Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PLN Segera Pulihkan Listrik di Palu hingga Kisah Nurul Terjebak 2 Hari Dalam Kubangan

Ketersediaan listrik jadi masalah di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Daerah yang baru saja dilanda gempa dan tsunami itu

Editor: Lodie_Tombeg
antara
Jenazah korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, PALU - Ketersediaan listrik jadi masalah di Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Daerah yang baru saja dilanda gempa dan tsunami itu gelap gulita saat malam.

Perusahaan Listrik Negara telah mengirimkan 216 personil gabungan untuk memulihkan listrik di sejumlah layanan publik.

General Manajer PLN Wilayah Sulawesi Tengah, Utara dan Gorontalo, Edison Sipahutar, mengatakan, pihaknya juga membawa delapan genset untuk solusi jangka pendek untuk perbaikan infrastruktur kelistrikan di kota yang terdampak gempa dan tsunami itu.

"Saat ini konsentrasi kami adalah bagaimana meinventarisir kelistrikan di Palu dan Donggala, agar kami bisa segera bergerak efektif dan efisien, tambahan 216 personil ini tentu sangat membantu proses recovery tersebut,terlebih semuanya adalah tenaga yang sudah berpengalaman,” kata Edison seperti dikutip dari antaranews, Minggu (30/9/2018).

Sebanyak 216 personel yang diberangkatkan sudah teruji kemampuannya dengan kompetensi sebagai teknisi pemeliharaan jaringan listrik tegangan menengah, tegangan rendah, dan Tim PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan) hal ini untuk mempercepat pemulihan karena kondisi lapangan yang sangat berat.

Prioritas dalam penanganan musibah gempa bumi ini yakni pemulihan kelistrikan di sejumlah layanan publik, tercakup di dalamnya adalah rumah sakit, tempat penampungan pengungsi,bandara dan instalasi air bersih.

Selain fokus penanganan infrastruktur kelistrikan melalui PLN Peduli bantuan kemanusiaan dari PLN juga sudah mulai bergerak, bantuan didatangkan dari lokasi yang bisa diakses menggunakan jalur darat seperti Menado dan Gorontalo.

Bantuan yang telah bergerak menuju lokasi bencana ini terdiri dari bahan makanan dan obat-obatan.

"Kami yakin para pengungsi membutuhkan bahan makanan dan obat-obatan untuk itu bantuan tersebut diutamakan,” ujar Edison.

Berdasarkan data BNPB sementara, tercatat hingga Sabtu (29/9/2018) malam, terdapat 420 orang meninggal dunia akibat rangkaian gempa dan tsunami yang mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Lanjutkan membaca artikel di bawah Video Pilihan Selain itu, ratusan orang lainnya dirawat di rumah sakit dan di halaman-halaman terbuka.

Berbagai bangunan, mulai rumah, pusat perbelanjaan, hotel, hingga rumah sakit ambruk sebagian atau seluruhnya karena guncangan gempa yang mencapai magnitudo 7.4 hingga sapuan tsunami setinggi 1,5-3 meter.

Rumah tersapu tsunami hingga ke jalan raya di Donggala
Rumah tersapu tsunami hingga ke jalan raya di Donggala (kompas.com)

Listrik Masih Padam di Donggala

Wilayah Donggala, Sulawesi Tengah, masih membutuhkan banyak bantuan. Di sana, akses jalan hingga aliran listrik masih terputus di sejumlah titik.

Pantauan Kompas.com, di daerah sekitar Rutan Kelas II B Donggala, puing-puing bangunan menutupi sebagian jalan sehingga ruas jalan yang bisa dilalui pun menyempit.

Hal ini pula yang mempersulit akses kendaraan pemadam kebakaran saat Rutan Donggala dibakar para narapidana, Sabtu (29/9/2018).

Bergerak menuju pusat kota Donggala, bangunan hancur juga masih ditemui. Pada malam hari, suasana gelap gulita, aliran listrik terputus di kota ini.

Äkses transportasi terkendala karena tanah yang bercampur lumpur. Diduga, wilayah yang masuk ke dalam pesisir ini adalah area terdampak tsunami yang terjadi tak lama setelah gempa besar Jumat lalu.

Dugaan itu diperkuat lantaran Kompas.com juga menemukan ada sebuah rumah yang terseret sampai ke tengah jalan. Adapun Donggala adalah kota yang juga cukup parah terdampak gempa dan tsunami, selain Palu. Jarak Donggala dan Palu cukup dekat.

Jika berkendara, kedua kota ini cukup ditempuh dalam waktu 1 jam. Sejauh ini, akses jalan dari Donggala menuju Palu lewat Jalan Trans Palu-Donggala masih bisa dilalui.

Saya Tidak Bisa Menyelamatkan Istri dan Dua Anakku…”

Petugas Basarnas berusaha menyelamatkan korban gempa bernama Nurul di Kompleks Perumnas Bala Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu.

Nurul masih hidup tetapi tidak bisa keluar karena tubuhnya terjebak dalam kubangan air saat kejadian gempa pada Jumat, 28 September 2018.

Di sampingnya, ada jenazah ibunya, Risni, yang juga teredam air yang berasal dari PDAM yang bocor.

Nurul sudah dua hari terjebak tertanam setengah badan. Dia masih bisa bertahan karena terus diberikan makan dan minum oleh pihak keluarga.

Anak perempuan yang duduk di bangku SMA ini terlihat sangat lemah dan letih tetapi tetap bertahan hidup.

"Anakku sempat minta tolong waktu kejadian, saya di samping rumah saat gempa. Saya lari keluar dan tidak bisa lagi menyelamatkan ibunya dan dua anakku," kata Yusuf, ayah Nurul, di lokasi kejadian, Minggu (30/9/2018).

Kompleks Perumnas Bala Roa merupakah salah satu kelurahan dengan ratusan rumah yang rata dengan tanah. Bau bangkai mulai menyengat di lokasi.

Sejumlah warga terlihat berusaha mencari barang-barang yang bisa diselamatkan. Menurut mereka, masih banyak mayat yang terjebak di dalam rumah belum dikeluarkan.

Rahmat, salah satu warga sekitar Perumnas Bala Roa, mengatakan, gempa ini meluluhlantahkan satukelurahan, ratusan rumah rusak berat, dan menyebabkan tanah longsor. Ratusan rumah di sekitar lokasi juga terbakar.

Ratusan Penumpang Tujuan Palu Tertahan di Bandara Hasanuddin Hingga saat ini, kondisi di lokasi masih belum kondusif.

Warga masih memilih beraktivitas di luar rumah dan di lapangan terbuka mengingat masih terjadi gentaran-getaran membuat warga masih shock.

Tim Basarnas Minggu pagi ini melakukan upaya evakuasi di tiga titik yakni di Perumnas Bala Roa, Hotel Roa-roa, dan perbelanjaan mal Ramayana. *

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "“Saya Tidak Bisa Menyelamatkan Istri dan Dua Anakku…”"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved