Mengenang Banjir Bandang Manado 2014, dari Ketinggian Air, Kerugian hingga Korban Jiwa
kota dengan julukan Kota Tinutuan itu diterjang banjir bandang dan longsor hingga menimbulkan kerugian triliunan rupiah dan korban jiwa.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Sungai di Pakowa Wanea yang berkelok-kelok dengan lebar 4-5 meter menjadi tampak lurus. Lebarnya kini lima kali lipat dari sebelumnya.
Banjir Manado Tewaskan 6 Orang
Banjir bandang yang menerjang sebagian besar Kota Manado, Sulawesi Utara, berangsur surut pada Kamis (16/01/2018) siang, namun ribuan orang korban banjir belum tertangani dengan baik pada hari pertama setelah banjir.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyatakan ada 18 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di Manado dan sekitarnya.
Menurut PMI Sulawesi Utara, evakuasi terhadap warga yang menjadi korban banjir dilanjutkan pada Kamis, setelah upaya ini sempat terganggu pada Rabu (15/01/2014) malam akibat ketinggian dan arus air bah.
"Banyak sekali pengungsi di beberapa titik, yang menumpang sementara di masjid, hotel, gereja atau sekolah. Hari ini kita mulai berencana menangani pengungsi," kata Komandan tim satuan penanganan bencana, Sulut, Irwan Lalegit, Kamis (16/01/2014) siang, dikutip Tribunmanado.co.id dari wawancara wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, melalui telepon.
Banyak sekali pengungsi di beberapa titik, yang menumpang sementara di masjid, hotel, gereja atau sekolah. Hari ini kita mulai berencana menangani pengungsi.
Menurutnya, air bah yang nyaris melumpuhkan Kota Manado pada Rabu kemarin, hari ini mulai surut sehingga jalur utama transportasi di dalam Kota Manado sudah bisa dilalui kendaraan roda empat.
"Jalur utama transportasi di Manado sudah bisa dilalui. Di beberapa wilayah, kalau kemarin terendam sampai 3 meter, sekarang tinggal kira-kira semata kaki," ungkapnya.
Namun demikian, ada beberapa wilayah di dalam Kota Manado yang masih terendam air sehingga menyulitkan evakuasi bagi korban. "Misalnya Kampung Arab dan Merdeka yang dekat dengan sungai," kata Irwan.
Jalur transportasi yang menghubungkan Manado-Tomohon juga masih terputus. "Akibat dua titik tanah longsor," kata Irwan Lalegit.
Bencana Sulut - Banjir Bandang Manado, 18 Warga Tewas, 1.000-an Rumah Rusak
Banjir bandang dan longsor pada Rabu (15/01/14), di Sulawesi Utara (Sulut) meninggalkan kepedihan mendalam. Dari kejadian ini, 18 orang meninggal dunia, 4.00-an mengungsi dan 1.000-an rumah rusak, belum terhitung infrastuktur lain.
Banjir bandang dan longsor melanda beberapa kabupaten dan kota, seperti Manado, Tomohon, Minahasa dan Minahasa Utara. Cres, Kasubid Tanggap Darurar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengatakan, korban meninggal tersebar di sejumlah wilayah. “Di Manado enam orang, Tomohon lima, Minahasa enam dan Minahasa Utara satu orang. Dua korban hilang, masih dalam pencarian,” katanya di Manado, Jumat (17/01/14).
Dia mengatakan, bencana ini karena hujan deras mengguyur Manado sejak 13 Januari 2014. Luapan Sungai Sario, Tondano dan Sawangan turut mempengaruhi genangan air di sejumlah lokasi.