Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kontainer Kapal Roro Menumpuk di Pelabuhan Bitung

Rute pelayaran bisnis Davao, Filipina-Bitung, Indonesia yang dibuka April 2018 tak berjalan lancar. Jalur perdagangan yang dilayani

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/CHRISTIAN WAYONGKERE
Gubernur Sulut Olly Dondokambey meninjau Kapal Roro di Pelabuhan Bitung. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Rute pelayaran bisnis Davao, Filipina-Bitung, Indonesia yang dibuka April 2018 tak berjalan lancar.  Jalur perdagangan yang dilayani Kapal Ro-ro (roll on-roll off) Super Shuttle 12 ini mandek.

Penyebabnya, minim pengguna angkutan kapal untuk rute tersebut. Tidak adanya komoditas yang akan diangkut ke Filipina menyebabkan aktivitas pelayaran jalur ini berhenti.

Terpantau, kontainer pengangkut tersebut hanya terparkir di pelabuhan. Aktivitas pengiriman barang sampai saat ini sudah tidak pernah dilakukan.

Baca: Pelabuhan Bitung Turun Kelas Untungkan Broker Ekspor: Wali Kota Lomban Terkejut

Kepala KSOP Bitung Capt Weku Frederik Karuntu membenarkan, sekitar 50 lebih kontainer pengangkut barang saat ini tidak digunakan. Artinya semuanya dalam keadaan kosong.

Dikatakannya, kontainer yang ada tinggal menunggu ada muatan. Keberadaan kontainer ini pun pernah dikunjungi oleh para duta besar.

Ilustrasi Kapal Roro
Ilustrasi Kapal Roro ()

Tapi mungkin yang diperlukan agar kapal ini bisa dipergunakan kembali adalah kerja sama pemerintah dengan para pihak penyedia komiditas, yaitu para investor yang ingin berinvestasi untuk mengekspor barang.

“Tapi kalau kami sudah siap untuk menyediakan fasilitas dan peralatan berupa pelabuhan untuk membantu kegiatan ekspor maupun impor dengan menggunakan kapal Roro tersebut,” katanya.

Lanjutnya, apalagi dengan standar pelabuhan yang sudah International Hub Port (IHP). Mandeknya kapal tersebut kembali kepada pengusaha penyedia komiditas yang akan diekspor dan impor baik dari Filipina ke Bitung begitupun sebaliknya.

“Karena regulasi semuanya di Pelabuhan Bitung sudah ada. Mulai dari Bea Cukai, Imigrasi dan semua yang terkait dalam perizinan,” katanya.

Mungkin yang menjadi kendala, yaitu kesiapan komoditi dan para investor yang mungkin belum yakin untuk berinvestasi di Bitung.

“Peralatan dan fasilitas pelabuhan sudah siap apalagi saat ini pemerintah sedang membangun fasilitas jalan tol yang dapat membantu kegiatan perekonomian. Ini hanya ada pelaku bisnis yang harus berinvestasi di Bitung dan melihat peluang yang ada,” sebutnya.

Baca: Kapal RoRo Buah Kerja Sama Jokowi-Duterte Masih Mandek, Ini Upaya Pemprov Sulut

Humas PT Pelindo Bitung, Ronny mengaku memang Kapal Roro hanya ada satu kali pengangkutan kemari dan meninggalkan kurang lebih 50 kontainer.

“Sampai sekarang kontainer masih ada dan kosong artinya tidak ada muatan balik,” ucapnya.

Ia menyebutkan, pihaknya hanya menyediakan fasilitas dermaga yang ada, kalau ditanya tentang kenapa mandek itu bukan wewenang Pelindo. “Pada dasarnya kami sangat mendukung setiap program pemerintah baik pusat maupun daerah.

“Dermaga kami buka 1 x 24 jam, bahkan kami justru sangat senang karena dengan adanya program ini otomatis dermaga akan lebih ramai,” pungkasnya. (chi)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved