Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

83 Balita Sulut Terinfeksi HIV: 3 Persen dari 2.444 Penderita

Sebanyak 83 anak usia balita di Sulawesi Utara terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Internet
Ilustrasi anak yang mengidap HIV 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Sebanyak 83 anak usia balita di Sulawesi Utara terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Jumlah ini mencapai 3,39 persen dari total 2.444 orang yang terinfeksi HIV.

Data dari Dinas Kesehatan Sulut, dari 83 balita, sebanyak 34 orang di bawah usia 1 tahun. Sedang penderita HIV dengan rentang umur 1 hingga 4 tahun berjumlah 49 orang. Jumlah penderita HIV pada tahun 2018 2.444 orang. Rinciannya 1.542 pria dan 902 perempuan.

Pengelola Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Manado, Joni Wuisan mengatakan, wilayah kepulauan seperti Kabupaten Kepulauan Sangihe mengoleksi banyak penderita HIV/AIDS.

"Di Sangihe ada 14 penderita HIV dan 51 penderita AIDS. Di Sitaro 4 penderita HIV dan 24 penderita AIDS. Sementara di Talaud 9 penderita HIV dan 32 terkena AIDS," kata dia, Kamis (6/12/2018).

Menurut Wuisan, sebaran HIV/AIDS di Sulut sudah merata. Di wilayah Nusa Utara, kasus HIV/AIDS meningkat pesat. "Andaikan di sana ada fasilitas pemeriksaan AIDS pasti lebih banyak lagi penderita," kata dia. Ia membeber, wilayah kepulauan belum ada fasilitas pemeriksaan HIV/AIDS.
Pasien yang ingin memeriksakan diri harus ke Manado.

Untuk obat, kata dia, juga tak ada di kepulauan. "Setiap bulan dikirim dari Manado. Untuk Sulut, obat baru tersedia di Kota Manado, Tomohon dan Bitung, " kata dia.

Menurut dia, obat dikirim dari Dinas Kesehatan sesuai kebutuhan. Stok lengkap. "Obatnya yakni ARV yang diberikan secara gratis, " kata dia.

Makanan khas Minahasa, pangi, disebut bisa mengobati AIDS. Kadis Kesehatan Sulut Debbie Kalalo membeber, pihaknya mengapresiasi temuan itu. "Tentunya sangat luar biasa, makanan tradisional kita bisa sembuhkan AIDS," kata dia kepada tribunmanado.co.id via ponsel Kamis kemarin.

Menurut Debie, pengobatan itu harus diuji secara klinik setelah sukses diujicoba secara empiris. "Harus ada penelitian lanjutan, " kata dia.

Ketua STIKES Halmahera DR Dr Arend Mapanawang SpPD FINASIM beberapa lalu mengatakan, daun pangi dengan nama latin Pangium Edule Reinw punya senyawa yang mampu menghambat virus HIV dengan kekuatan mencapai 94,80 persen.

"Hasil uji coba Institut Pertanian Bogor, pangi bisa menghabisi virus AIDS, bahkan lebih tinggi dari obat Lamivudin yang digunakan selama ini, " kata dia.

Sementara itu, E, seorang wanita penderita HIV menceritakan, ia nanti tahu menderita penyakit itu setelah memeriksakan darah saat melahirkan. "Di sana saya diberitahu jika terkena penyakit itu," kata dia.

Ia membeberkan, sang suami agaknya tidak percaya, kemudian memeriksakan diri di Manado.
Hasilnya positif. Ia menduga suami terjangkit virus saat bekerja di Bali. "Ia punya tato, mungkin terjangkit dari situ, " kata dia.

Wuisan menambahkan, para balita malang ini terjangkit HIV dari sang ibu. "Kemungkinan sang ibu terjangkit dari suaminya," kata dia. Menurut dia, jumlah penderita AIDS yang sesungguhnya bisa lebih besar sesuai dengan fenomena gunung es.

SN saat Ikut Pengobatan HIV/AIDS bersama anaknya
SN saat Ikut Pengobatan HIV/AIDS bersama anaknya (TRIBUNMANADO/ALPEN MARTINUS)

Terjangkit dari Penambang di Papua

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved