Ormas Adat Minahasa Sambut Hangat Paman Habib Bahar di Bandara Samrat
Disinformasi yang berujung pada aksi pengadangan Habib Muhammad Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Muhammad Hanif bin Abdurrahman
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Maksud dari diadakannya makan malam bersama ini dalam rangka menjaga persatuan dan kerukunan di Sulut jelang tahun politik 2019.
Usai mengikuti makan malam bersama, masing-masing tokoh agama pun memberikan buah pemikirannya tentang kerukunan.
Kapolda Sulut Irjen Pol Bambang Waskito menyebut, kedatangan Habib Smith yang mendapat sambutan hangat ormas adat Minahasa merupakan tanda bahwa Sulut merupakan barometer kerukunan Indonesia. “Ini tanda bahwa Sulut merupakan barometer kerukunan di Indonesia,” kata dia.
Lanjut Kapolda, kedatangan Habib di Manado memberi kesejukan di Sulut. Ia mengharapkan suasana damai dan rukun akan terus tercipta di Sulut. Kapolda hadir di bandara untuk menjemput Habib.
Menurut Ketua Umum MUI Sulut KH Abdul Wahab Abdul Gafur mengatakan, kerukunan sudah ada di deoxyribonucleic acid (DNA) masyarakat Sulut. “Makanya saya merasa kegiatan ini sangatlah baik, karena bisa terus menjaga bingkai keberagaman di Sulut,” ujar dia.
Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Sulut Sofyan Jimmy Yosadi meminta agar semua tokoh agama terus memantau media sosial dan mendamaikan suasana.
“Tokoh agama juga harus ada di sosial media dan menkounter isu-isu yang bisa memecah belah persatuan di Sulut. Karena kerukunan dan damai itu sangat indah,” ujarnya. Silahturahmi dan makan malam bersama ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Mabes Polri.
Ketua Umum LMI Pdt Hanny Pantouw menegaskan bahwa perbedaan seperti pelangi. “Pelangi tidak akan indah hanya dengan satu warna, sama seperti kerukunan. Makanya kita harus rawat perbedaan ini karena ada kekuatan di dalamnya,” tegas dia. Di akhir kegiatan semua tokoh agama bersatu dan mendeklarasikan tolak berita hoaks, dan isu SARA. (art/nie)