Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kota Surga Berpenduduk 27 Ribu Jiwa, Musnah Terbakar, 1.011 Orang Hilang di Kalifornia

Para pakar menduga banyak penyebab kebakaran tersebut, mulai dari pertumbuhan populasi, kerusakan peralatan hingga perubahan iklim.

Editor: Alexander Pattyranie
AFP/GETTY IMAGES/BBC
Kota Paradise luluh lantak akibat kebakaran hutan. 

Pernyataan itu disesalkan Maggie Crowder dari Magalia.

"Jika Anda menghina orang kemudian Anda mengunjungi mereka, bagaimana mereka bakal menerima Anda? Tentunya tidak akan ada parade," keluh Crowder.

Sementara Stacy Lazzarino yang merupakan pendukung Trump berkata akan sangat baik jika sang presiden melihat langsung dampak dari kebakaran tersebut.

"Mungkin setelah dia mengunjungi tempat ini dan mengatakan 'Ya Tuhan', itu lebih dari cukup bagi kami," ujar Lazzarino.

Dua kebakaran, Camp dan Woolsey, menerjang kawasan utara dan selatan California pada pekan lalu, dan menghancurkan sejumlah kota.

Antara lain kota Paradise berpopulasi 27.000 jiwa yang hancur karena Api Camp.

Selain itu, kerusakan parah juga terjadi di Magalia dan Concow.

Dua

Para pakar menduga banyak penyebab kebakaran tersebut, mulai dari pertumbuhan populasi, kerusakan peralatan hingga perubahan iklim.

Mereka menyatakan kebakaran maut itu mungkin menunjukkan bahwa hal yang lebih buruk akan terjadi.

Jennifer Balch, direktur Earth Lab di University of Colorado Boulder, mengatakan kebakaran di bagian barat Amerika semakin intensif.

Asap membubung dari bekas-bekas Old Town Plaza yang hangus terbakar kebakaran lahan di Kota Paradise/ap/voa indonesia. 
Kota Paradise California tinggal puing kebakaran
Kota Paradise California tinggal puing kebakaran

Ada peningkatan lima kali lipat dalam hal jumlah kebakaran besar sejak tahun 1970-an, jelas Balch. Jadi, setiap 20 kebakaran yang terjadi pada tahun 1970-an, jumlahnya sekarang ini mencapai 100 kebakaran.

Kawasan yang terbakar juga berlipat dua, ujar Balch.

Perubahan iklim telah membawa suhu yang lebih hangat dan variasi ekstrem salju dan hujan, yang menyebabkan tahun-tahun kering dan basah, ujar Leroy Westerling, yang mengkaji kebakaran hutan dan iklim di University of California, Merced.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved