FKUB Sepakat Luruskan soal Pengadangan Habib Bahar dan Hanif oleh Ormas Adat
FKUB Sulut langsung merespons persoalan pengadangan Habib Bahar dan Hanif oleh massa ormas adat di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Penulis: Ryo_Noor | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Ryo
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sulut merespons persoalan pengadangan Habib Bahar dan Habib Hanif oleh kelompok massa adat di Bandara Sam Ratulangi Manado Senin lalu.
FKUB menemui Kapolda Sulut Irjen Pol Bambang Waskito dan Gubernur Olly Dondokambey untuk merumuskan solusi ke depan ekses dari masalah ini.
Baca: Pasca-aksi Ormas Adat Tolak Habib Bahar & Al-athos, Ini Kata Pendeta, Pastor hingga Ketua MUI
Usai pertemuan itu, FKUB menggelar konferensi pers di Kantor Gubernur Sulut, Rabu (17/10/2018).
Pertemuan itu dihadiri KH Rizal M Noer (Islam), Yenny Assa (Kristen), Fery Onibala (Budha), I Dewa Raisuti (Hindu), Sofyan Yosadi (Kong Hu Cu), dan Emmy Senewen (Katolik).
FKUB menjelaskan duduk persoalan kesalahpahaman ini.

Baca: Kronologi Penolakan Kedatangan Habib Bahar dan Habib Hanif Al-athos: Saya Orang Manado
KH Rizali M Noer, Wakil Ketua FKUB, mengungkapkan, ada misinformasi terkait penolakan kedatangan Habib Bahar dan Habib Hanif ke Kota Manado.
Informasi yang diterima sekelompok masyakarat, kedua habib itu akan mengadakan dakwah bernuansa radikal.
Padahal, kenyataannya, mereka datang untk menghadiri haul ke 7 kematian orang tua salah satu habib itu.
Baca: Pdt Sompe Minta Jemaat Tak Reaktif, Habib Bahar: Saya Punya Banyak Teman Pendeta
"Buktinya, dalam acara tidak ada penymaoian soal radikalisme, provokasi, dan sebagainya," kata dia
Dalam Islam ada istilah tabayyun, minta penjelasan dulu sebelum bersikap setuju atau tidak setuju.
"Alhamdulillah tidak terjadi yang tidak diinginkan kita semua," kata dia.

Sebab itu, KH Rizali M Noer mengimbau kepada seluruh masyarakat agar sebelum bertindak, maka segala sesuatu harus ditelusuri dulu kebenaran dan keabsahannya.
Baca: Pasca Penolakan Kedatangan Habib, Manado dan Sekitarnya Tetap Kondusif
"Kami imbau kepada semua pihak agar segala sesuatu harus telusuri kebenaran dan keabsahan. Agar tidak terjadi benturan yang akibatnya dapat memberi ketidaknyamanan bagi masyarakat di Sulut," kata dia
Sofyan Yosadi, perwakilan tokoh agama dari Kong Hu Cu, mengatakan ia mendukung semua langkah aparat dan pemerintah.
"Kami sudah bertemu dengan Kapolda dan Gubernur. Kami serahkan semua persoalan ini kepada aparat. Kami dukung aparat pemerintah. Selain itu, ia meminta kepada umat jemaat agar tidak mudah percaya hoaks. Kami turut menjaga keamanaan daerah ini," sebut dia.

Baca: Dua Habib Tokoh Gerakan 212 Pagi Tadi Tinggalkan Manado
Langkah selanjutnya adalah semua tokoh agama akan menyampaikan informasi sebenarnya ke jemaat dan umat.
"Masing masing akan sampaikan ke umat kondisi sebenarnya, agar tidak terpancing isu yang tidak kondusif ," sebut Yosadi.
Yosadi menjelaskan, memang kondisi sosial dan politik saat ini mengharuskan semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, karena ada ajang demokrasi yang tentu saja akan membuat eskalasi ketegangan di masyarakat menjadi semakin tinggi.
Baca: 7 Fakta di Balik Penolakan pada Habib Bahar & Al-athos di Manado, Alasan Ormas hingga Isi Ceramah

Tenny Assa, Sekretaris FKUB, meminta agar masyarakat tidak menelan mentah-mentah semua kabar dan informasi dari media sosial.
"Apa yang disebarkan di medsos jangan langsung ditelan. Kendalikan diri. Jika ada berita dari luar yang tidak benar, tidak usah resah. Jangan terpancing. Yang kita lakukan sekarang adalah waspada. Kalau ada provokasi, jangan terpancing," kata dia.
Selain itu, FKUB sudah mendapat nomor khusus dari Kapolda untuk melapor jika ada provokasi.