Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil Ustadz Maulana dan Kisah Awal Mulai Ceramah, Sosok yang Lucu dan Disayangi Jamaah

Nama Ustadz Maulana dikenal sejak tahun 2010 lalu. Kepiawaianya membawakan materi ceramah dengan lucu, membuat ia dikenal dan disukai banyak orang.

Editor: Indry Panigoro
(HO)
Ustadz Nur Maulana mencium istrinya. (HO) 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Istri ustad kondang asal Makassar Nur Maulana, Nur Aliah, dikabarkan meninggal dunia di RS Bhayangkara, Makassar, Minggu (201/1).

Nama Ustadz Maulana dikenal sejak tahun 2010 lalu. Kepiawaianya membawakan materi ceramah dengan lucu, membuat ia dikenal dan disukai banyak orang.

Baca: Bukan di Rumah, Ternyata Istri Ustadz Maulana Meninggal Dunia di Lokasi Ini

Baca: Istri Ustadz Maulana Meninggal Dunia, Ini Penyebab sang Istri Meninggal

Baca: Istri Ustadz Nur Maulana (Jamaah Oh Jamaah) Meninggal Dunia

Baca: BREAKING NEWS: Istri Ustaz Maulana Meninggal Dunia, Informasinya Beredar di Grup WhatsApp Makassar

Bahkan membawa kontrak dengan Trans TV.

Seperti yang pernah dimuat Tribun Timur beberapa waktu lalu, sebagai dai yang lucu saat  sosok da'i satu ini boleh dikata unik. Jenaka, murah senyum dan cepat akrab dengan siapa saja, baik terhadap anak-anak, remaja, orangtua, maupun pejabat adalah karakternya.

Ustadz Nur Maulana mencium istrinya.
Ustadz Nur Maulana mencium istrinya. (HO)
 

Siapa saja, bisa mengajaknya berkomunikasi. Dijamin bisa langsung akrab dengannya. Maklum, ia tak suka menjaga wibawa. Mungkin karena kelebihannya itulah ia kemudian akrab dipanggil Ustad Gaul. Ia pun tak keberatan dengan sebutan Ustad Gaul. Itulah sosok Ustad Nur Maulana yang kerap menyapa pendengarnya dengan sebutan, jama'aah yang terkenal itu.

Baca: Heboh Warga Indramayu Cari Uang Puluhan Juta Rupiah yang Diduga Dibuang ke Sungai

"Saya tak pernah marah maupun tersinggung dengan berbagai julukan. Sepanjang julukan itu membuat saya dan jamaah bisa lebih akrab," katanya saat ditemui di KFC Sam Ratulangi, Jl Dr Sam Ratulangi, Makassar, Minggu (6/9/2010) lalu.

Karakternya yang murah senyum, jenaka, dan gaul itu pulalah yang diakuinya turut memengaruhi model dakwahnya yang kerap diselingi humor.

Metode dakwah Nur Maulana itu rupanya mendapat tempat di hati banyak orang. Ia pun makin laris dipanggil untuk mengisi acara dakwah, kendati ia mengakui ada sebagian orang yang tak suka dengan metode dakwahnya itu.

"Bagi saya, dakwah yang diselingi humor itu hanya metode dakwah saja. Sebab tujuannya adalah bagaimana jamaah mendapatkan pengetahuan Islam, tapi mereka juga tidak bosan mendengarkan," ujarnya.

Baca: Lomba Motor Lambat di Tagulandang, Pemenang Dapat Hadiah SIM C Plus Uang

Mulai Usia 14 Tahun

Nur Maulana menceritakan, ia mulai berdakwa sejak usia 14 tahun saat masih duduk di SMP DDI Galesong Beru, Makassar. Aktivitas berdakwahnya pun makin terasah saat menjadi santri di Pondok Pesantren An Nahdah (setingkat SMA), Makassar.

"Di pesantren inilah saya banyak belajar dengan pimpinan pondok pesantren, KH Muhammad Harizah. Di pesantren ini pula saya mendapat jodoh yang kini menjadi istri saya," ujar pria yang menikahi Nur Aliah pada 8 Agustus 2008 lalu ini.

Selain pelajaran dari pesantren, Nur Maulana mengaku banyak belajar tentang Islam melalui buku-buku Islam, media massa, dan beragam literatur lainnya.

"Selain dari Al Quran dan Hadits, saya banyak belajar dari Prof Dr M Quraish Shihab, baik melalui buku yang ditulisnya maupun ceramah-ceramahnya di televisi," tutur putra dari pasangan Maulana dan Masyita ini.

Sedangkan humor-humor yang kerap diselipkan di sela-sela dakwahnya, diperolehnya dari membaca koran, majalah, dan televisi.

Ustadz Maulana
Ustadz Maulana (Insert Live)

Sehari 4 Kali

Sejak tiga tahun terakhir, Nur Maulana mengaku jadwal dakwahnya makin padat. Sehari, ia kadang menghadiri empat undangan untuk berdakwah di lokasi berbeda. Tidak hanya di masjid, ia juga biasa memberi dakwah di rumah-rumah warga, sekolah, hingga di kantor-kantor pemerintah dan swasta.

Mereka yang mengundangnya pun tak hanya berasal dari Makassar, Gowa, dan Maros. Tapi juga banyak yang datang dari daerah-daerah yang jauh dari Makassar semisal, Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah dan Kendari di Sulawesi Tenggara.

Ustadz Maulana
Ustadz Maulana (KolaseTribunmanado.co.id/ist)

"Bahkan beberapa kali saya menghadiri undangan untuk berdakwah di Kalimantan seperti di Samarinda, Tarakan, dan Balikpapan. Biasa juga diundang ke Kaimena di Irian Barat. Umumnya yang mengundang dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang ada di daerah tersebut," tuturnya.

Dalam memenuhi undangan, ayah Munawar ini mengaku tak pernah pilih-pilih. "Prinsip saya, siapa undangannya yang lebih dulu tiba dan saya catat, maka itulah yang saya prioritaskan lebih awal menghadirinya," tuturnya sembari memperlihatkan buku diari yang digunakannya mencatat jadwalnya untuk dakwah, sebuah buku saku yang terlihat sudah lusuh dan telah buram.

Nur Maulana
Nur Maulana (Tribun Sumsel - Tribunnews.com)

Makan Bersama Istri

Walau aktivitasnya berdakwah sangat padat, Nur Maulana mengaku sangat memperhatikan keharmonisan rumah tangganya.

Makanya, jika lokasi dakwahnya masih dalam Kota Makassar, ia akan mengupayakan menyempatkan waktu makan siang dan makan malam bersama istri di rumahnya di Jl Sibula Dalam No 15, Makassar.

"Jadi, walau saya kadang makan di lokasi acara, kalau pulang ke rumah, saya upayakan bisa makan bareng asma istri. Inilah cara saya menjaga keharmonisan rumah tangga kami," katanya.

Ditanya soal suka dan dukanya ia berdakwah selama ini, ayah satu putri ini mengaku tak pernah merasa susah dan duka kala berdakwah. "Bagi saya, berdakwah itu selalu menyenangkan," kata guru SD Mangkura ini. (jumadi mappanganro)

Data Diri
Nama: M Nur Maulana
Lahir: Makassar, 20 September 1974
Anak ke: keempat dari tujuh bersaudara
Ayah: Maulana
Ibu: Masyita
Pendidikan: Pesantren An Nahdah Makassar (lulus 1994)
Pekerjaan:
- Guru Agama Islam SD Mangkura
- Guru SD Islam Athirah
- Pesantren An Nahdah
Istri: Nur Aliah
Anak: Munawar
Alamat rumah: Jl Sibula Dalam  Makassar.

Media Sosial:

Instagram: @m_nur_maulana

Acara Televisi

Islam Itu Indah (2009-sekarang) (Trans Tv)
Sahur Itu Indah (2015) (Trans Tv)
Happy Show (2015-sekarang) (Trans Tv)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved