Guru Nelty Minta Maaf: Menangis saat Karifikasi Dugaan Ujaran kebencian
Nelty Khairiyah, guru SMAN 87 Jakarta Selatan akhirnya meminta maaf atas sikapnya yang antiterhadap Presiden Joko Widodo.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Nelty Khairiyah, guru SMAN 87 Jakarta Selatan akhirnya meminta maaf atas sikapnya yang antiterhadap Presiden Joko Widodo.
Selain itu Nelty juga sudah membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya untuk mendoktrin para murid untuk antiPresiden Jokowi.
"Yang bersangkutan sudah buat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya serta meminta maaf," ujar Kata Kepala Sekolah SMAN 87 Jakarta, Patra Patiah.
Dia menceritakan, pihak sekolah pun sudah memanggil dan melakukan pembinaan terhadap guru tersebut disaksikan oleh wakil-wakil serta kepala kepala Tata Usaha (TU).
Patra Patiah menjelaskan awal kejadian diduga guru agama menyebarkan doktrin murid antiJokowi berawal pada Kamis (4/10) adanya pengirim pesan singkat dari nomor tak dikenal kepadanya yang mengadu adanya guru menyimpang dalam memberikan pelajaran.
Guru tersebut berdasarkan keterangan pelapor diduga mempertontonkan video penanganan bencana di Palu dan Donggala, kemudian mendoktrin siswa dengan perkataan antiJokowi.
Patra baru menjawab setelah SMS ketiga, karena harus menafsirkan pesan itu secara seksama. Ia membalas kepada nomor yang mengadukan akan menindaklanjuti laporan tersebut pada Senin (8/10).
Patra pun membentuk tim yang terdiri dari para wakil kepala sekolah untuk menginvestigasi masalah tersebut. "Tolong selidiki pengaduan ini kebenarannya. Ambil sampel beberapa siswa yang diajarkan guru yang bersangkutan," ujarnya.
"Ada beberapa murid yang saya ambil sampel, tidak semua, namun ada murid yang menyatakan beliau suka berpolitik. Nah berpolitik ini saya tidak paham, karena saya tidak oernah masuk ketika dia mengajar," tambahnya.
Patra pun memanggil guru yang bersangkutan setelah mendapat data pendukung dari hasil
keterangan sampel para pelajar. Ia menegaskan kepada guru agama itu bahwa sekolah bukanlah tempat untuk menyampaikan pendapat tentang pilihan politik dan mengajak para muridnya.
"Saya sampaikan bahwa ibu salah dalam hal ini, dan beliau menerima, beliau meminta maaf kepada saya, kemudian menyatakan tidak akan mengulangi lagi," jelasnya. Ia pun mengaku sudah melaporkan peristiwa teraebut hingga ke Dinas Pendidikan untuk tindak lanjutnya.
Menangis
Kepala Seksi Pendidikan Menengah Sudin Wilayah 1 Jakarta Selatan, Hermanto sudah melakukan klarifikasi kepada Nelty Khairiyah. Hermanto juga mengaku sudah bertemu dengan Kepala Sekolah SMAN 87 Jakarta Patra Patiah.
Hermanto mengatakan saat diklarifikasi Nelty menangis karena menyesal. Lantas, Hermanto pun meminta guru Nelty untuk membuat surat pernyataan tertulis.
"Ibunya nangis. Kalau Ibu nggak bisa berkata-kata tuliskan. Intinya sudah menyesal dan shock. Kami intinya ingin tahu dan menasihati," ucap Hermanto.
Hermanto tidak bisa menggali keterangan lebih banyak karena kondisi Nelty yang masih shock. Namun, dia menyebut Nelty tidak pernah ada niat untuk menjelekkan Persiden Jokowi.
"Untuk video ini kita enggak tahu. Materinya keimanan. Menekankan keimanan. Mungkin ada omongan yang kepeleset," ucap Hermanto.
Selidiki
Tim Kampanye Nasional Jokowi-Mar'uf Amin meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta menggali motif dibalik dugaan guru SMA Negeri 87 Jakarta berinisial N mempengaruhi siswa agar anti terhadap Presiden Joko Widodo.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani meminta, Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan Badan Pengawas Pemilu melakukan pemeriksaan terhadap guru Nelty.
"Kalau itu hanya karena kekecewaan yang bersangkutan saja, tidak terkait dengan ideologi tertentu, ya saya kira dibina saja," ujar Arsul.
Arsul mengatakan, jika kebencian yang diduga disebarkan oleh guru Nelty berdasarkan ideologi tertentu, TKN Jokowi-Ma'ruf meminta Bawaslu atau Dinas Pendidikan DKI Jakarta menindaklanjuti hal tersebut.
"Tetapi kalau itu karena kekecewaan, dia pernah misalnya, minta sama pemerintah usul apa tidak dituruti atau karena pelayanan publik kurang, itu cukup dengam pembinaan," ucap Arsul.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespon kabar viral terkait seorang guru yang diduga mendoktrin siswa SMAN 87 Jakarta untuk anti-Presiden Jokowi. Menurut Anies, seluruh aparatur negara harus bersikap netral. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengungkapkan, seorang guru seharusnya bisa memberikan contoh yang baik kepada muridnya. Sebab, guru adalah pendidik.
"Guru harusnya mendidik dan memberikan contoh (kepada siswa) dan seluruh aparatur sipil negara harus mengambil posisi netral," ujar Anies Baswedan.
Anies akan menugaskan tenaga pengawas untuk segera memeriksa guru bersangkutan. Menurut Anies, pihaknya akan memastikan mengenai pelanggaran dalam kasus tersebut.
"Kalau ada pelanggaran yang tidak sesuai ketentuan, (maka) berikan sanksi sesuai ketentuan," ujarnya. Bawaslu DKI Jakarta juga ikut menyambangi SMA Negeri 87 Jakarta untuk memintai keterangan kepala sekolah terkait beredarnya informasi seorang guru yang menyampaikan pesan kebencian terhadap presiden Joko Widodo (Jokowi).
Komisioner Bawaslu DKI Jakarta, Puadi, mengatakan, pihaknya bermaksud meminta keterangan untuk mengetahui apakah aterdapat indikasi dugaan pelanggaran pemilu di dalamnya.
"Kita mintai keterangan dulu, investigasi kepada kepala sekolah, guru yang bersangkutan. Kita minta ini sebenarnya ada dugaan pelanggaran pemilu atau bukan pemilu. Kalau memang ini pelanggaran pemilu, masuklah di dugaan pelanggaran pidana pemilu di pasal 280 ayat 1 sudah jelas itu di huruf C B dan H, " ujarnya.
Puadi mengatakan jika tidak masuk dalam pidana pemilu, maka kasus tersebut berada di ranah kepolisian. "Kalau memang itu ada dugaan pelanggaran pemilu. Jika tidak, ini menjadi ranah kepolisian di pidana umum," ujarnya.
Keterangan yang didapat dari hasil penggalian langsung di lokasi, akan dijadikan data awal, karena bawaslu tidak mendapat laporan atas dugaan penyampaian pesan kebencian terhadap Jokowi, yang juga merupakan calon presiden itu.
"Sepanjang ini belum ada laporan ke Bawaslu DKI, ini bisa menjadi sebuah temuan kita. Untuk itu untuk bisa membuktikan bahwa ini ada dugaan pelanggar dan pemilu atau tidak," ujarnya. (Tribun Network/jai/yan/wly)