Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wawali Nayodo Bacakan Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Lapangan Hontinimbang

Ribuan guru baik tenaga pengajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) berbaris rapi di tengah Lapangan.

Penulis: Handhika Dawangi | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/HANDHIKA DAWANGI
Ribuan Guru berbaris di tengah Lapangan Boki Hontinimbang Kotamobagu mengikuti upacara peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke 73 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) 

Untuk itu, kita bertekad agar  pada masa-masa mendatang para guru dapat semakin berpacu mengambil peran sentral menyiapkan SDM tersebut.

Selanjutnya,  dalam  rangka  perluasan  akses,  pemerataan  mutu,  dan  percepatanterwujudnya guru profesional, pada tahun yang akan datang Kemendikbud akan menerapkan Kebijakan Sistem Zonasi.

Kebijakan Sistem Zonasi diharapkan akan mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh tanah air. 

Sistem  zonasi  tersebut  diharapkan  akan  memudahkan penanganan  dan pengelolaan guru, mulai dari distribusi, peningkatan kompetensi, pengembangan karir,  dan  penyaluran  bantuan  penyelenggaraan  berbagai  kegiatan  yang dilakukan  oleh  guru,  kepala  sekolah,  dan  pengawas  sekolah. 

Kegiatan-kegiatan itu dapat dilakukan melalui kegiatan di kelompok/musywarah kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah (KKG, MGMP, KKS, MKPS, KKPS, atau MKPS).

Bapak dan Ibu Guru yang saya muliakan,Setidaknya, terdapat tiga ciri guru profesional yang harus dimiliki oleh para guru.

Pertama,  guru  profesional  adalah  guru  yang  telah  memenuhi  kompetensi  dan keahlian  inti  sebagai  pendidik.  Perubahan  zaman  mendorong  guru  agar  dapat menghadirkan  pembelajaran  abad  XXI,  yaitu  menyiapkan  peserta  didik  untuk memiliki  keterampilan  berpikir  kritis,  kreatif,  inovatif,  komunikatif,  dan  mampu berkolaborasi.  Hal  tersebut  tentu  tidak  akan  dapat  diwujudkan  jika  para  guru berhenti belajar dan mengembangkan diri.

Kedua,  seorang  guru  yang  profesional  hendaknya  mampu  membangun kesejawatan. Bersama rekan-rekan sejawat, guru terus belajar, mengembangkan diri,  dan  meningkatkan  kecakapan  untuk  mengikuti  laju  perubahan  zaman. 

Bersama  teman  sejawatnya  pula  guru  terus  merawat  muruah  dan  menguatkan posisi  profesinya.  Jiwa  korsa  guru  harus  senantiasa  dipupuk  agar  dapat  saling membantu dan mengontrol satu sama lain.

Ketiga, seorang guru yang profesional hendaknya mampu merawat jiwa sosialnya. Para  guru  Indonesia  adalah  para  pejuang  pendidikan  yang  sesungguhnya,  yang menjalankan  peran,  tugas,  dan  tanggung  jawab  mulia  sebagai  panggilan  jiwa. Dengan  segala  tantangan  dan  hambatan,  para  guru  Indonesia  berada  di  garda terdepan dalam pencerdasan kehidupan bangsa.

Bapak dan Ibu Guru yang saya muliakan,

Akhirnya,  marilah  kita  jadikan  Hari  Guru  Nasional  ini  sebagai  semangat  untuk terus  membangun  peradaban  bangsa  sehingga  Indonesia  menjadi  bangsa  yang berbudaya,  cerdas,  bermutu  dan  berkarakter,  serta  mampu  bersaing  dalam kancah pergaulan global.

Bangsa ini menitipkan amanah  kepada  Bapak  dan  Ibu Guru yang saya hormati untuk memelihara, mengembangkan jati diri,  dan  membentuk karakter generasi penerus  bangsa  agar  bangsa  ini  menjadi  bangsa  yang  tangguh,  bangsa  yang mandiri, berdaya saing, dan penuh toleransi. Sungguhlah tugas yang amat berat bila  dipikul  seorang  diri.  Maka  dari  itu,  marilah  kita  bergandeng  tangan menunaikan tugas mulia ini.  Di pundak Bapak dan Ibu Guru, kami gantungkan masa depan bangsa ini.

Sekali lagi, saya ucapkan selamat Hari Guru Nasional tahun 2018. Semoga Allah SWT Tuhan  Yang  Maha  Esa, selalu  melindungi  kita  semua  dalam  mengemban tugas yang mulia ini.

Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(Tribunmanado.co.id/Handhika Dawangi)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved