Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perkembangan Kasus Bakar Bendera: Uus Beli Bendera Tauhid di Facebook

Pembawa bendera yang dibakar dalam acara hari santri nasional di Garut telah diamankan Polda Jawa Barat. Setelah diinterogasi

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Pengurus GP Ansor 

"Kita mendapatkan pelajaran berharga, mendapatkan hikmah, dan karenanya mari semua mampu menahan diri, tidak kemudian main hakim sendiri, apalagi melakukan upaya untuk memobilisasi massa," sambung dia.

Baca: MUI Minta Umat Islam Tenang: Polisi Amankan Tiga Orang Pembakar Bendera Beraksara Arab

JK Temui Ormas Islam

Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar pertemuan bersama sejumlah pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Pertemuan tertutup itu digelar di kediaman dinas Wapres RI, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat malam.

Diduga, pertemuan ini terkait dengan aksi protes sejumlah ormas Islam atas aksi pembakaran bendera Tauhid oleh kader Banser di Kabupaten Garut. Tercatat sejumlah pimpinan ormas datang, seperti Ketua MUI Ma'ruf Amin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Ketua PBNU Said Aqil, maupun Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva.

Kemudian, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazarudin Umar, Sekjen MUI Anwar Abbas, Sekjen PB NU Helmy Faishal, Wakil Ketua MUI Zainud Tauhid, Cendekiawan Muslim Azzyumardi Azra, serta Dewan Penasihat Pimpinan Pusat Persatuan Islam Indonesia (Persis) Maman Abdurahman.

Selain itu hadir pula, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI Hadi Cahyanto, serta Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto. Para tokoh tersebut mulai berdatangan sejak pukul 18.30 WIB dan memulai pertemuan sekitar pukul 19.30 WIB.

Musa Bolos Kerja Demi Demo Bela Tauhid

Selepas Salat Jumat (26/10), ribuan orang mengenakan pakaian putih dan hitam berbondong-bondong melakukan aksi long march di jalan Merdeka Barat Jakarta, tepat di depan Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Dari sekian banyak massa aksi, adalah Musa. Pria asal Sukabumi yang hadir untuk bergabung dengan demonstran lainnya.

Pria berusia 37 tahun itu mengaku harus meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang pegawai swasta di kantornya yang berada di Bogor untuk ikut demo. Tanpa sepengetahuan bosnya. "Bolos saja. Demi ikut demo ini," katanya sembari terus memegang bendera Ar-Rayah di tangannya.

Kepada Tribun, dia mengaku baru pertama kali ikut demonstrasi seperti ini. Meski mengaku sempat was-was apabila akan terkena sanksi dari kantornya yang bergerak di bidang perbankan itu. Namun, ramainya aksi membuat kekhawatiran dia terbayar. Pasalnya, banyak massa aksi yang mengaku kepadanya bolos kerja.
"Banyak teman ternyata. Pada ngomong, mereka juga bolos," ucapnya tersenyum.

Dia mengaku harus berangkat pagi sekali untuk langsung sampai di Masjid Istiqlal Jakarta dan bergabung dengan massa lainnya. Tanpa teman dari Sukabumi, dirinya berkenalan dengan beberapa orang saat menunggu di Masjid dan diberikan bendera Ar-Rayah oleh seorang teman barunya.

Dia mengaku tidak terafiliasi dengan ormas Islam manapun di lingkungan rumahnya. Alasan untuk ikit serta dalam demonstrasi, murni keinganannya sendiri. Baginya, tidak boleh ada umat Islam yang menghina atribut Islam. Baik itu bendera, maupun atribut lainnya.

"Apapun alasannya, enggak bener lah. Kalau sampai bakar-bakaran begitu. Apalagi, sama-sama umat Islam. Untuk menyuarakan itu saja sih," lanjut pria yang mengenakan kemeja hitam dengan celana bahan warna senada.

Sebenarnya, lanjut pria satu anak itu, ingin sekali bertemu Menkopolhukam Wiranto dan berbicara dengannya agar tidak lagi ada kejadian seperti ini. Namun, hal itu sirna karena hanya tujuh orang perwakilan massa aksi yang diperbolehkan masuk. Lagipula, Wiranto juga sedang berada di Palu untuk kesiapan masa rekonstruksi usai bencana.

"Ya saya dengar Pak Wiranto juga sedang tidak di dalam," ungkapnya.
Kecewa Tidak Ada Wiranto
Kekecewaannya juga dilontarkan oleh ribuan massa aksi lainnya. Mereka kecewa lantaran tujuh delegasi tersebut tak ditemui langsung oleh Menko Polhukam Wiranto. Ketua Umum GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) Ulama, Yusuf Martak yang memimpin delegasi mengatakan Wiranto kini tengah berada di Palu, Sulawesi Tengah untuk menindaklanjuti tanggap bencana di kawasan tersebut.

Baca: Banding Ditolak HTI Ajukan Kasasi

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved