Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rumah Pasha Ungu Hancur Terbelah Dua Pasca Gempa Palu, Adelia Ungkap Hal Ini

Rumah Pasha Ungu terbelah dua saat gempa diiringi tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Editor: Aldi Ponge
Kompas.com/Instagram.com
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dihantam gempa sekaligus tsunami. Rumah Pasha Ungu pun jadi korban.

Bencana alam itu menyerang pada Jumat (28/9/2018) sore lalu.

Seribu lebih orang jadi korban, bangunan-bangunan banyak yang luluh lantak.

Bangunan rumah yang ditinggali Pasha Ungu dan Adelia pun ikut jadi korban.

Baca: Cerita Korban Selamat Gempa Palu Soal Aksi Rebutan di Minimarket-SPBU

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh anak mereka, Kiesha Alvaro.

"Rumah dalamnya hancur kebagi dua," kata Kiesha dilansir TribunJatim.com dari tayangan "Selebrita Pagi", Selasa (2/10/2018).

Okie Agustina yang berada di samping Kiesha lalu menunjukkan foto Adelia dan Pasha di tenda pengungsian.

Dalam foto, tampak Pasha dan Adel tidur bersama pengungsi-pengungsi lain di tenda.

Pasha Ungu dan Adelia Pasha tidur di tenda pengungsian
Pasha Ungu dan Adelia Pasha tidur di tenda pengungsian (Instagram/adeliapasha/diegochrist/Tribunnews/Irwan Rismawan via TribunStyle)

"Ini foto dari WhatsApp-nya Adel yang dia lagi tidur di tempat pengungsian," kata Okie.

"Setelah lihat foto ini kita sebenernya lega, kemarin kan yang ditakutin karena nggak ada kabar sama sekali."

"Alhamdulillah ada foto ini kita jadi sedikit lega karena Ayah sama Mami-nya selamat."

Wajah Kiesha Alvaro pun berseri ketika Adelia mengangkat video call mereka.

Dari raut wajah Adel tampak tekanan yang dirasakan pasca gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.

"Gimana di sana, Mi?" tanya Kiesha.

"Kamu gimana? Sehat semua kan?" sahut Okie.

Baca: 3 Struktur dan Material Bangunan yang Digunakan pada Gedung dan Rumah Tahan Gempa di Jepang

"Ayah mana Ayah? Ayah mana?" tambah Kiesha.

Adelia mengungkapkan Pasha yang merupakan Wakil Wali Kota Palu kala itu tengah ke kuburan massal.

Di sana dikubur sekitar seribu jenazah yang menjadi korban di bencana gempa dan tsunami ini.

"Ayah lagi di kuburan massal, sudah sekitar seribu yang dikuburin," tutur Adelia.

"Banyak banget mayatnya, Ya Allah."

"Kamu sabar ya, sehat-sehat ya," ujar Okie Agustina.

"Jaga diri di sana, Mi," timpal Kiesha Alvaro.

Adelia lalu mengungkapkan bahwa ia sebenarnya disuruh pulang oleh Pasha.

Namun, ia tak mau dan memilih menemani Pasha hingga tidur di tenda pengungsian.

"Tadi disuruh pulang sama Ayah naik pesawat hercules tapi nggak mau," ungkap Adel.

"Mau nemenin Ayah aja di sini."

Baca: Terungkap! Tsunami Palu Menerjang Hanya 8 Menit Setelah Gempa

Adelia sempat mengunggah video tentang bantuan-bantuan yang diberikan donatur untuk korban gempa.

"Alhamdulillah tadi dapat bantuan dan tadi langsung dibagikan ke yang daerah benar-benar hancur di Petobo dan Balaroa," ujarnya.

Sayangnya, ternyata bantuan bahan pangan yang datang masih kurang untuk para pengungsi.

Namun, beberapa pengungsi tampak tetap antre untuk dapat makanan.

"Temen-temen mohon doanya karena di sini masyarakat mulai kekurangan bahan pangan," tutur Adel.

"Jadinya lagi pada kumpul di sana, kita sudah berusaha sebaik mungkin, doakan kami semuanya."

Update Gempa dan Tsunami Sulteng per Kamis 4 Oktober 2018

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Rabu (3/10/2018) pukul 13.00, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami di Sulawesi Tengah meningkat menjadi 1.407 orang.

Korban meninggal tercatat dari berbagai wilayah, mulai dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, hingga Parigi Moutong.

Mereka kebanyakan tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa, ataupun terseret arus ketika tsunami.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 519 korban telah dimakamkan di TPU Paboya.

Selain korban meninggal, jumlah korban luka berat juga bertambah menjadi 2.459 jiwa.

Sebanyak 113 orang dilaporkan hilang, 152 orang tertimbun, dan 65.733 rumah rusak berat.

Dilaporkan pula, 70.821 warga yang terdampak gempa dan tsunami mengungsi di 141 titik.

Jumlah tersebut masih sangat mungkin bertambah, lantaran tim SAR masih terus bergerak untuk melakukan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.

Foto udara kerusakan di Perumnas Balaroa akibat gempa bumi yang mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018).
Foto udara kerusakan di Perumnas Balaroa akibat gempa bumi yang mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, hingga H+5 gempa, tim SAR sudah bisa memasuki seluruh kawasan terdampak, termasuk Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong.

Komunikasi dilaporkan sudah mulai lancar, meskipun belum semua daerah pulih.

"Komunikasi sudah mulai lancar meskipun belum semua ter-cover," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018).

"Di Donggala baru di bagian selatan hingga tengah, belum sampai di bagian utara dari Kabupaten Donggala. Begitu pula dengan di Sigi dan Kota Palu."

Percepatan pemulihan infrastruktur juga terus dilakukan, meliputi jaringan listrik, pasokan BBM, dan jalan menuju ke daerah terdampak.

"Jalur lintas Palu melalui Trans Sulawesi bagian tengah barat dan timur semuanya sudah bisa ditembus kendaraan, dan logistik terus disuplai," ujar Sutopo.

Selain itu, penanganan pengungsi di 141 titik juga dilaporkan terus membaik, meskipun belum seluruh korban mendapatkan bantuan logistik secara maksimal.

Sutopo mengatakan, bertambahnya jumlah personel dan alat berat dalam proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban, kian mempercepat proses penanganan.

Menurut data BNPB, 6.399 personel tim SAR gabungan dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.

Jumlah tersebut, terdiri dari 3.169 anggota TNI, 2.033 anggota Polri, 111 relawan, dan 1.086 dari kementerian/lembaga serta pemerintah daerah.

Dikerahkan pula 16 unit alat berat untuk proses evakuasi.

Selain itu, alat utama sistem persenjataan (Alutsista) juga diturunkan untuk proses evakuasi korban, terdiri dari 2 unit kapal perang RI (KRI), 3 helikopter, dan 5 pesawat.

Beberapa helikopter water bombing dari BNPB pun didorong untuk melakukan penanganan darurat, baik untuk proses evakuasi maupun droping bantuan logistik.

Diketahui, bantuan internasional juga sudah mulai disalurkan ke daerah terdampak.

Sebanyak 17 negara sudah menyerahkan daftar bantuan yang ditawarkan untuk penanganan bencana

TAUTAN AWAL: http://jatim.tribunnews.com/2018/10/04/rumah-pasha-hancur-terbelah-dua-pasca-gempa-palu-dan-donggala-adelia-ungkap-bahan-pangan-kurang?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved