Mengharukan, Seorang Ibu Dapat Hadiah Berfoto dalam Gaun Pernikahan, Alasan Dibaliknya Bikin Mewek
Seorang ibu mendapatkan hadiah yang tak akan bisa dilupakan sepanjang hidupnya dari putrinya. Hadiah itu berupa foto pernikahan ibu dan anak
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang petugas kebersihan jalan sekaligus pengepul sampah di China, Chen Ziaolian (63), mendapatkan hadiah yang tak akan bisa dilupakan sepanjang hidupnya, yang didapat dari putrinya, Ma Er (28).
Hadiah itu berupa kesempatan untuk melakukan foto pernikahan ibu dan anak tersebut.
Ma Er yang merupakan nama samaran, menghadiahi ibunya sesi foto pernikahan, karena ibunya tidak pernah memiliki foto pernikahan.
Baca: Maia Estianty Unggah Foto Berdua: Sebut Mantan Pacar dan Beda Umur
Bahkan, foto pernikahan itu tak pernah dimiliki hingga akhirnya sang suami meninggal pada 1997, 21 tahun yang lalu.
Dilansir dari South China Morning Post, sesi foto dilakukan pada akhir September lalu.
Saat itu, Ma Er membawa ibunya ke sebuah studio foto.
Baca: Ini Dia Perbedaan Mencolok Maia Estianty dan Tri Hanurita Mantan Istri Irwan Mussry
"Setiap perempuan ingin memakai gaun pengantin yang indah, tetapi ibu saya tidak pernah melakukannya. Jadi saya memutuskan untuk menghadiahinya kesempatan itu. Saya sudah merencanakan ini beberapa tahun terakhir," kata Ma Er.
Berbalut gaun pengantin berwarna putih dan mengenakan sebuah tiara di kepalanya, Chen didandani layaknya seorang pengantin di pesta pernikahan. Ia terlihat bahagia mengenakan gaun yang disewa anaknya itu.
Meskipun di awal sesi ia terlihat gugup lantaran baru kali pertama mengenakan make up. Namun, raut muka bahagia tidak bisa disembunyikan dari mukanya yang mulai dipenuhi keriput.
Ma Er yang menggantikan posisi ayahnya, terlihat mengenakan setelan jas berwarna coklat dengan kemeja putih di dalamnya. Penampilannya dilengkapi dengan topi bundar berwarna senada.
Beragam gaya mereka lakukan dalam sesi foto pernikahan yang berlangung tiga jam tersebut. Hingga akhirnya, keduanya memilih sejumlah 40 gambar yang akan mereka simpan dalam sebuah album sebagai kenang-kenangan.
Selama ini Ma Er dan kakanya dibesarkan oleh ibunya seorang diri dengan susah payah.
Ibunya yang tidak mengenyam pendidikan hanya bisa bekerja sebagai pembersih jalan dan pengumpul sampah.
Hal itu terjadi karena ayahnya meninggal saat Ma Er masih berusia 7 tahun sementara kakak lelakinya berusia 17 tahun.
Ma Er tidak tahu apa yang ibunya rasakan selama ini, mungkin kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pejalan kaki ketika membersihkan jalan, atau yang lainnya.
Bahkan, di tengah kemiskinan yang membelenggu kehidupan keluarga kecil mereka, Chen selalu membelikan Ma Er dan kakaknya baju baru setiap tahunnya untuk merayakan festival musim semi.
Ma Er menceritakan, Chen tidak pernah membeli sesuatu untuk dirinya sendiri walau hanya sepasang kaos kaki. Beranjak dewasa, saat ini Ma Er sudah mengerti dan ia ingin membuat ibunya bahagia.
Sejak duduk di bangku SMP, Ma Er belajar dengan keras dan memohon kepada ibunya agar bisa melanjutkan pendidikannya. Ia pun ia diterima di universitas yang impiannya. Setelah lulus, Ma Er diterima bekerja di Wuxi, Provinsi Jiangsu pada 2013.
Saat ini Chen sudah tidak lagi berada di jalanan, kini ia bekerja di kantin sebuah perusahaan. Ma Er sudah memintanya untuk berhenti namun Chen menolaknya, karena tidak terbiasa menganggur.
"Walaupun ibuku tidak mengenyam pendidikan apa pun dan dia hanya bisa melakukan pekerjaan rendah, di hatiku, dia adalah ibu terhebat di dunia," ucap Ma Er.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/foto_20181105_130914.jpg)