Tim Kajian Pembentukan Perguruan Tinggi Pariwisata Rampungkan Hasil Kajian
Tim kajian pembentukan Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata laporkan hasil kajian di Provinsi Sulawesi Utara dalam seminar, di Aula Peninsula Hotel
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tim kajian pembentukan Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata laporkan hasil kajian di Provinsi Sulawesi Utara dalam seminar, di Aula Peninsula Hotel, Sabtu (1/12).
Tim kajian yang diketuai oleh Syamsul Rizal dari Politeknik Pariwisata Makassar yang dipercayakan oleh Kementerian Pariwisata untuk melakukan kajian.
Seminar tersebut nampak dihadiri oleh Drs Moh Arifin Mpd Rektor PTNP Makassar, Daniel Mewengkang Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara, siswa dari SMK pariwisata di Sulut, universitas yang memiliki jurusan atau kaitan dengan pariwisata, penggiat pariwisata Sulut, serta undangan lainnya.
Seminar diawali oleh Kadis Pariwisata Sulut, kemudian dilanjutkan pemaparan hasil kajian oleh tim pengkaji. Serta diberikan kesempatan untuk tanya jawab.
"Bersyukur sejak saya jadi kepala dinas, saya diberikan tugas untuk mencari apa yang perlu untuk pariwisata Sulawesi Utara, ternyata adalah pengembangan SDM, dan saya berpikir bahwa Sulawesi Utara harus miliki sekolah pariwisata, tingkat mahasiswa," jelas Daniel Mewengkang.
Baca: Sulut Masuk Kajian Rencana Pembangunan Politeknik Pariwisata Sulut
Bak gayung bersambut, PTPN Makassar sebagai tim pengkaji menyambangi Sulawesi Utara untuk melakukan kajian terhadap rencana pendirian PTPN.
"Mungkin ini jalannya, pak Gubernur langsung menyampaikan bahwa Sulut siap sekali, sebab untuk bagian Indonesia timur, Makassar itu jauh dari Sulut," jelasnya.
Ini menjadi tantangan, sebab ada dua lagi saingan Sulut yang juga dilakukan kajian yaitu Kalimantan Timur dan Papua Barat.
"Bangunan kami sudah siap yaitu di gedung budaya, bisa dipakai sampai kapanpun untuk pembelajaran, sembari persiapan untuk pembangunan gedung," jelasnya.
Untuk lahan juga Pemprov sudah menyiapkan lahan di Ilo-ilo. "Kalau luasnya sesuai dengan kebutuhan kita ada," jelasnya. Ia mengaku selalu melakukan komunikasi dengan pihak Kementerian Pariwisata.
Sementara itu, Direktur PTPN mengatakan, dari sisi kelembagaan berterimakasih pemerintah Provinsi Sulawesi Utara atas kesediaan dan kebersamaan dalam melakukan kajian, khususnya sebagai lembaga yang diberikan mandat, untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
"Dari segi waktu sangat singkat sebab dari November, dan tanggal 15 Desember sudah harus memasukkan hasil kajian ke Kementerian Pariwisata. Dan bersyukur teman di lapangan sudah bisa rampungkan pengumpulan data," jelasnya.
Ia mengatakan, sudah ada 6.500 respon yang masuk, selain dari hasil FGD yang menghadirkan sekitar 700 responden.
"Dengan demikian, semoga hasil kajian memang sudah memenuhi syarat dari segi keilmiahan tidak diragukan, di samping pernyataan dari IHGH dan Kepala Dinas," jelasnya.
Ia mengatakan, PTPN Makassar hanya melakukan kajian, namun keputusan ada di Kementerian Pariwisata.
"Perguruan tinggi ini tidak mudah, untuk politeknik ada tiga ranah yang tidak bisa dipisahkan, yaitu knowledge, kompetensi, dan attitude. Banyak perguruan tinggi pariwisata tapi tidak memiliki tiga ranah itu. Sebab tidak mudah dan tidak murah. Banyak dosen di mana-mana, bisa mengucapkan tapi kalau diminta melaksanakan belum tentu, tapi kalau Politeknik itu harus, untuk menjadi kompeten harus berlatih, bagaimana kalau dosennya tidak mampu melatih, tentu berlatih butuh bahan butuh alat," jelasnya.
Nah bersyukur di Sulut sudah ada dosen siap untuk itu, semisal house keeping, FO siap, tataboga sudah siap, dukungan industri, dan pemerintah juga sudah siap, lengkap semuanya.
Baca: Fakultas Pariwisata De La Salle Kunjungi Tempat-tempat Ini untuk UAS
"Nah sekarang tinggal sekarang bagaimana dengan pembiayaan. Di Makassar itu sekali praktik mahasiswa itu minimal Rp100.000, kalau satu semester berarti kita butuh 32 hari berarti Rp 3,2 juta per mahasiswa, per semester kali 2 untuk setahun, dengan demikian kita butuh sekian juta untuk biaya praktik saja untuk satu mahasiswa, nah kalau itu dilibatkan kepada masyarakat apakah mampu untuk itu? Nah dengan keberadaan kementerian pariwisata, semua anggaran disiapkan oleh pemerintah melalui kementerian pariwisata, ini luar biasa pengembangan SDM bidang pariwisata khususnya melalui Politeknik Pariwisata," jelasnya.
Kalau politeknik didirikan di Manado, maka aset untuk masyarakat yang akan menikmatinya.
"Ini kajian terakhir, nanti ada FGD lanjutan kesimpulan, mungkin rekomendasi ya atau tidak, tapi tadi kalau kita lihat masukan, semoga dari kajian mendapatkan sesuatu yang positif, hanya kami lebih kepada kajian, tapi keputusan tergantung dari Gubernur Sulut dan tim bersama kementerian," jelasnya. (Amg)