Sungai Ini Melintasi 14 Negara dengan Air yang Tetap Jernih
Sungai ini dijuluki transboundary river karena melintasi tidak kurang dari 14 negara di Eropa.
Dari Budapest akhirnya kami naik kereta api ke Vienna. Setelah beberapa malam di Vienna, kami memutuskan untuk berlayar ke Bratislava. Danube, Akhirnya...
Sungai 14 Negara
Kami membeli tiket di agen pelayaran di kawasan Schewedenplatz. Oh ya, di Austria mereka menyebut Sungai Danube: Donau. Sementara di Slovakia dan Hungaria dikenal dengan nama Dunaj dan Duna.
Harga tiketnya 29 untuk sekali jalan per orang. Lumayan mahal memang apalagi kalau dibandingkan tiket kereta api dari Hlavna Stanicá Bratislava ke Stasiun Sentral Vienna yang cuma 13.
Gerimis menemani awal pelayaran kami dari Schewedenplatz. Toh, saya tidak bisa menyembunyikan kegembiraan. Alih-alih duduk di kursi di dalam dek, saya justru memilih untuk terus berdiri di buritan boat agar bisa terus memandang lepas ke sekeliling.
“Nanti lensa kameramu bisa basah,” Maria mengingatkanku karena dia melihatku terus mengambil foto meski gerimis turun dari langit. “Tidak apa-apa, nanti dikeringkan,” jawab saya sambil terus asyik mengamati kejauhan.
Sepanjang perjalanan saya bisa menikmati air sungai yang jernih dan melihat beberapa stasiun pengamatan hidrologi terapung yang terpasang di sungai. Stasiun terapung itu berguna untuk merekam ketinggian air.
Baca: Deretan Foto Soekarno dan Jakarta pada 1966, Berwarna dan Tajam
Datanya langsung terhubung dengan komputer agar para ahli yang melakukan monitoring bisa mengetahui secara langsung pasang-surut permukaan air.
Ini adalah hal lain yang membuatku semakin kagum. Bukan hanya tentang Sungai Danube itu sendiri, tapi juga pengelolaannya. Bayangkan, Sungai Danube adalah Sungai yang melintasi paling banyak negara di seluruh dunia (istilahnya, transboundary river).
Total ada 14 negara yang terlibat dalam manajemen Sungai Danube, yaitu Austria, Boznia-Herzegovina, Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Jerman, Hungaria, Moldova, Montenegro, Rumania, Serbia, Slovakia, Slovenia, dan Ukraina.
Rumitnya mengurus Sungai Danube
Karena melewati banyak negara, bisa dibayangkan betapa susahnya mengurus manajemen Sungai Danube. Sebagai gambaran, kepentingan negara-negara di hulu pastilah berbeda dan kadang-kadang bertentangan dengan kepentingan negara-negara di hilir.
Misalnya dalam kasus jebolnya dam tailing. Negara-negara yang terletak di bagian hilir Rumania harus menerima dampak karena bencana yang terjadi bukan di negara mereka. Kasus politik manajemen sungai seperti ini juga menjadi isu serius di beberapa negara Asia yang dilalui oleh Sungai Mekong.
Multi kepentingan itulah yang mendorong negara-negara yang secara geografis memiliki area di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Danube membentuk International Commission for the Protection of the Danube River (ICPDR).
Baca: Inilah 5 Makanan Menjijikkan Amerika Abad ke-18
Sejarah organisasi ini, seperti yang terdapat pada website ICPDR, dimulai pada 1856 melalui Perjanjian Paris 1856. Isinya, semua negara yang dilintasi oleh Sungai Danube sepakat untuk bertanggungjawab terhadap navigasi di sepanjang sungai di daerahnya masing-masing.