lakban hitam dan badannya diikat agar tidak merontak.

Kurang lebih 20 orang bahu membahu membopong buaya tersebut

Kepolisian hingga kini masih mencari pemilik buaya tersebut.

TONTON JUGA:

Sebagian Artikel terbit di Grid.id: http://www.grid.id/read/041612202/buaya-merry-pemangsa-deasy-tuwo-mati-mendadak-panji-petualang-pertanyakan-penyebabnya?page=all

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved