Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pendeta Brunson Dibebaskan: AS Cabut Sanksi, Ekonomi Turki Mulai Pulih

Pendeta Amerika Serikat Andrew Brunson dibebaskan pada bulan Oktober, mengurangi ketegangan.

Editor: Lodie_Tombeg
(AFP / ROBERTO SCHMIDT)
Pendeta Andrew Brunson (kiri) mendoakan Presiden AS Donald Trump saat keduanya bertemu di ruang kerja presiden di Gedung Putih, Sabtu (13/10/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, ANKARA - Pendeta Amerika Serikat Andrew Brunson dibebaskan pada bulan Oktober, mengurangi ketegangan antara sekutu NATO Washington dan Ankara.

Turki telah mencabut sanksi terhadap dua pejabat penting AS dalam satu langkah yang datang beberapa menit setelah Washington mencabut dua menteri Turki dari daftar sanksi.

Kementerian luar negeri Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat waktu setempat, bahwa sanksi terhadap Sekretaris Keamanan Dalam Negeri  Kirstjen Nielsen dan Jaksa Agung  Jeff Sessions, yang termasuk larangan perjalanan ke negara itu dan pembekuan aset di Turki, telah dicabut sebagai tanggapan terhadap langkah AS sebelumnya.

AS telah menjatuhkan sanksi pada Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu pada Agustus atas penahanan pendeta Andrew Brunson yang dibebaskan bulan lalu. 

Pendeta berusia 50 tahun itu dihukum karena tuduhan terkait teror dan dijatuhi hukuman tiga tahun, satu bulan dan 15 hari di penjara oleh pengadilan Turki pada bulan Oktober.

Namun Brunson segera dibebaskan, dengan mempertimbangkan waktu dan perilaku yang baik selama persidangan.

Friksi atas kasus Brunson menyebabkan krisis dalam hubungan antara dua sekutu NATO.

Dengan Washington menjatuhkan sanksi pada Ankara, krisis juga memicu kecelakaan mata uang lira Turki pada bulan Agustus yang mengekspos kerapuhan ekonomi Turki.

Pejabat dari bank sentral Turki juga secara dramatis menaikkan suku bunga pada bulan September, yang membantu mengangkat mata uang Turki.

Ketegangan yang tersebar dengan Washington juga telah membantu menstabilkan lira, dan dengan perluasan, ekonomi Turki

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, melaporkan dari Ankara, mengatakan Turki telah mengalami periode "sulit" di mana lira kehilangan "lebih dari dua kali lipat" nilainya terhadap dolar AS, tetapi setelah pembebasan Brunson "kami melihat ada pelunakan" di AS. Hubungan Turki yang telah "disambut oleh pasar". *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved