Kisah Cinta Buta Florentino Perez kepada Gareth Bale dan Krisis Real Madrid
Florentino Perez barangkali baru menyadari bahwa cinta telah membutakannya. Memberikan hati kepada Gareth Bale telah mengaburkan segala kebenaran
Namun, pelatih 46 tahun tersebut berkata tidak dan meminta Eden Hazard. Andai gagal, ia minta Mohamed Salah atau Harry Kane. Perez kembali mengiyakan.
Akan tetapi, Perez sepertinya masih cinta dengan bintang asal Wales itu. Hanya berbekal dua gol di final Liga Champions musim lalu, Bale mampu merebut hati Perez dan membuatnya lupa pada janji kepada Zidane.

Pasca laga final, pengusaha asal Spanyol tersebut mengubah keputusannya dan menjanjikan tempat utama Real Madrid musim 2018-2019 kepada Gareth Bale, tanpa sepengetahuan Zinedine Zidane.
Mengetahui itu, Zizou murka dan memilih melepas jabatan pelatih Real Madrid. Mendung pun langsung menaungi Kota Madrid. Sebelum musim bergulir, Perez harus mencari pelatih anyar. Sial bagi pria berkacamata itu, karena penolakan demi penolakan ia terima.
Sederet opsi nama pelatih yang ia idam-idamkan sepakat mengatakan “tidak”. Mulai Mauricio Pochettino, Julen Nagelsmann, Juergen Klopp, hingga Massimiliano Allegri.
Baca: Ballon dOr 2018, Cristiano Ronaldo: Lionel Messi Tak Akan Masuk Tiga Besar
Respons positif kemudian datang dari Julen Lopetegui. Pelatih yang belum pernah kalah bersama timnas Spanyol, tetapi belum pernah teruji di turnamen akbar.
Performa acak-adul Real Madrid saat ini bukan satu-satunya dampak cinta buta Perez kepada Bale. Sejak menapakkan kaki ke Santiago Bernabeu, Bale sudah membuat Perez gelap mata.
Sang presiden memaksa Mesut Oezil hengkang demi memberikan tempat dan mengurangi beban biaya transfer Bale. Dengan uang 101 juta euro untuk mengantar Gareth Bale ke Real Madrid, penjualan Oezil ke Arsenal hampir menutup separuh biaya tersebut (47 juta euro).
Keputusan melepas Oezil membuat sebagian orang mengenyitkan dahi. Bagaimana tidak?
Oezil adalah raja assist Eropa saat itu. Pada musim 2010-2011, playmaker timnas Jerman ini bahkan menciptakan 28 assist di semua ajang dan menjadi angka tertinggi sepanjang sejarah di Eropa.
Semusim berikutnya, ia menajamkan angka tersebut menjadi 29 assist. Cristiano Ronaldo kabarnya tidak senang dengan keputusan tersebut karena ia kehilangan sosok pelayan yang memudahkan tugasnya merobek gawang lawan. Cinta buta Florentino Perez kepada Gareth Bale mengabaikan fakta itu.

Selain itu, Perez seolah lupa dan mengulangi kesalahan yang terjadi pada 2003. Ia pernah berbeda paham dengan Zidane saat menjual Claude Makelele dan mendatangkan David Beckham.
"Dia bukan penyundul bola yang baik dan dia jarang mengoper bola lebih dari tiga meter. Para pemain muda datang dan akan memastikan Makelele dilupakan," kata Perez soal Makelele.
Zidane membalas komentar tersebut dengan kutipan yang masih populer sampai sekarang: “Buat apa memberikan lapisan emas pada cat mobil Bentley ketika Anda kehilangan seluruh mesin?"
Benar saja apa yang dikatakan Zidane bahwa timnya kehilangan mesin di lini tengah. Alih-alih lupa pada Makelele, Real Madrid justru lupa bagaimana cara meraih gelar juara.