Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembunuhan Bekasi: Tatapan Haris Kosong, Banyak Bengong dan Termenung

Polisi menggelar reka ulang atau rekonstruksi adegan pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Rabu (21/11).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com
Haris Simamora 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Polisi menggelar reka ulang atau rekonstruksi adegan pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Rabu (21/11). Sepanjang rekonstruksi tersebut, sang pelaku yakni Haris Simamora tampak menunjukkan ekspresi termenung.

Hal ini terlihat semenjak dirinya memasuki kediaman Diperum Nainggolan, di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Haris yang mengenakan kaus tersangka berwarna orange dipadukan celana pendek hitam lebih banyak terdiam dan tatapannya seolah kosong. Ia baru bergerak dan berbicara apabila diminta oleh tim gabungan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi Kota.

Saat mereka ulang adegan, Haris juga tak berbicara dengan lantang, seolah suaranya tertahan. Apalagi sejumlah memori kelam dari sadisnya perbuatan Haris masih tersisa di kediaman itu. Pantauan Tribun, sejumlah bercak noda darah masih tersisa.

Di dinding ataupun lantai, noda darah masih terlihat dengan jelas. Bahkan saking jelasnya, noda tersebut sampai ditutupi dengan karpet.

Tim gabungan dari Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi Kota juga terpaksa membuka paksa pintu rumah tersebut. Alasannya, kunci rumah itu hilang ketika dibawa oleh pelaku, yakni Haris Simamora, usai menghabisi keluarga Diperum.

"Pintu masuk dan pintu keluar yang digunakan tersangka dari pintu depan ini, kuncinya dibawa pelaku dan hilang. Karena itu harus dibuka. Kita buka paksa," ujar Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Indarto.

Indarto juga mengatakan semua adegan secara lengkap akan direka ulang oleh penyidik bersama pelaku yakni Haris Simamora.

Reka ulang itu dimulai dari pelaku datang, mengeksekusi para korban, melarikan diri, hingga terakhir menyimpan kendaraan roda empat yang dicuri dari TKP.

"Pada hari ini semua kejadian semua yang dilakukan oleh pelaku dari mulai dia datang, dia mengeksekusi, dia melarikan diri, dia ke kos-kosan, dia membuang linggis sampai dia menyimpan kendaraan yang dibawa dari TKP yang dicuri, sampai dia pergi kabur di Garut, kita akan reka ulangkan," jelasnya.

Kombes Pol Indarto mengatakan, rekonstruksi dalam peristiwa pembunuhan ini akan dilakukan sebanyak 62 adegan. Adapun adegan tersebut dilakukan di enam lokasi berbeda.

"Jadi nanti rekonstruksinya akan berlangsung di beberapa lokasi ada sekitar 6 titik. Kita akan maksimalkan hari ini kalau tidak bisa kita akan lanjutkan besok," kata Indarto.

Adapun adegan terbanyak terjadi di TKP kediaman korban, tempat dimana Haris Simamora menghabisi nyawa empat orang anggota keluarga Diperum Nainggolan.

"Di sini (Rumah Korban) paling banyak 37 adegan, Nanti ada adegan juga dia membuang BB yang dipakai untuk membunuh yaitu linggis," jelas dia.

Disoraki Warga

Warga sekitar kediaman almarhum Diperum Nainggolan terlihat menyoraki Haris Simamora selama proses rekonstruksi dilakukan.

Para warga yang terdiri dari berbagai usia memenuhi sekitar tempat kejadian perkara itu.
Saking penuh dan banyaknya warga, polisi sampai harus mengerahkan sejumlah personelnya untuk berjaga dan membuat perimeter.

Haris nampak disoraki dan dicemooh warga saat akan meninggalkan lokasi. Memasuki mobil Resmob yang berwarna hitam, perhatian warga tertuju pada pria yang mengenakan kaus tahanan berwarna orange itu. "Huuuuu... Huu...," begitu sorakan warga yang terdengar di lokasi.

Selain cemoohan dan sorakan, beberapa warga juga terlihat ingin sekali melihat wajah dari Haris. Mereka nampak berjinjit dan melongok ke arah mobil yang membawa pelaku. Seorang perempuan yang berusia antara 40-60 tahun, nampak emosi dengan keberadaan Haris di lokasi.

Perempuan itu beberapa kali berbincang dengan temannya dan juga awak media bahwa ingin melihat pelaku. Bahkan, ia mengungkapkan keinginannya untuk memukuli Haris. Alasannya, pelaku sangatlah keji dengan membunuh kedua anak Diperum dan Maya yang masih kecil.

"Saya rasanya pengen mukuli pelaku. Keji banget, masih pada kecil anak-anaknya masak dibunuh. Mana sini, saya pukuli saja," kata perempuan itu sambil memperagakan tinjunya.

Ajak Jaksa

Penyidik kepolisian melibatkan Kejaksaan Negeri Kota Bekasi dalam rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bonjong Nangka II RT 02/07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi.

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan, polisi mengajak pihak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi untuk menyaksikan jalannya reka adegan atau rekonstruksi kasus pembunuhan yang menewaskan empat orang tersebut.

"Kita ajak Kejaksaan untuk bisa melihat langsung rekonstruksi ini," ujar Indarto.
Ia menjelaskan, hadirnya pihak kejaksaan agar dapat melihat secara utuh aksi pelaku saat melakukan aksi pembunuhan.

"Jadi kan mungkin setelah beberapa adegan rekonstruksi ini ada beberapa perbaikan pasal atau penguatan setelah kita diskusikan dengan JPU, itu mungkin terjadi. Makanya kita ajak Kejaksaan untuk bisa melihat ini, sehingga nanti lancar saat pelimpahan berkas," paparnya.

Seperti diketahui, polisi telah menetapkan HS sebagai tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Polisi juga sudah melakukan penahanan. HS ditangkap di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, tadi malam, Rabu (14/11) sekitar pukul 22.00 WIB.

Dirinya diduga melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi, Selasa 13 November 2018.

Keempat orang tersebut adalah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami-istri dan dua orang anaknya. Keempat orang tersebut yakni, Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37), Sarah Nainggolan (9), serta Arya Nainggolan (7). (Tribun Network/dit/wly)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved