Mengenang Banjir Bandang Manado 2014, dari Ketinggian Air, Kerugian hingga Korban Jiwa
kota dengan julukan Kota Tinutuan itu diterjang banjir bandang dan longsor hingga menimbulkan kerugian triliunan rupiah dan korban jiwa.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Hal itu merupakan perhitungan dari 250 rumah hanyut dan ditimpa longsor tersebar paling banyak di Kota Manado, kemudian Minahasa.
Angka triliunan mencakup kerusakan fasilitas publik, termasuk 5 jembatan rusak.
Selain itu kerugian terparah, ada 9 kecamatan di Kota Manado yang pemukimannya tergenang banjir.
"Lokasi bencana ada di Manado, Tomohon, Mitra Minahasa, Sangihe Sitaro, Minut, terbesar bencana dialami Kota Manado, karena ada 40 titik terparah," katanya.
Selain itu kata Sarundajang 80 ribu warga di Sulut mengalami dampak bencana, dimana 15 ribu warga mengungsi di tempat pengungsian baik di sekolah, rumah, gereja dan kantor.
Lebih dari 2.000 warga mengungsi akibat banjir bandang, longsor, dan gelombang tinggi yang melanda sekitar Manado, Sulawesi Utara, Rabu (15/1/2014).
Dalam pernyataan pers yang diterima Kompas.com, Rabu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo menjelaskan, hujan deras mengguyur Kota Manado sejak Selasa (14/1/2014).
"Tercatat 11 kecamatan yang terdampak banjir di Kota Manado. Banjir terjadi di Kecamatan Sicala, Wenang, Singkil, Wanea, Tunginting, Paal Dua, Paal Empat, dan Bunaken," papar Sutopo.
Data sementara menunjukkan satu orang tewas tertimbun longsor dan sudah ditemukan, sementara satu orang hilang. Adapun 10 rumah tertimbun longsor di Desa Kembes Satu, Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa, Rabu (15/1/2014) sekitar pukul 11.55 Wita.
2.000 Lebih Warga Mengungsi, Tinggi Air Sekitar 2 Meter
Banjir bandang juga menghanyutkan dan merendam puluhan mobil.
Ketinggian banjir di bantaran sungai mencapai enam meter. Sementara itu di kota, ketinggian air sekitar 1,5 hingga 2 meter.
Banjir juga menyebabkan empat jembatan putus, sementara sampai saat ini hujan belum berhenti.
"Di Kanaan, Ranotana Weru Lingkungan 9, banjir yang berasal dari luapan sungai telah naik hingga ketinggian mencapai atap rumah. Sementara, di Lingkungan 1, warga terjebak di dalam rumah dan tidak bisa keluar," kata Sutopo.
BPBD Sulawesi Utara, bersama BPBD Kota Manado, TNI, Polri, PMI, Basarnas, Tagana, SKPD, relawan, dan masyarakat masih melakukan evakuasi dan penanganan darurat.
Warga untuk sementara dievakusi di Hotel Swissbell, Hotel Tengunpura, dan Kantor Wali Kota Manado.
Angin kencang terjadi di sekitar Manado hingga kecepatan 15-20 knot. Tinggi gelombang di perairan utara Manado 3-5 meter. Pantauan citra satelit menunjukkan awan masih banyak di sekitar Sulawesi Utara.
Potensi banjir masih cukup tinggi. Pendataan masih dilakukan. Pembaruan data akan disampaikan kemudian.
(Tribunmanado Indri Fransiska Panigoro/Kps/dtc)