Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jejak Penerjun sebelum Gempa-Tsunami: Petra Mandagi Sempat Abadikan Kota Palu dari Udara

Petra Nathaniel Mandagi (35), satu dari 34 penerjun paraglider nasional sempat mengabadikan Teluk Palu Jumat petang.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
istimewa
Petra Mandagi terjun di langit Kota Palu Jumat pekan lalu yang diunggah di akun Intagram. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, PALU - Petra Nathaniel Mandagi (35), satu dari 34 penerjun paraglider nasional sempat mengabadikan Teluk Palu Jumat petang.

Petra adalah satu dari 34 paraglider yang ikut parade terjun X-Country 2018 di Festival Pesona Palu Mamoni, yang digelar tiga hari di Palu, Sulteng.

Hingga Minggu malam, Petra dan 9 rekannya, masih berstatus hilang. Melalui akun instagramnya, Petra mengabadikan beberapa frame foto udara dengan kamera G-Pro dari kabin paraglidingnya.

Dari foto yang diunduh dari Hotel SwissBel, Silai, jalur Trans Palu-Donggala, pukul 14.00 Wita itu, terlihat jelas Kota Palu, Pantai Talise, Pelabuhan Pantoloan, dan Sungai Galambuse.

Gugusan pegunungan yang diduga merupakan jalur patahan Sesar Palu Koro, yang diduga kuat jadi sumber rentetan gempa, sepanjang Jumat dini hari hingga puncak gempa 7,7 SR yang memicu tsunami, Jumat petang.

Pada Sabtu petang, 20 panerjun paralayang yang sudah terevakuasi di Lanud Hasanuddin, Makassar dan di antara mereka ada lima atlet asing.

Ke-20 nama atlet yang akan diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat Hercules TNI-AU itu adalah Alfari Widyasmara, Yustira Rama, Hery Dotulong, Agus Wahyudi, Wahyudi Widodo, Rio Indra, Agus Sumanjaya, Tagor Lasak, Michael, Hans Mawikere, Yhosi Pasha, Rizky Dermawan, Sugeng Santoso, Viky Mahardiha, Gigi Iman dan Hening Paradigma, Ng Kok Choong, Sulton Nur Chopier, Taufiq, dan Francois de Neuville.

Ada lagi secita rahu dari mantan kiper legenda Sriwijaya FC berdarah Manado. Ferry Rotinsulu dikabarkan selamat dari dahsyatnya gempa dan tsunami yang terjadi di kota Palu dan Donggala Jumat sore.

Petra Mandagi
Petra Mandagi ()

Diketahui Ferry sebelumnya berada di Palu guna menghadiri acara pemakaman sang ibu pada Kamis lalu (20/9/2018). Lewat percakapan singkatnya via aplikasi Whatsapp, Ferry mengungkapkan kondisi yang turut jadi korban gempa dan tsunami.

Ferry menyebut jika rumah keluarganya hancur akibat guncangan gempa. Tak hanya itu, semua jaringan komunikasi putus seketika, bahkan akses jalan dan penerbangan juga putus. “ Nagis rasanya, liat keadaan kayak gini,” tulis Ferry di pesan Whatsapp tersebut.

Ferry mengatakan jika semua rumah retak dan hancur tak bersisa, termasuk rumah keluarganya. “ Kalau ada gempa naik lagi, gini rupanya tsunami,” ujar Ferry yang baru merasakan kengerian gempa tsunami.

Pada percakapan lainnya, Ferry mengaku sempat pasrah ketika peristiwa tersebut terjadi. Kala itu dirinya tengah berada di dalam kamar mandi, lalu tiba-tiba gempa dahsyat terjadi menyebabkan lampu setika padam.

“Tekurung di kamar mandi, lemari dapur ambruk semua, ngga ada jalan keluar, namun Alhamdulilah ada jalan dan bisa selamat,” ceritanya. Untuk sekarang Ferry diketahui tengah berada di salah satu posko bersama dengan masyarakat lainnya.

Ferry Rotinsulu
Ferry Rotinsulu (Tribunnews)

Doakan Korban

Gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulteng mengundang keprihatinan. Masyarakat Kota Kotamobagu ikut prihatin.

Tita Dalanggo misalnya. Gadis Kelahiran Bai Boltim 3 Desember 1998 ini mengaku sangat sedih mendengar kabar bencana tersebut.

“Sebagai manusia pasti saya ikut merasakan kesedihan atas bencana, musibah yang menimpa saudara-saudara kita yang ada disana,” ujar warga Bai, Kecamatan Nuangan, Kabupaten Boltim ini kepada tribunmanado.co.id, Minggu (30/9/2018) malam.

Tita mengatakan, terus berdoa agar saudara korban bencana akan tabah menghadapi cobaan ini. “Semoga saudara kita bisa tabah atas musibah tesebut. Mari kita semua memberikan bantuan uang atau pakaian ataupun yang lainnya untuk keperluan mereka,” ujar cewek yang suka menyanyi ini.

Dia berharap kedepan agar semua dapat lebih banyak lagi mengingat Tuhan. “Ini juga sebagai teguran untuk kita semua agar kita tidak bersifat duniawi,” ujar Tita.

Pasha Ungu (membelakangi kamera) bersama istri tidur di tenda pengungsi.
Pasha Ungu (membelakangi kamera) bersama istri tidur di tenda pengungsi. (istimewa)

Adel dan Pasha Tidur di Pengungsian

Ramai beredar foto Wakil Wali Kota Palu Sigit Purno Syamsudin atau Pasha ‘Ungu’ dan istrinya Adelia Wilhelmina tengah tertidur di tenda pengungsian usai tragedi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulteng.

Sang manajer Adelia, Diego Christian, juga membenarkan hal tersebut. Serta menyebut bahwa Adel dan Pasha sudah menginap di tenda sejak malam pertama usai kejadian gempa dan tsunami. “Mulai dari malam pas kejadian dia langsung ke tenda pengungsian,” ujarnya pada Minggu (30/9/2019).

Bahkan Adelia tak membawa apa-apa dari rumahnya itu dikarenakan panik usai kejadian tersebut. Hal itu terbukti dari baju yang dikenakan Pasha di foto yang beredar. Vokalis Ungu itu terlihat tampil dengan baju seragam PNS nya saat tidur di sebelah Adelia.

Diego juga menyebut keadaan rumah Adelia dan juga barang-barang di dalamnya usai gempa tersebut. “Ada beberapa barang di rumahnya yang jatuh dan rusak tapi belum sampai hancur gitu juga sih rumahnya. Tapi ya nggak aman gtu kalo tidur di sana, takut waktu tidur ada gimana-gimana. Makanya dia milih di tenda pengungsian,” terangnya. (tribun/dik/dtc)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved