Ini Usia Perkawinan yang Rawan Perceraian, 5-8 Tahun Paling Berisiko
Kabar ini datang dari gugatan cerai yang dilayangkan Gisella Anastasia kepada Gading Marten.
Bahkan ada juga kualitas perkawinan yang mulai menurun di tahun ke empat.
TAHUN 5-8: Berisiko Tinggi
Ada beberapa alasan mengapa ini adalah salah satu periode paling berisiko untuk sebuah pernikahan.
Baca: Gisella Anastasia dan Gading Marten Akan Ungkap Penyebab Perceraian Mereka
Pada titik ini, anak-anak cenderung sudah stabil pertumbuhannya dan dianggap mampu bertahan hidup hingga dewasa.
Dengan kata lain, ketika risiko kematian bayi menurun, peluang perceraian bisa meningkat.
Studi menunjukkan bahwa memiliki anak melindungi perkawinan terhadap perceraian selama sekitar tiga tahun.
TAHUN 9-15: Risiko Rendah
Saat usia perkawinan menginjak tahun ke sembilan, pasangan tak lagi memiliki bayi di rumah.
Ketika anak-anak semakin tumbuh dewasa, orang tua juga mengalami kepuasan hubugan.
Studi menunjukkan bahwa 20 persen pernikahan berakhir dalam lima tahun pertama, dan jumlah ini meningkat 12 persen dalam 10 tahun.
Tetapi antara tahun ke 10 dan ke 15, angka itu hanya meningkat sekitar 8 persen, menyiratkan bahwa salah satu tahap paling aman dari pernikahan Anda adalah antara tahun ke 10 hingga 15.
TAHUN 15-20: Risiko Rata-rata
Kebanyakan pasangan sekarang menikah pada usia 30-an, yang berarti saat usia pernikahan mereka menginjak 20 tahun, usia mereka menginjak 50 tahun.
Ide bercerai di usia 50-an juga telah menjadi begitu umum.
Temuan terbaru dari Survei Sosial Umum menunjukkan bahwa pria dan wanita di atas usia 55 juga lebih mungkin berkhianat.
TONTON JUGA:
TAUTAN AWAL: http://intisari.grid.id/read/031244246/gisel-gugat-cerai-gading-ini-usia-perkawinan-yang-rawan-perceraian?page=all