Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Taufiq Sedang Mandi Saat Gempa 7,4 Guncang Palu

Taufiq, salah satu atlet Paralayang FASI Jawa Timur yang berasal dari Malang akhirnya bisa bernafas lega. Ia menjadi salah satu korban

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Twitter/Sutopo_PN
Helly Puma TNI-AU yang membawa tim dari TNI-AU bersama personel PLLU, Meteorology dan teknisi, Teknisi Telekomunikasi Airnav MATSC, inspector obu V menuju Bandara Mutiara Palu untuk perbaikan darurat bandara pasca gempa Donggala, Sulawesi Tengah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Taufiq, salah satu atlet Paralayang FASI Jawa Timur yang berasal dari Malang akhirnya bisa bernafas lega. Ia menjadi salah satu korban selamat dari bencana gempa bumi dan tsunami Palu dan Donggala Jumat (28/9). Kini dirinya bisa kembali berkumpul dengan keluarganya setelah sempat mengalami situasi yang cukup mencekam.

Diangkut menggunakan pesawat Hercules milik TNI, Taufiq akhirnya mendarat di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang. Suasana haru terlihat ketika dirinya bisa kembali bertemu dengan sang istri dan dua putranya. Sebab, dalam beberapa hari dirinya sempat kesulitan memberikan kabar lantaran jaringan komunikasi terganggu.

Kepada wartawan, Taufiq menceritakan bagaimana saat-saat menegangkan ketika terjadi gempa dan tsunami di Palu. Ia menyebut bahwa sebelum terjadi gempa besar bermagnitudo 7,4 sudah ada gempa kecil. Saat kejadian gempa dan tsunami tersebut, Taufiq tengah berada di Palu usai mengikuti kejuaraan Paralayang Cross Country.

Hari itu terakhir perlombaan, sehingga dirinya memiliki cukup waktu untuk beristirahat. "Saat gempa pertama saya berada di PGM Mall. Saat itu saya bersama beberapa teman sedang makan dan nonton. Kemudian kami kembali ke penginapan. Setelah itu, kami menunggu makan malam di penginapan, hampir bersamaan dengan adzan Magrib terjadi gempa besar itu ," terangnya.

Lebih lanjut, Taufiq menambahkan bahwa posisi penginapan yang ditempatinya memang tidak jauh dari pantai. Namun, posisi tempat menginapnya masih terhalang oleh satu jalan besar dan ruko-roko di sekitar PGM Mall. "Kalau dari ruko-ruko ke pantai jaraknya sangat dekat sekali. Mungkin sekitar 50 meter saja sudah mencapai tepi pantai," ujar Taufiq.

Sementara itu, menurut sang istri Wenny Desi Eriana menjelaskan bahwa suaminya sempat memberi kabar kepada dirinya saat gempa pertama sekitar pukul 15.00 WIta. Setelah itu, suaminya kembali ke penginapan.

Menjelang maghrib,saat suaminya tengah mandi untuk persiapan shalat magrib datang gempa kedua dengan kekuatan 7,4 skala richter melanda Palu. Saat itu, posisi suaminya tak sempat memberikan kabar dan langsung menyelamatkan diri.

"Dia belum sempat mengabari dan langsung keluar mengamankan diri. Dia mengamankan diri sekitar dua atau tiga kilometer dari penginapan ada pondok pesantresn di atas bukit dengan ketinggian sekitar 139 meter. Baru setelah itu dia mengabari saya bahwa kondisi aman," katanya.

Wenny mengakui sangat bersyukur suaminya diberi keselamatan atas insiden tersebut. Ia mengakui sempat merasa cemas meskipun sudah mendapat kabar bahwa suaminya selamat. Sebab, saat itu memang kondisi darurat dan beruntung suaminya berhasil selamat.

"Sangat bersyukur sekali ketika mendapat kabar kalau suami sudah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Tidak masalah walaupun perlengkapan paralayangnya tersapu tsunami. Yang terpenting saat ini suami saya selamat," ujarnya.

Sementara itu, Komandan Lanud Abd Saleh, Malang, Marsekal Pertama (Marsma) TNI, Andi Wijaya menerangkan bahwa ada sekitar 40 korban selamat yang diangkut pesawat Hercules milik TNI. Dari total 40 korban tersebut diangkut dari Makassar setelah sebelumnya berhasil dievakuasi dari Palu.

"Mereka dievakuasi dari Palu karena mengalami luka-luka. Informasi yang kami dapatkan mereka tidak hanya berasal dari satu lokasi saja," katanya.

Ia menambahkan bahwa sejauh ini ada cukup banyak korban yang ingin keluar dari Palu. Untuk itu, TNI berusaha mewadahi dan membantu para korban agar bisa segera mendapat perawatan bagi yang mengalami luka-luka.

"Kami mewadahi jika memang ada korban yang perlu dievakuasi menggunakan pesawat Hercules ini.

Setelah mengangkut pasukan, medis ataupun bantuan, maka kami gunakan untuk mengevakuasi korban ke Makassar," pungkasnya.

Tiga Hilang

Kabar kurang sedap menimpa para atlet paralayang asal Jawa Timur. Pasalnya berbeda dari nasib para atlet sepeda Malang yang selamat dari bencana gempa tsunami di Palu dan telah tiba di Malang, beberapa atlet paralayang asal Jawa Timur masih belum ditemukan hingga kini.

Kabar terbaru menyebutkan, ada tiga atlet asal Jawa Timur yang belum ditemukan, yakni Fahmi, Ardi Kurniawan dan Reza Kambey.

Beredar kabar, saat kejadian para atlet ini tengah berada di hotel Roa Roa Palu tempat mereka menginap. Laily Fittiyah Liza Min Nelly Humas KONI Kota Malang mengatakan hingga kini pihaknya masih belum mendapatkan kabar resmi terkait nasib dan kondisi ketiga atlet Jatim yang belum ditemukan itu. Pihaknya berharap agar ketiganya segera ditemukan dalam kondisi selamat.

"Sampai saat ini kami belum bisa memberikan kabar karena kami juga kesulitan berkomunikasi dengan pihak yang ada di Palu. Yang pasti kami terus bergerak untuk mencari dan mencari tahu atlet-atlet khususnya dari Malang yang masih berada disana, karena mereka aset Kota Malang," kata Laily Fittiyah Liza Min Nelly.

Sementara itu hal senada disampaikan Sugeng Tri Hartono Binpres ISSI Kota Malang. Meski berbeda cabang olahraga, Sugeng berharap agar atlet Paralayang yang saat kejadian tengah berada di Palu bersama dengan atlet sepeda untuk persiapan kejuaraan, dapat segera ditemukan.

"Kami sesama pelaku olahraga yang juga sama-sama berada di Palu saat kejadian, sangat prihatin. Harapan kami semoga segera ditemukan, karena infonya masih ada yang dihotel saat kejadian.

Semoga segera ditemukan dalam kondisi apapun, namun yang pasti harapan dan doa kami semoga ditemukan dengan keadaan selamat agar dapat berprestasi lagi," harap Sugeng Tri Hartono.(Tribun Network/myu/asr/wly)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved