Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Basarnas Masih Cari Black Box Pesawat Lion Air

Hingga sehari berselang atau H+1 pascajatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, Basarnas belum berhasil

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
AFP
Inlustrasi Black Box pesawat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Hingga sehari berselang atau H+1 pascajatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Karawang, Basarnas belum berhasil menemukan kotak hitam atau black box dari pesawat naas tersebut.

"Blackbox belum ditemukan. Tadi saya sampaikan main body belum ketemu sampai sekarang ini," kata Kepala Basarnas Syaugi saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa.

Syaugi mengungkapkan wilayah pencadian juga telah diperluas, di mana sebelumnya 5 nautical mile (satuan jarak di udara dan laut) kini menjadi 10 nautical mile atau sekitar 18,5 kilometer.

Baca: Nenek Ida Lemah Cari Lima Anggota Keluarganya Korban Lion Air

"Kalau kemarin 5 nautical mile, sekarang 10 nautical mile tentunya kita punya pattern-nya (pola atau titik)," imbuhnya.

Hingga kemarin tim Basarnas maupun gabungan masih memfokuskan pencarian pada pencarian korban dari pesawat Lion Air JT-610.

"Yang utama adalah korban. Kalau korban di atas permukaan sudah kita temukan semua. Kenapa kita cari main body? Karena kita berharap masih banyak (korban) yang ada di situ," ungkapnya.

Mengapa perlu menemukan Black Box? Nama asli dari Black Box adalah Flight Data Recorder (FDR).  Warna asli Black Box bukan hitam melainkan oranye terang yang dibuat dari bahan tahan api. Belum diketahui apa yang menyebabkan alat perekam tersebut disebut black box.

TNI AL memperlihatkan puing pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018).
TNI AL memperlihatkan puing pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10/2018). (antara)

Ada kemungkinan kotak sering hangus setelah kecelakaan, atau karena nama umum dalam sains untuk perangkat dengan data masuk dan keluar dengan kompleks kerja internal.

Benda tersebut menyimpan catatan penerbangan, termasuk mesin knalpot, suhu, aliran bahan bakar, kecepatan pesawat, ketinggian dan laju penurunan secara elektronik.

Beberapa data tersebut sangat penting untuk memfasilitasi penyelidikan setelah kecelakaan Lebih lanjut, kini bentuknya pun sudah tidak kotak melainkan silinder.

Black box biasanya ada dua, selain FDR ada juga Cockpit Voice Recorder (CVR). CVR adalah perekam penerbangan yang digunakan untuk merekam lingkungan audio di kokpit.

Komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara tersedia untuk penyelidikan setelah kecelakaan, dapat direkam. Kadang-kadang, dua silinder (FDR dan CVR) digabungkan, menjadikannya satu kotak setelah semua.

Sementara Kapten Tugboat AS Jaya II, Rahmat Slamet, menjadi saksi mata jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Senin lalu. Rahmat mengaku mendengar suara ledakan setelah pesawat masuk ke air.

"Kami dalam pelayaran pagi hari dari Tanjung Karawang menuju Marunda, posisi pesawat itu sudah jatuh jadi kelihatan seperti ekor pesawat masuk ke air," kata Rahmat Slamet. "Habis itu air naik ke atas dan terdengar suara ledakan," lanjutnya.

Rahmat menuturkan jarak kapalnya dengan lokasi jatuhnya pesawat sekitar satu mil atau 1,8 km. "Pesawat posisi masuk ke air kelihatan ekornya jadi kami lihat seperti itu," katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved