Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ruben Onsu dan Teror Mahkluk Gaib: Pelaku Mengingingkan Nyawa Saya

Ruben Onsu (35), presenter kondang, belakangan ini jadi viral akibat pengakuannya soal peristiwa gaib.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Presenter Ruben Onsu saat ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (12/11/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ruben Onsu (35), presenter kondang, belakangan ini jadi viral akibat pengakuannya soal peristiwa gaib yang menimpa keluarganya. Dalam beberapa bulan belakangan ini, Ruben dan keluarganya mengalami tekanan batin yang kuat dan hingga saat ini belum menemukan solusi terhadap masalahnya.

Di sela kesibukannya yang begitu padat dalam megnurus bisnis kuliner dan mebawakan program acara di televisi, Ruben Onsu (35) bersedia berbagi cerita dan pengalamannya berhadapan dengan hal gaib. Berikut perikan wawancara Tribun Network dengan Ruben, di sebuah tempat di kawasan Jakarta Selatan, Senin (10/12).
Kami dengar, Anda diganggu teror makhluk gaib.

Persisnya sejak kapan?
Ini sebenarnya sudah beberapa bulan ke belakang ini. Cuma, puncaknya waktu saya cerita kepada media. Saat itu saya sudah capek.
Maksud saya cerita kepada media itu, nih ya saya kasih tahu sekalian, biar banyak orang melihat siapa yang ngerjain. Tapi kan saya yakin, banyak orang yang memiliki kelebihan, mereka pasti sudah tahu siapa pelakunya.
Tapi Kalau Anda tanya ke saya sekarang siapa pelakunya, saya nggak pernah tahu siapa. Jadi pernah ada headline di media seolah saya sudah mengetahui orangnya.
Nggak pernah, saya nggak pernah mau mencari tahu. Karena buat saya itu akan membuat saya sakit hati. Akan membuat saya jadi down.

Kisaran waktunya berapa bulan lalu?
Ya sekitar 10 bulanan.

Ketika itu apa yang dialami dan dirasakan?
Punggung mendadak keluar darah, padahal nggak ada luka, nggak ada apa-apa. Oh, saya pikir kecapekan atau apa. Logikanya lah, saya positif thinking saja. Tapi puncaknya waktu keluar darah di paha saya.

Ketika itu merasakan sakit?
Nggak ada. Ketika keluar darah kan harusnya perih. Ini nggak ada. Jadi pada saat kejadian malam itu saya teriak-teriak manggil istri saya. Saya biasanya diam saja. Jadi yang melap darah itu istri saya.

Awalnya, apa yang dipikirkan, apa langsung merasa itu gangguan gaib?
Saya tahu mulai digangguin dari Mas Eko (komedian dan anggota DPR Eko Patrio). "Lu kenapa sih megangin pundak terus? Lu cek deh. Dulu gua pernah lho kayak lo gitu. Gua pikir gua sakit punggung. Nggak tahunya ada yang ngerjain. Dulu tuh tiap malam sakit," begitu kata Eko. Lha kok sama. Jadi Mas Eko bilang, coba cek deh, takutnya ada hal-hal yang di luar medis lho.

Berapa banyak orang pintar yang sudah didatangi?
Lebih ke pemuka agama sih. Jawaban mereka sama.

Apa yang mereka katakan dan mereka sarankan agar gangguan itu hilang?
Menurut mereka, dia (pelaku) inginkan nyawa saya. Mereka semua (pemuka agama) dari kalangan beda keyakinan. Semuanya sudah saya datangi. Saya nggak mau pakai orang-orang (orang pintar/paranormal) yang selama ini selalu muncul di televisi.

Sejauh ini bagaimana hasilnya?
Sama jawabannya.
Ada saran dari mereka untuk melakukan ritual khusus?
Ya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan saja.

Sudah pernah periksa ke dokter?
Belum.

Apa sebelumnya Anda dan keluarga sempat mendapat ancaman?
Nggak pernah ada musuh, nggak pernah ada apa. Ribut perang mulut saja nggak pernah. Saya nggak suka ribut-ribut yang kayak gitu. Maksudnya saya cuma mau hidup yang tenang-tenang saja.

Bentuk gangguannya apa saja yang pernah dirasakan?
Banyak. Jadi pernah ada yang ular. Untungnya anak saya udah tahu semua binatang. Jadi ada satu ular itu sudah mau naik ke tangga dan mau masuk ke kamar kami.
Kedua, ularnya duduk di bangku saya. Itu ular cobra hitam. Waktu pertama, saya masih positive thinking. Apa iya ada habitat cobra di lingkungan saya? Saya sampai panggil ahli pengamat ular. Kan ada, daerah ini rawan binatang ini, daerah itu rawan dengan binatang itu.

Kapan terakhir kali merasakan adanya gangguan?
Minggu kemarin masih.

Apa bentuk gangguannya?
Banyak. Tapi bukan yang menampakkan diri. Minggu kemarin itu perasaan saya itu seperti ada istri saya. Saya pulang malam. Saya tanya, "Kok belum tidur, Yang?" Saya masih belum buka sepatu. Kok tumben nggak jawab. Biasanya kan dia teriak, "Sayang!" ini nggak, diam saja.
Saya lihat istri saya masih nonton televisi. Saya buka sepatu dulu, posisinya nunduk.
Pas dilihat lagi kok nggak ada. Terus kata istri saya ia udah tidur dari pukul 22.00 WIB.

Biasanya muncul jam berapa gangguannya?
Antara pukul 02.00 sampai 04.00 WIB. Itu sudah. Pokoknya kalau subuh itu sudah nggak ada.

Bagaimana perasaan Anda dan keluarga setelah menghadapi gangguan tersebut terus menerus, takut atau cemas?
Awalnya saya takut. Tapi saya berpikir kalau memang umur saya cuma sampai di sini, ya itu sudah jalannya. Saya cuma yakin mungkin Tuhan mau saya imannya lebih kuat lagi.
Apakah Anda pernah berpikir untuk pergi ke luar kota atau luar negeri untuk menenangkan diri dan menjauhi mahkluk gaib yang berada di rumah?
Sama saja. Kalau saya ke luar kota, tidur di luar kota sama saja, saya tetap digangguin.

Itu waktu ke mana?
Waktu ke Surabaya dan Yogya, saya pernah.
Kami dengar, Anda dan keluarga juga sampai harus tidur di mobil untuk menghindari gangguan itu, apa benar?
Ya. Kalau tidur di mobil itu aman.

Berapa lama tidur di mobil?
Sebulan. Tapi kan nggak setiap hari, tapi itu berlangsung hampir sebulan.
Pernah alami gangguan beruntun, satu minggu full misalnya?
Nggak.

Apakah Anda pernah melakukan sesuatu untuk melawan gangguan itu semisal berpuasa dan bersemedi, atau tindakan lain?
Nggak. Berdoa menurut keyakinan saya saja.

Apakah Anda pernah melaporkan hal itu kepada polisi?
Nggak. Kalau lapor kan kita harus tahu siapa pelakunya. Ini kan saya nggak mau tahu (siapa pelakunya). Tapi kalau orang pintar pasti tahu.
Saya nggak punya curiga kepada seseorang. Saya ingin hidup saya tenang, nggak ada rasa curiga.
Kami dengar kalau ada orang yang mau membantu Anda, orang itu juga ikut mengalami gangguan. Apa benar?
Ya begitu. Misalnya ada pendeta yang mau ke rumah saya untuk membantu, ehh mendadak anaknya celaka, sampai koma. Beruntung sekarang sudah siuman.

Apa saja hikmah yang bisa dipetik dari kejadian tersebut?
Banyak. Saya sangat amat mengerti kondisi persaingan. Terutama di bisnis. Saya pikir dunia artis itu seram, ternyata dunia bisnis itu lebih menyeramkan.

Apa yang ingin Anda sampaikan kepada orang yang melakukan gangguan gaib tersebut?
Saya sudah memaafkan sebelum mereka minta maaf. Tapi apa yang mereka sudah lakukan, apa yang mereka sudah tanam itu akan mereka tuai. Apa pun yang terjadi pada saya mungkin sudah jalannya.
Jadi saya ikuti kemauan Tuhan. Saya berusaha tetap menjadi yang terbaik. Saya berusaha menjadi orang yang berguna dan tidak menyakiti orang lain. Saya selalu berusaha. Tapi kan semua Tuhan yang menentukan.

Bagaimana dukungan dari keluarga besar?

Ya mereka yang membantu mencarikan itu semua, pemuka agama. Ya mereka sangat prihatin adanya kejadian ini. Mereka sangat merasakan di rumah saya kayak apa.
Mereka juga merasakan?
Iya.

Bisnis kuliner sudah punya cabang berapa sekarang?
Sebanyak 106, itu yang ayam Geprek (Geprek Bensu).

Mau bikin produk lain lagi ya?
Ada bakso. Bakso sampai akhir tahun ini ada 14. Target tahun depan ada 60. Nggak nyangka, kayak mimpi saja bakso saya diterima sama masyarakat. Mungkin karena di Geprek (Bensu) orang sudah percaya sama rasa saya.
Kayaknya orang kalau sudah cocok sama satu tempat pasti akan balik lagi. Memang sepertinya arah saya bukan di film atau di apa, tapi di kuliner kayaknya. (gita irawan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved