Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kontroversi Fahri Hamzah: Dari Serang Lembaga Kepresidenan hingga Larangan Menyerang DPR

Ucapan berbau kontroversi kembali dilayangkan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Ia mengatakan, rakyat boleh "menyerang" lembaga

Editor: Lodie_Tombeg
KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO
Fahri Hamzah 

TRIBUNMANADO.CO.ID, PALEMBANG - Ucapan berbau kontroversi kembali dilayangkan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Ia mengatakan, rakyat boleh "menyerang" lembaga kepresidenan dengan berbagai macam kritik yang pedas. Sebab, kata dia, lembaga kepresidenan memiliki kekuasaan.

Bagi Fahri, justru rakyat tidak boleh menyerang DPR lantaran dianggapnya tidak memiliki kekuasaan. “Boleh menyerang lembaga Kepresidenan, atau sebut kabinet bohong, sebab mereka punya power.

Yang tidak boleh itu menyerang DPR dan lembaga pengadilan seperti hakim karena mereka lemah tidak ada kekuasaan,” kata Fahri ketika menghadiri acara “ngopi bareng" Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (14/10/2018).

Hal itu disampaikan Fahri menjawab pertanyaan perserta diskusi dari ketua kelompok Emak-Emak Sumatera Selatan.

Ibu tersebut mengaku, dirinya sering diserang ketika hendak menyampaikan kebenaran. “Jadi bu, boleh mengkritik lembaga Kepresidenan. Polisi juga sekarang baik-baik, kalau ditangkap malamnya dikasih nasi goreng,” kelakar Fahri.

Fahri melanjutkan, jika Presiden ingin menyampaikan klarifikasi terhadap kritik yang disampaikan masyarakat, bisa menggunakan panggung kekuasaan, baik itu melalui media televisi ataupun pidato terbuka. “Tidak boleh pemerintah itu dikritik sedikit ditangkap.

Kalau pemerintah menghendaki klarifikasi dia punya semua hal, panggungnya Presiden itu punya kemampuan mem-bully, semua mendengar," ujar Fahri.

"Jadi dia ingin mengklarifikasi pakai panggungmu, jangan pakai kekuasaan, jangan takut pakai diskusi seperti ini tidak ada yang terluka,” tambah politisi yang dipecat PKS itu.

Seorang presiden, kata Fahri, memang digaji oleh rakyat untuk mendengarkan kritik pedas dari masyarakat. Sehingga harus kuat jika mendapatkan kritik keras.

“Kalau nggak ada seperti ini, Anda digaji untuk mendengar yang pedes-pedes, begitu cara kerjanya demokrasi, banyak yang belum paham. Emak-emak yang berjuang perlu semacam keberanian, dulu Bung Karno ngga ada TV atau Radio, ketika mau berpidato,” kata dia.

Presiden Bicara Thanos, Avengers, Game of Thrones, Sejarah Dilupakan

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengkritik pidato Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada Jumat (12/10/2018).

Menurut Fahri, Presiden saat ini lebih suka berbicara soal fiksi dibandingkan tentang sejarah terbentuknya negara Indonesia.

Kritik itu disampaikan Fahri dalam acara “ngopi bareng" Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (14/10/2018). Fahri mengatakan, Presiden semestinya tidak perlu bicara soal fiksi seperti film Avanger, Game of Thrones.

“Pemimpin tidak suka lagi berbicara sejarah, pemimpin kita bicara fiksi, Thanos, Avengers lah, Game of Thrones, seolah-olah mengajak kita memikirkan suatu yang dangkal ke kaum milenial, sejarah dilupakan, Sriwijaya dilupakan, Majapahit dilupakan,” kata Fahri.

Dia melanjutkan, semestinya pemerintah tak melupakan sejarah terbentuknya Indonesia dengan menyampaikan betapa sulitnya para pejuang tanah air merebut kemerdekaan di tangan para penjajah kala itu.

Salah satu contoh, ketika presiden pertama Soekarno hanya menggunakan stasiun radio untuk menyampaikan pidato kepada rakyat. Selain itu, perjuangan Bung Karno yang dibuang beberapa kali oleh penjajah juga harus dikenang.

“Bahkan orang Amerika saja terus menggaungkan para pemimpin dan pemikir terdahulunya seperti Haisen Hower, George Washington, Franklin.

Kenapa tiba-tiba Presiden justru mengutip fiksi Game Of Thrones? Itu tidak ada dalam kenyataan,” ujarnya. “Mengutip kitab suci tentunya lebih enak didengar,” tambah politisi yang dipecat PKS itu.

Dalam bagian pidatonya, Presiden Jokowi mengumpamakan kondisi ekonomi global sekarang tak ubahnya dengan cerita dalam serial televisi Game of Thrones. "Dengan berbagai masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa winter is coming," kata Jokowi yang disambut tawa dari para hadirin.

Para peserta Rapat Pleno tersebut adalah pimpinan negara, menteri ekonomi, gubernur bank sentral, hingga pejabat di bidang pembangunan lainnya dari seluruh negara di dunia. Adapun istilah winter is coming menggambarkan salah satu fase dalam Game of Thrones.

Jokowi menuturkan, hubungan antarnegara maju saat ini sama seperti perselisihan para Great Houses dalam Game of Thrones. Pihak yang disebut sebagai Great House saling bersaing untuk mengambil alih kendali The Iron Throne.

Pertarungan sesama Great Houses terus berlangsung hingga ada satu house yang berjaya, sementara houses lain mengalami kesulitan.

Namun, mereka tidak menyadari ketika winter is coming, ada evil winter yang mengancam keberadaan mereka semua dan berpotensi memorakporandakan kehidupan semua Great Houses.

Soal Pidato "Game of Thrones" Jokowi, Ini Kata Ekonom UI

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) membuka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 dengan menghubungkan kondisi global terkini keadaan dengan serial televisi Game of Thrones.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastadi menyampaikan dirinya sepakat dengan pidato Jokowi di Bali tersebut. "Saya sepakat sekali, ketika kita memainkan Game of Thrones, siapapun yang memainkan itu akan mati. Dalam konteks trade war antara AS-Cina, kalau ini terus terjadi ada kontraksi output global 0,8 persen," jelas Fithra di Jakarta, Sabtu (13/10/2018).

Artinya lanjut dia, ini sangat buruk bagi pelaku ekonomi atau bagi negara dalam konteks global. Baca juga: Jokowi Ibaratkan Ekonomi Global dengan Game of Thrones "Sementara Trump dengan kebijakan yang sangat inliteral artinya ingin memaksakan itu, dalam konteks memenuhi janji-janji konsituennya.

Jadi, semuanya menderita dalam perang ini," ucapnya. Fithra mengatakan, negara-negara di Asia paling terkena imbas dari perang dagang tersebut. Hal ini karena emerging market yang sangat mengandalkan perdagangan internasional.

"Pak Jokowi mengatakan kita bakal menghadapi potensi besar, potensi besar itu ya krisis," sebut Fithra. Dalam pidatonya, Jokowi menyebut-nyebut potensi yang akan dihadapi negara-negara global yang dikaitkan dengan dunia Game of Thrones mulai dari winter is coming, great house, iron thrones hingga evil winter. "Perang dagang semakin marak, dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang.

Negara-negara tengah tumbuh, juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan winter is coming," kata Jokowi. *

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fahri Hamzah: Rakyat Boleh Menyerang Lembaga Kepresidenan, tapi Tak Boleh Menyerang DPR"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved