Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Video Detik-detik Panggung Grup Band Seventeen Roboh Diterjang Tsunami Tanjung Lesung

Video Detik-detik Panggung Grup Band Seventeen Roboh Diterjang Tsunami Tanjung Lesung.

Editor: Siti Nurjanah
Capture YouTube TVOne
Panggung Seventeen roboh diterjang tsunami 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Video Detik-detik Panggung Grup Band Seventeen Roboh Diterjang Tsunami Tanjung Lesung.

Kru dan personel band Seventeen menjadi satu di antara korban tsunami yang melanda wilayah pesisir Banten dan Lampung Selatan yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018).

Melalui telewicara dengan TVOne, pada Minggu (23/12/2018) vokalis Seventeen, Ifan mengabarkan bahwa dua kerabatnya meninggal dunia akibat tsunami ini.

Mereka adalah Bani (bassist) dan Oki Wijaya.

Baca: (VIDEO) Tsunami di Selat Sunda, 20 Orang Meninggal dan 165 Orang Luka-luka

Selain itu, beberapa kerabat lainnya, termasuk sang istri, Dylan Sahara hingga kini masih belum ditemukan.

Ifan menyebut bahwa ia berada di Pantai Carita karena menjadi pengisi acara yang diselenggarakan oleh PLN.

Lebih lanjut, Ifan juga menyebut bahwa dirinya tak tahu bahwa akan ada tsunami yang menerjang wilayah tersebut.

Baca: Tsunami Tanjung Lesung, Beberapa Personel Grup Band Seventeen Belum Ditemukan

Menurut Ifan, malam itu ombak dan air lautan terlihat tenang.

Hanya saja, ia sempat melihat bahwa Gunung Anak Krakatau terlihat merah.

"Malam itu enggak tahu (jika ada tsunami), ombak tenang sekali, hanya saja saya lihat Gunung (Anak) Krakatau merah gitu ya," ujar Ifan.

TVOne pun merilis video detik-detik panggung Seventeen Roboh diterjang tsunami.

Terlihat ketika Seventeen tengah menyanyikan sebuah lagu, ombak besar tiba-tiba datang dari belakang panggung dan merobohkan panggung beserta isinya.

Setelah itu terdengar suara teriakan dan beberapa orang berusaha menyelamatkan diri.

Tonton videonya di bawah ini

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ada beberapa orang yang terlempar ke laut, namun ada pula yang terlempar ke daratan.

Pascatsunami, ia menyebut suasana sangat kacau dan beberapa orang terlihat bersusah payah menyelamatkan diri.

Menurut Ifan, banyak dari mereka yang terlempar ke laut akhirnya meninggal dunia.

Ifan Seventeen juga mengungkapkan kondisi terakhir teman-temannya pasca terkena tsunami di Pantai Carita.

Baca: 2 Unggahan Terakhir Bani Seventeen Sebelum Meninggal Diterjang Tsunami Tanjung Lesung Jadi Sorotan

Hal ini ia sampaikan melalui unggahan di akun Instagramnya (@ifanseventeen) pada Minggu (23/12/2018).

Dalam video, terlihat Ifan sesekali mengusap air matanya dan menyebut bahwa beberapa kerabatnya masih belum ditemukan.

Mereka adalah istri Ifan, Dylan, serta Andi, Herman dan Ujang.

Selain itu, sambil menangis, ia juga meminta semua pihak ikhlas sebab Ifan kehilangan kerabatnya yang lain.

Mereka adalah bassist Seventeen, yakni Bani dan gitarisnya Herman.

Setelah itu, hingga berita ini diturunkan, istri Ifan, yakni Dylan Sahara dan beberapa kerabat mereka juga belum ditemukan.

"Kita kehilangan bassist kita Bani sama manajer kita Oki. Andi, Herman sama Ujang belum diketemuin, minta doanya.

Minta doanya juga semoga istri saya cepat diketemukan. Sementara yang lain alhamdulillah selamat meskipun luka-luka.

Minta doanya semoga istri saya, Andi, Herman, sama Ujang cepet diketemuin.

Minta ikhlas doanya juga buat Bani dan Oki," tutur Ifan Seventeen.

Baca: Jadi Korban Tsunami Tanjung Lesung, Vokalis Grup Band Seventeen Selamat, Bassist Meninggal Dunia

Diberitakan sebelumnya, tsunami menerjang wilayah pesisir pantai Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018) malam.

Penyebab tsunami ini dipastikan bukan merupakan gempa bumi melainkan akibat adanya aktivitas Gunung Anak Krakatau pada Sabtu malam.

Kepala Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam jumpa persnya menjelaskan bila memang ada peristiwa berbeda dalam waktu bersamaan.

Pertama, BMKG sudah mendeteksi akan adanya gelombang tinggi di sekitar Selat Sunda dari 22-25 Desember 2018.

Kedua, ada peristiwa erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Ini peristiwa berbeda tapi terjadi di satu lokasi," kata Dwikorita Karnawati,.

Hasil pantauan tim BMKG yang kebetulan berada di Selat Sunda untuk melakukan uji coba, memang terjadi hujan lebat, gelombang tinggi, dan angin kencang sehingga tim pun kembali ke daratan.

Baca: Tsunami Tanjung Lesung - Saksikan Konser Seventeen, Korban Selamat Ini Menangis Ingat Ifan Cs

Pada saat bersamaan, pukul 21.03 WIB terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau.

Kemudian tidak lama terjadi ada kenaikan muka air laut.

BMKG pun melakukan analisis atas fenomena tersebut. Setelah dianalisis disimpulkan bila gelombang tinggi tersebut merupakan tsunami.

"Setelah dianalisis lebih lanjut gelombang itu merupakan gelombang tsunami," katanya.

BMKG menduga tsunami dipicu longsoran tebing atau lereng yang disebabkan aktivitas Gunung Anak Krakatau.

"Besok kita akan upayakan lagi untuk mengecek," katanya.(TribunWow.com/Maria N)

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved