Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ballon d Or 2018

Kisah Luka Modric, Anak Pengungsi di Zona Perang yang Kini Jadi Pesepakbola Terbaik di Planet Bumi

Kisah Luka Modric, anak pengungsi di zona perang yang kini jadi pesepakbola terbaik di planet bumi

Editor:
diolah tribun manado/alex/instagram @brfootball
Kisah Luka Modric, Anak Pengungsi di Zona Perang yang Kini Jadi Pesepakbola Terbaik di Planet Bumi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setelah meraih pemain terbaik dunia, pencapaian pesepak bola Kroasia kini lengkap sudah, Luka Modric, tahun ini setelah dirinya meraih penghargaan Ballon d'Or 2018.

Baca: Inilah 3 Pemain yang Lebih Pantas Meraih Ballon dOr Daripada Luka Modric

Penghargaan ini menobatkan Modric sebagai pesepak bola terbaik di muka Bumi untuk tahun 2018.

Membawa klubnya Real Madrid menjuarai Liga Champions 2018 serta membawa negaranya, yang tidak diprediksi sama sekali, menjadi finalis Piala Dunia 2018, merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Modric.

Keberhasilan Modric juga memutus rantai panjang dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, yang secara bergantian mendapat predikat sebagai pesepak bola terbaik sejagat sejak 2008.

Bagi Modric, ini adalah momen yang tak akan pernah ia lupakan. Sebab, ia dulunya hanya seorang anak pengungsi.

Dilansir dari theguardian.com, gelandang Real Madrid berusia 32 tahun ini mengalami masa kecil yang brutal sebagai pengungsi.

Baca: 5 Alasan Lionel Messi Gagal Meraih Ballon dOr 2018

Saat itu, Modric masih berusia enam tahun.

Lalu kakek kesayangannya ditembak mati oleh militan Serbia, ia dan keluarga dipaksa untuk hidup sebagai pengungsi di tanah airnya yang dilanda perang (perang Balkan).

Kisah Luka Modric, Anak Pengungsi di Zona Perang yang Kini Jadi Pesepakbola Terbaik di Planet Bumi
Luka Modric (diolah tribun manado/alex/instagram @brfootball)

Pada tanggal 8 Desember 1991, selama Perang Balkan, militan Serbia yang ganas menyerbu Modrici, sebuah desa kecil di dekat pegunungan Velebit di Dalmatia utara dan menembaki keluarga Kroasia yang tidak melarikan diri.

Salah satu dari mereka yang terperangkap dalam baku tembak adalah Luka Modric Snr, yang sedang menyusuri ternaknya di jalan.

Lalu dia terpojok oleh sekelompok orang Serbia yang secara brutal mengeksekusinya bersama dengan lima penduduk setempat lainnya.

Kejadian itu menghancurkan jiwa Modric.

Luca Modric
Luca Modric (instagram @brfootball)

Sebab dia dibesarkan oleh Luka Modric Snr sementara orangtuanya, Stipe dan Radojka, bekerja berjam-jam di pabrik rajut untuk membantu keuangan keluarga.

Setelah kejadian itu, orangtuanya terpaksa meninggalkan Modrici dan mereka mencari perlindungan di Hotel Iz di kota Zadar.

Tanpa listrik atau air yang mengalir, bunyi granat dan peluru menjadi makanan sehari-hari bagi Modric kecil dan saudara perempuannya, Jasmina. Belum lagi mereka menghindari ranjau darat yang berpotensi terkubur di setiap sudut jalan.

Tetapi meskipun mengalami kesulitan seperti itu, tidak menghentikan misi ambisiusnya untuk menjadi salah satu pemain terbaik di planet ini.

Modric sebenarnya jarang berbicara mengenai kesulitannya.

Namun ketika dia menandatangani kontrak untuk Spurs pada tahun 2008, dia secara singkat membahas kisah masa kecilnya.

"Ketika perang dimulai kami menjadi pengungsi dan itu adalah waktu yang sangat sulit," ungkap Modric.

“Saya berumur enam tahun. Ini benar-benar masa-masa sulit. Saya mengingatnya dengan jelas tetapi itu bukan sesuatu yang ingin Anda ingat atau pikirkan.”

Baca: Inilah 3 Pemain yang Lebih Pantas Meraih Ballon dOr Daripada Luka Modric

“Kami tinggal di sebuah hotel selama bertahun-tahun ketika kami berjuang secara finansial, tetapi saya selalu menyukai sepakbola.”

“Perang itu membuat saya semakin kuat, itu adalah masa yang sangat sulit bagi saya dan keluarga saya. Saya tidak ingin menyeret itu bersama saya selamanya, tetapi saya juga tidak ingin melupakannya.”

Namun, ketika Modric berusia 10 tahun, dia dicoret oleh sejumlah pelatih yang berpikir dia terlalu lemah dan malu untuk bermain bola.

Luca Modric Bersama Keluarga di acara Ballon d'Or 2018 a
Luca Modric Bersama Keluarga di acara Ballon d'Or 2018 (instagram @brfootball)

Hanya Tomislav Basic, seorang pelatih untuk tim yang dimainkan Modric di Zadar, yang bisa melihat potensinya. Ia lalu membawa Luka ke Dinamo Zagreb.

Dari sana bakatnya berkembang, ia melanjutkan ke Tottenham dan Real Madrid.

Sekarang, Modric menjadi andalan untuk klub dan negara, serta menjadi salah satu pemain paling berharga di dunia. Ia juga disebut sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia.

Kini, ia berhasil mendapat predikat sebagai pemain terbaik di muka Bumi.

Selamat!

Fakta di Balik Sukses Modric Raih Trofi Ballon dOr

Seperti diketahui, Modric menjadi pesepak bola pertama -selain Messi dan Ronaldo- yang berhasil meraih Ballon d'Or dalam 10 tahun terakhir. Keberhasilan Modric mengundang tanggapan positif di media sosial, yang menyebut 'era alien' telah berakhir dalam sepak bola.

Kualitas Messi dan Ronaldo memang di atas rata-rata sehingga mereka dijuluki makhluk dari luar bumi. Sementara Modric sukses memutus dominasi keduanya, untuk menjadi pemain terbaik dunia, melengkapi gelar yang diberikan FIFA dan trofi pemain terbaik di Piala Dunia 2018.

Luka Modric bersama keluarga
Luka Modric bersama keluarga (twitter)

Perjalanan Modric meraih trofi Ballon d'Or tidak dilalui dengan mudah. Gelandang 33 tahun membantu Real Madrid meraih tiga trofi Liga Champions secara beruntur, serta mengantar negaranya untuk kali pertama melaju ke final Piala Dunia 2018 di Rusia.

"Sulit untuk mengekspresikan emosi saya, bagaimana perasaan seperti ini digambarkan dalam kata-kata. Bagi saya ini adalah sesuatu yang unik dan sangat spesial," kata Modric.

Berikut fakta-fakta menarik Luka Modric

  • Luka Modric menjadi pemain Kroasia pertama yang memenangkan Ballon d'Or
  • Luka Modric adalah gelandang Real Madrid kedua yang memenangkan Ballon d'Or. Sebelumnya ada Luis Figo pada tahun 2000
  • Luka Modric menjadi pemain keempat yang memenangkan Ballon d'Or di tahun yang sama dengan golden ball (bola emas) Piala Dunia. Sebelumnya ada Bobby Charlton (1966), Johan Cruyff (1974) dan Paolo Rossi (1982).

Berikut klasemen Ballon d'Or 2018 selengkapnya:

Tribunmanado.co.id menyajikan informasi siaran langsung, live streaming, video highlight hasil pertandingan sepakbola, MotoGp, Formula 1 dan berita seputar dunia olahraga

Sumber: Bola
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved