Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Raih Enam Emas Pesparani Ambon: Umat Goyang Tobelo di Rudis Kapolda Maluku Sulut

Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Nasional Katolik Pertama di Ambon, Maluku jadi ajang prestasi kontingen

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun manado / David Manewus
Kapolda Maluku Irjen Royke Lumowa menyerahkan bingkisan kepada kontingen Sulut pada acara Baku Dapa Kapolda Maluku dengan Kontingen Sulut untuk Pesparani Nasional Katolik Pertama di Ambon, Jumat (2/11/2018). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMBON - Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Nasional Katolik Pertama di Ambon, Maluku jadi ajang prestasi kontingen Sulawesi Utara.

Kapolda Maluku Irjen Royke Lumowa mengundang kontingen Sulut dalam acara Baku Dapa Kapolda Maluku dengan Kontingen Sulut untuk Pesparani Nasional Katolik Pertama di Ambon, Jumat (2/11/2018). Acara yang berlangsung di rumah jabatan itu juga diisi dengan acara bergoyang bersama.

Beberapa lagu membuat hampir semua anggota kontingen berdiri untuk menari bersama. Lagu-lagu yang menghipnotis itu seperti Tobelo, Ge Mu Fa Mi Re dan beberapa lagu lain. Bahkan, polineis dan goyang lagu "Anjing Kacili" pun mengisi acara.

Sebelumnya, mereka makan siang bersama. Lumowa menyiapkan makanan Minahasa. "Ada RW, ada pangi. Ada juga sate," katanya. Lumowa juga meminta kontingen dari Sulut untuk menyanyi. Ia meminta lagu "Pulang Jo" Tantowi Yahya.

Ketua Kontingen Sulut Edwin Kindangen mengatakan Ambon luar biasa. Penerimaan bahkan pengamanan luar biasa. Uskup Keuskupan Amboina, Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengatakan sudah 24 tahun di Ambon. Ia berkelakar hampir mati di Ambon karena kerusahan.

"Saya bilang sama Ibu Megawati (Soekarnoputri) saat itu kerusuhan harus dihentikan kalau tidak ada penyanyi dan preman Ambon tidak akan ada lagi. Hanya akan tinggal Mandagi dan Sarundajang (Plt Gubernur Sinyo Harry Sarundajang saat itu)," ujarnya berkelakar.

Yohana Yembise Gantikan Puan Maharani Tutup Pesparani Katolik Nasional Pertama di Ambon
Yohana Yembise Gantikan Puan Maharani Tutup Pesparani Katolik Nasional Pertama di Ambon (TRIBUN MANADO/DAVID MANEWUS)

Ia mengatakan, yang ia bawa di Ambon ialah sikap orang Manado. Itu adalah semboyan Torang Samua Basudara.
"Kerusahan hanya akan membuat ikan tertawa. Bom yang dipakai mengebom ikan dipakai untuk mengebom sesama," katanya.

Sebelumnya, kontingen menuju rumah keuskupan. Mereka bertemu dengan uskup Mandagi. Foto-foto bersama dibuat. Setelah itu, bersama Uskup Mandagi mereka menuju rumah dinas Kapolda.

Utusan Sulut memperoleh enam gold (emas). Keenam gold itu didapatkan pada kategori Dewasa Campuran, Dewasa Gregorian, Anak Remaja Gregorian, Dewasa Pria, Dewasa Wanita dan Mazmur Anak.

Untuk silver (perak) pada kategori Anak, Mazmur Dewasa, dan Mazmur Remaja. Sementara untuk bertutur Kitab Suci mendapatkan perunggu.

Dari yang mendapatkan gold, ada dua yang meraih dua nilai kedua tertinggi se-Indonesia. Adalah kategori Dewasa Pria dan Dewasa Wanita.

Cerdas Cermat Remaja juga meraih juara tiga nasional. Kategori tersisa yang belum mendapatkan medali ialah Cerdas Cermat Anak.

Olfi Mamarodia, Anggota Bidang Pendanaan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Sulut atas nama Karo Kesra Sulut dr Kartika Devi Kandouw-Tanos mengucapkan terima kasih kepada seluruh kontingen Sulut, panitia dan pelatih yang telah mengharumkan Sulut dalam Pesparani di Ambon. "Semoga berkat Tuhan selalu beserta kita," katanya.

Berikut Hasil Lengkap Perparani:

Gold

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved