Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perampokan di GPI

Kapolresta Manado Sudah Kantongi Identitas Pelaku Perampokan Rumah Camat Mapanget

Pihak kepolisian terus mendalami kasus perampokan di rumah Camat Mapanget di Jalan Markisa Perumahan Griya Paniki Indah (GPI)

Penulis: Alexander Pattyranie | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/ALEXANDER PATTYRANIE
Kapolresta Manado Kombespol Benny Bawensel, Senin (14/01/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Manado Alexander Pattyranie

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pihak kepolisian terus mendalami kasus perampokan di rumah Camat Mapanget di Jalan Markisa Perumahan Griya Paniki Indah (GPI), Kecamatan Mapanget, Manado, Sulawesi Utara.

Kabar terbarunya, pihak Polresta Manado sudah mendapatkan titik terang.

Hal itu diungkapkan Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel saat ditemui di depan lobi Mako Polresta Manado, Jalan Pierre Tendean, Wenang, Manado, Senin (14/01/2019).

"Sejak kemarin kita melakukan pengembangan kasus ini dan anggota kita masih terus di lapangan, identitas pelakunya sudah kita kantongi," ujar kapolresta.

Baca: Keluarga Selamat dari Aksi Perampokan: Ini yang Dilakukan Camat Mapanget

Ia berharap korban dan masyarakat bersabar serta mendukung kinerja pihak kepolisian dalam mengungkap kasus itu.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita ungkap kasus ini," harap kapolresta.

Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel pun saat ditemui Tribunmanado.co.id, Senin (14/01/2019), memberi imbauan penting untuk menghadapi kasus seperti itu.

"Perlu kita giatkan siskamling di lingkungan masing-masing, pemasangan CCTV (Closed Circuit Television) di tempat tinggal atau perumahan masing-masing," imbau dia.

Baca: Keluarga Selamat dari Aksi Perampokan: Ini yang Dilakukan Camat Mapanget

Menurutnya, pemasangan CCTV bukanlah hal yang baru lagi melainkan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam mengungkap banyak kasus.

Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (12/01/2019) pukul 02.00 Wita dini hari, sejumlah barang berharga hingga jutaan uang tunai milik Camat Mapanget Rein Heydemans di Perumahan GPI digasak gerombolan maling.

Rumah camat yang terletak di Jalan Markisa itu dicongkel jendela kamar depan rumah oleh para maling dan masuk menodong penghuninya.

Keempatnya menggunakan penutup wajah membawa parang dan senter.

Baca: Fakta Lengkap Rumah Camat Mapanget Dirampok, dari Kronologi hingga Perampok Sempat Sebut Nama Anak

Mereka menodong supaya tak berteriak dan memaksa mereka menyerahkan seluruh barang berharga serta perhiasan lalu mengunci enam punghuni rumah ini di dalam kamar.

Para maling itu lalu menggasak barang-barang berharga di lantai satu hingga ke lantai dua.

Mereka juga membuka paksa kendaraan dinas camat namun tak menemukan barang berharga.

Alhasil, belasan telepon selular, jutaan uang tunai, sepatu, perhiasan emas total senilai Rp 30 juta, dan satu unit sepeda motor Honda Beat. (Tribunmanado.co.id/Alexander)

Rumah TKP dan Camat Mapanget Rein Heydemans
Rumah TKP dan Camat Mapanget Rein Heydemans (KOLASE TRIBUNMANADO/ISTIMEWA)

11 Fakta Perampokan Rumah Camat Mapanget di GPI

Kasus perampokan yang terjadi di Rumah Camat Mapanget, Rein Heydemans, Perumahan GPI, Jalan Markisa 1 Nomor 10, Kota Manado sempat mengebohkan warga Sulawesi Utara (Sulut)

Perampok yang diduga berjumlah 4 orang masuk ke dalam rumah lewat jendela saat penghuni rumah sedang di dalam.

Tak ada korban jiwa dalam penyanderaan tersebut. Namun sejumlah barang milik korban dibawa para pelaku.

Berikut deretan fakta kasus perampokan di rumah camat Mapengat, Manado yang dihimpun tribunmanado.co.id pada Senin (14/1/2019):

1. Kronologi

Rico terjaga Sabtu (12/01/2019) dengan sebilah pisau di lehernya. 

Rico kala itu tidur di kursi ruang depan rumah Camat Mapanget Rein Heydemans di Perumahan Griya Paniki Indah Jalan Markisa 1 Nomor 10, Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

"Saat dibangunkan, saya kaget karena sebuah pisau telah menempel di leher saya," kata dia.

Pisau itu, kata dia, dipegang seorang berpakaian hitam dengan tutup kepala.

Baca: 8 Kasus Manusia Diterkam Buaya yang Menghebohkan, Ada yang Diterkam saat Mandi di Sungai hingga BAB

Hanya tampak mata dan mulutnya.

Ada seorang lagi dengan ciri yang sama, juga pegang parang.

Rico yang merupakan kemenakan Rein lantas dituntun dua orang itu ke kamar tengah.

Disana ada kemenakan lainnya Ria.

"Saya dan Ria disuruh naik ke kasur, mereka lantas membongkar lemari milik Ria," kata dia.

Sepuluh menit di kamar itu, dua orang itu meminta dibawa ke kamar camat.

Rico mereka bawa. Sedang Ria dikunci di kamar itu.

Kamar camat ada di atas.

"Dua orang itu todong saya dengan parang sambil naik tangga, " kata dia.

Detty Emor istri camat menuturkan, kedua pelaku tersebut meminta ia sang suami serta Rico naik ke kasur.

Lemari di kamar itu dibongkar.

"Katanya kami hanya cari duit, " kata dia.

Disebut Detty, ia sempat menjerit.

Seorang diantaranya meminta agar ia diam.

Detty bercerita, para pelaku itu tak menemukan uang banyak.

Baca: Fakta Terbaru Buaya Terkam Deasy Tuwo: Butuh 20 Orang Evakuasi hingga Polisi Cari Pemilik, WN Jepang

Seorang diantaranya lantas menyatakan.

"Uang mereka ternyata tak disimpan disini, " beber dia.

Tak ada uang, kedua orang tersebut kemudian menggasak emas serta mutiara dalam brankas kamar tersebut.

Kedua pencuri juga minta ponsel mereka.

"Ponsel itu lantas diisikan ke tas oleh seorang yang bertubuh besar, " kata dia.

Kemudian kedua orang pencuri tersebut menggiring ketiganya ke kamar Ria.

Mereka disekap disana.

"Motor kemenakan saya hilang, uang sebesar Rp 5 juta hilang, emas, mutiara, tujuh ponsel, sepatu hingga baju," kata dia.

Camat Mapanget Rein Heydemans menyatakan, ia sendiri sempat terpikir melawan.

Dia seorang karateka dan baru saja latihan.

"Tapi saya pikir nasib mama dan anak saya, " kata dia.

Sebut Rein, Mama dan seorang anaknya bernama Andre juga disekap di kamar depan.

Keduanya disekap seseorang.

"Seorang lagi di depan, jadi dugaan saya pelakunya ada empat orang, " kata dia.

Menurut Rhein kejadian penyekapan tersebut berlangsung setengah jam.

2. Uang Jutaan Rupiah dan sepeda Motor Diambil

Perampok sempat menodong enam penghuni rumah dengan parang.

Perampok menggasak jutaan uang tunai, sejumlah sepatu, perhiasan emas kurang lebih senilai Rp 30 juta hingga 1 unit sepeda motor beat dibawa lari oleh perampok.

Deisy Emor, istri Camat Mapanget mengatakan Emor belasan telepon seluler, uang tunai, sejumlah sepatu, perhiasan emas kurang lebih senilai Rp 30 juta hingga satu unit sepeda motor beat dibawa lari oleh perampok.

Baca: 9 Fakta Deasy Tuwo Tewas Dimangsa Buaya Bosnya - dari Kebaikannya hingga Cerita Mantan Pawang Buaya

Emor mengungkapkan perampok sempat membuka paksa mobil dinas suaminya, namun tidak ada barang yang diambil.

Kawanan perampok yang memakai penutup muka berhasil menggasak sebuah sepeda motor, uang tunai 5 juta, perhiasan emas, mutiara, 7 buah ponsel, pakaian serta sepatu.

3. Pakai Penutup Wajah, Mengancam Pakai Parang

Peristiwa perampokan diduga dilakukan empat orang dengan membawa senjata tajam jenis parang.

Gereombolan perampok ini, sempat menodong seluruh penghuni rumah.

Keempatnya mengenakan penutup wajah, membawa parang dan senter.

4. Masuk Lewat Jendela

Deisy Emor, istri Camat Mapanget mengatakan, empat pencuri beraksi dengan mencungkel jendela kamar di depan rumah.

Perampok memaksa Camat sekeluarga untuk tidak ribut dan memaksa menyerahkan barang-barang berharga.

5. Ciri-ciri Perampok

Menurut korban, para maling ini bukan orang Manado lantaran dialeknya berbeda.

Dua jam kemudian para penghuni berhasil keluar dari kamar tempat disekap melalui jendela kamar.

Deisy Emor, istri Camat Mapanget memprediksi perampok bukan orang Manado dari dialeg mereka. Perampok ini beraksi kurang lebih dua jam kejadian berlangsung.

"Pelakunya menggunakan dialeg Jawa. Memang di TKP kami menemukan sejumlah barang bukti, saat ini kami masih melakukan penyelidikan," kata Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani.

Ria, seorang korban kepada Tribunmanado.co.id membeber ciri dua orang yang menyekapnya.

Seorang bertubuh besar dan berlogat indonesia.

Dia jarang bicara.

"Seorang lagi bertubuh gempal, bicaranya campur Manado Indonesia, saya perhatikan ada tato burung di lengannya. 

6. Kumpul Keluarga Berdoa

 Setelah perampokan, Camat Mapanget Rein Heydemans langsung mengumpulkan keluarganya untuk berdoa.

"Ada enam orang, kami langsung berdoa, bersyukur, barang boleh hilang tapi nyawa kami Tuhan selamatkan," kata dia.

Menurut dia, pada kejadian pencurian serupa, banyak korban yang dibunuh.

Rein mengaku tidur pukul 01.00 Wita, Ia memperkirakan pencuri masuk sekira pukul 02.00 Wita.

"Mereka masuk lewat jendela kamar depan, di sana tidur mama dan anak saya, " kata dia.

Ia mengaku sempat ingin melawan para pencuri. Tapi istri saya larang. "Ibu dan anak saya juga disekap," kata dia.

Dikatakan Camat, mobilnya sempat diacak-acak. Bannya dikempiskan. "Kuncinya juga mereka buang, " kata dia.

Suasana kompleks rumah Camat Mapanget di GPI yang dirampok. (Tribun Manado)
7. Perampok Sebut Nama Anak Korban

Seorang perampok menyekap keluarga Camat Mapanget sempat menyebut nama anak Camat Rein Heydemans. 

"Sewaktu masuk ke dalam kamar, seorang di antara empat pelaku sempat menyebut nama anak saya, ia menyuruh anak saya yang masih kecil diam, " kata Camat Rhein Heydemans.

Hal tersebut membuat dirinya curiga ada orang yang tahu lokasi rumah tersebut. Disebutnya, saat kejadian, anaknya itu bersama sang oma.

Anaknya ketakutan lantas membenamkan diri dengan selimut. Namun sang Oma sempat terlibat perdebatan dengan pencuri tersebut.

"Mama sempat berdebat tapi herannya tidak diapa apakan, " kata dia.

8. Perampok Kembalikan Kamera Ria, Kelupaan Gondol Laptop

Peristiwa unik sempat terjadi dalam kejadian perampokan di rumah Camat Mapanget Rein Heydemans di Perumahan Griya Paniki Indah Jalan Markisa 1 Nomor 10,  Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget.

Ria keponakan Rhein memohon kepada seorang pencuri yang membawa kameranya.  Dia sendiri bertugas sebagai fotografer Humas Pemkot Manado. 

"Saya menangis katakan pak tolong jangan bawa lari kamera saya, itu kamera kantor, " kata dia.

Di luar dugaan, pencuri tersebut mengembalikan kamera tersebut.  "Saya tak mengira ada pencuri yang seperti itu, " kata dia.
Detty Emor, Istri Rhein mengatakan, seorang pencuri sempat menggondol sebuah laptop.  Herannya laptop itu tidak dibawa pergi.  "Mungkin dia lupa, " kata dia.

Detty membeber dirinya sempat memgeluh kedinginan saat akan dibawa turun ke kamar bawah.  Dan seorang pencuri menyilahkannya memakai jaket. 

9. Dua Rumah Tetangga Camat Mapanget Juga Kecurian saat Natal

Camat Mapanget Rein Heydemans menyatakan akan bertemu manajemen perumahan GPI pasca-peristiwa pencurian dan penyekapan di rumahnya.

"Saya akan tanya manajemen soal keamanan kompleks ini, " kata dia.

Sebut Rein, pencurian memang biasa terjadi di perumahan itu. Dua rumah tetangganya kecurian saat Natal tahun lalu. "Rumah depan saya juga pernah kecurian, " kata dia.

Sebut Rein, ia sempat akan memasang CCTV di rumahnya. Tapi belum sempat dilakukan, pencuri sudah keburu datang.

10. Perumahan GPI Kekurangan Personel Security

Menurut keterangan salah satu security atau penjaga keamanan yang tidak mau disebutkan namanya, teknis kerja untuk penjagaan di sekitar wilayah Perumahan Griya Paniki Indah ini sudah maksimal.

Hanya saja ada satu kendala dari mereka, yaitu kurangnya personel dan fasilitas seperti jaket hujan.

"Untuk penjagaan di sekitaran Perumahan Griya Paniki Indah ini saya rasa sebagai penjaga keamanan kami sudah bekerja untuk mengamankan wilayah ini seperti tempat yang lain sudah secara maksimal, namun apa daya jika kami kebobolan seperti ini. Hal itu karena kami sendiri kekurangan personel, apalagi kejadian itu bertepatan dengan hujan lebat, kami tidak dibekali dengan jas hujan," ujar salah satu Security yang tidak mau disebutkan namanya.

Di dalam Perumahan itu sendiri sudah ada beberapa pos penjagaan yang dipersiapkan, teknis kerja dari para penjaga keamanan sudah maksimal hanya saja perlu tambahan personel.

11.  Tanggapan Kapolres Manado

 Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel turun langsung melakukan penyelidikan di rumah Camat Mapanget yang mengalami pencurian dan anggota keluarganya disekap di Perumahan GPI, Jalan Markisa 1 Nomor 10, Minggu (13/1/2019).

Bawensel menanyai sejumlah anggota keluarga.

Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel dan Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Wibowo Sitepu, didampingi Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani.

Mereka mendalami kasusnya dengan turun langsung melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP).

"Ada beberapa indikasi yang perlu kita lakukan dalam. Sesuai informasi sudah beberapa kali terjadi di kompleks ini," ujar kapolresta.

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Sulut untuk percepatan menyelesaikan kasus ini.

Bawensel menduga ada sindikat pencurian di perumahan. Dia menyatakan, akan berupaya membongkar sindikat tersebut.

Masyarakat diminta tenang, percayakan pada aparat untuk menangani masalah ini," katanya.

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved