Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Blogger Traveling Ini Temukan Ratusan Paus Menunggu Ajal di Tepi Pantai

Pria ini tak sengaja menemukan banyak sekali paus terdampar saat bersama temannya melakukan perjalanan di Pulau Steward.

Editor: Alexander Pattyranie
BBC/Liz Carlson
Paus terdampar di pantai, menangis menunggu mati. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Blogger Traveling Ini Temukan Ratusan Paus Menunggu Ajal di Tepi Pantai

Blogger traveling asal Amerika Serikat Liz Carlson menemukan 145 paus terdampar di sebuah pantai terpencil di Selandia Baru.

"Saat itu adalah malam terburuk dalam hidupku," kata Carlson seperti dilansir dari BBC, Selasa (27/11/2018).

Carlson tak sengaja menemukan banyak sekali paus terdampar saat bersama temannya melakukan perjalanan di Pulau Steward.

Sekitar 145 paus pilot terdampar di pantai yang tengah surut.

Carlson mengaku pernah melihat kumpulan banyak paus, namun tidak ada yang sedramatis pengalamannya kali ini.

Paus-paus tersebut berjibaku mempertahankan hidup, berusaha bergerak ke perairan yang lebih dalam setelah terdampar di pantai.

Namun sia-sia belaka. "Mereka semua menangis dan terlihat berbicara satu sama lain," ungkap Carlson.

Dia bersama rekannya mencari bantuan, tapi sia-sia sebab lokasi mereka sangat terpencil.

Kehidupan manusia terdekat berjarak 15 km dan itu pun hanya pondok konversasi yang belum tentu sedang didiami manusia.

Toh, Carlson tidak mau menyerah. Dia berlari ke arah pondok tersebut sembari berharap di sana ada pemancar radio untuk meminta pertolongan.

BBC/Liz Carlson

HATI YANG HANCUR

Sayang harapannya hanya sekadar harapan. Pemancar radio tak ditemukan.

Carlson dan rekannya segera balik ke pantai untuk menolong sebisanya.

Dia coba bantu mendorong paus dewasa ke tengah laut tapi.

Carlson hanya bisa mendorong beberapa bayi ikan paus muda ke perairan lebih dalam.

Sementara paus dewasa praktis tak bisa didorong karena badannya terlalu berat.

Para paus tersebut terlalu berat.

"Bagaimana mereka dengan putus asa mencoba berenang tetapi berat badan mereka hanya menggali lebih dalam ke pasir," tulisnya di Instagram.

BBC/Julian Ripoll
 

"Kamu bisa merasakan ketakutan pada hewan, mereka melihatmu. Mereka mengawasimu dan mereka memiliki mata yang sangat mirip manusia."

Selama beberapa jam berikutnya, tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu.

"Aku tahu mereka pasti akan mati," tulis Carlson di Instagram.

"Aku berlutut di pasir berteriak dengan frustrasi dan menangis, dengan suara puluhan paus yang mati di belakangku, benar-benar sendirian."

PEMANDANGAN MENGERIKAN

Beberapa jam kemudian, Julian teman Carlson, datang dengan sekelompok penjaga hutan.

Karena hari sudah malam, tidak banyak yang bisa dilakukan.

Tapi pada saat itu, dua paus lain tengah berenang mendekati bibir pantai.

Carlson dan teman-temannya cuma bisa berdoa agar paus itu segera pergi agar tidak ikut terdampar.

Carlson dkk kemudian pergi ke kemah untuk beristirahat sambil berharap besok pagi ada hal lebih banyak yang bisa dilakukan.

Namun, keesokan paginya setelah terbangun, mereka dihadapkan pada pemandangan yang lebih mengerikan.

 
BBC/Julian Ripoll
Beberapa sudah mati dan yang lainnya berbaring di pantai kesakitan karena terpanggang sinar matahari.

"Ada air mata di mata mereka dan mulut mereka mengeluarkan suara sedih, Carlson berkisah.

Sudah jelas bahwa tidak ada ikan paus yang bisa diselamatkan. (Intisari.grid.id)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved