Prediksi Rupiah: Berkat Intervensi BI, IHSG Peluang Rebound
Intervensi Bank Indonesia (BI) berhasil membuat rupiah perkasa. Kemarin, rupiah di pasar spot terangkat 0,17%
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Intervensi Bank Indonesia (BI) berhasil membuat rupiah perkasa. Kemarin, rupiah di pasar spot terangkat 0,17% menjadi Rp 14.855 per dollar Amerika Serikat.
Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto menjelaskan, di awal perdagangan, mata uang Garuda sempat terkoreksi lantaran pelaku pasar melakukan aksi profit taking. "Untungnya BI memonitor para spekulan dan langsung masuk untuk menjaga rupiah agar tidak melemah ke level Rp 15.000," kata dia, Selasa (18/9).
Namun, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengingatkan, bahwa rupiah masih harus mewaspadai sentimen perang dagang. Apalagi, Presiden AS Donald Trump tetap akan mengenakan tarif impor 10% terhadap produk China senilai US$ 200 miliar mulai 24 September mendatang. Hal tersebut juga membuat rupiah di kurs tengah BI melemah 0,33% ke level Rp 14.908 per dollar AS.
Untuk perdagangan hari ini, David memperkirakan, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.800-Rp 14.950 per dollar AS. Sedangkan Andri menebak, rupiah ada dalam rentang Rp 14.800-Rp 14.830 per dollar AS
Proyeksi IHSG
Peluang Rebound Teknikal
Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut. Selasa (18/9), indeks turun 0,21% ke level 5.811. Investor asing masih melakukan aksi jual dengan nilai penjualan bersih (net sell) Rp 196,83 miliar.
William Siregar, analis Paramitra Alfa Sekuritas menyebut, sentimen negatif dari penetapan tarif impor barang China oleh AS menjadi pemberat bagi IHSG. "Indeks sempat rebound, namun pengumuman tarif impor melemahkan pasar," papar dia, kemarin.
Meski begitu, analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan melihat, penurunan tidak tajam karena tertopang aksi bargain hunting pada sejumlah saham bluechip yang sudah turun signifikan sebelumnya, seperti TLKM.
Menurut Valdy, Rabu (19/9), IHSG masih rawan turun, sebab sentimen perang dagang antara AS dan China semakin memanas.
Dari domestik, investor masih merespons defisit neraca dagang bulan Agustus yang lebih rendah dibandingkan Juli 2018.
Prediksi dia, IHSG menguji support 5.750, dengan critical level 5.800. Jika IHSG bertahan di atas 5.800, ada peluang rebound teknikal ke 5.850-5.875.
William belum melihat katalis yang bisa menyokong IHSG. Tapi, karena sudah turun dua hari, berpeluang rebound teknikal di kisaran 5.799-5.857.
INDEKS SAHAM
Nama Indeks %
KOMPAS100 1,177.15 -0.17
IHSG 5,811.79 -0.21
DOW JONES* 26,062.12 -0.35
SSEC (Shanghai) 2,699.95 1.82
NIKKEI 225 23,420.54 1.41
FTSE STRAITS TIMES 3,139.34 -0.07
HANG SENG 27,084.66 0.56
KOSPI 2,308.98 0.26
Sumber: Bloomberg, BEI per 18/09/2018
Catatan: * per 17/09/2018
KURS RUPIAH
Mata Uang Kurs ^% Kemarin Jual Beli
USD 14,908.00 -0.33 14,859.00 12274 105.01 12841.39 14,983.00 14,833.00
SGD 10,857.21 -0.44 10,809.69 119.81 10,914.99 10,799.42
JPY 133.19 -0.39 132.68 107.3884 133.87 132.51
EUR 17,408.08 -0.73 17,282.52 14638 17,497.15 17,319.01
GBP 19,600.31 -0.87 19,431.86 2837.13 19,701.15 19,499.46
MYR 3,595.33 -0.14 3,590.44 3,614.72 3,575.94
Sumber: Kurs Tengah BI (18/09/2018)

Layanan Baru Home Credit
PT Home Credit Indonesia meluncurkan pembiayaan online bernama Dona alias dompet online multiguna. Layanan ini untuk mempermudah konsumen.
Tomas Prosek, Chief Digital Officer Home Credit Indonesia, mengatakan, Dona merupakan produk pembiayaan teranyar dari Home Credit. Sehingga pengajuan pembiayaan dilakukan secara online melalui aplikasi My Home Credit. Layanan ini dapat digunakan untuk mendanai berbagai macam kebutuhan baik berupa barang maupun jasa, seperti perjalanan, pendidikan, renovasi rumah, dan lain.
"Animo masyarakat terhadap produk Dona cukup menggembirakan, hal ini didukung sejumlah kemudahan ditawarkan, yaitu pilihan tenor beragam mulai dari 12 bulan-36 bulan dengan pembiayaan Rp 15 juta," kata Tomas dalam rilis, Selasa (18/9). Lewat Dona, Home Credit telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 12 miliar. Pengajuan pembiayaan multiguna Dona ini dengan cara mengisi formulir secara online melalui aplikasi.
Kinerja Pembiayaan Syariah Terhalang Pendanaan
Segmen pembiayaan syariah menghadapi tantangan berat di tahun 2018. Ini tercermin dari outstanding pembiayaan syariah yang menurun. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai Juli 2018, outstanding pembiayaan syariah mencapai
Rp 23 triliun. Angka ini menurun 30,9% secara tahunan.
Menurut Managing Director PT Indosurya Finance Mulyadi Tjung, segmen bisnis pembiayaan syariah sebenarnya memiliki potensi besar untuk ekplorasi. Tapi, sumber pendanaan menjadi penghalang karena alternatifnya lebih terbatas. Dengan kondisi ini, Mulyadi menyebut, kontribusi pembiayaan dari segmen ini kurang dari 5% dan akan bertahan hingga akhir 2018.
MNC Finance menghadapi kondisi serupa. Direktur Utama MNC Finance Suhendra Lie menyebut, kontribusi bisnis syariah 15% dari total portofolio kredit perusahaan ini. Selain itu, ia menilai masalah literasi masih jadi pekerjaan rumah untuk menggenjot pembiayaan syariah.
Meski penuh tantangan, PT Mandiri Utama Finance (MUF) justru percaya diri mulai bisnis syariah dengan mendirikan unit usaha syariah (UUS). Apalagi MUF Syariah didukung induk usaha yakni Bank Mandiri dan Bank Mandiri Syariah.
MUF optimistis, kontribusi pembiayaan akan tumbuh secara bertahap. Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja bilang, tak memasang target ambisius. Namun ia memperkirakan, realisasi pembiayaan sampai akhir 2018 sebesar Rp 30 miliar-Rp 50 miliar.
Mulai tahun depan, Stanley yakin, bisnis syariah bisa memberi kontribusi lebih nyata. "Kami harapkan setidaknya berkontribusi 5%-10% dari total pembiayaan MUF di 2019," kata dia, Selasa (18/9).
Stanley bilang, sepanjang 2018, pasar otomotif tumbuh secara stabil. Sehingga, peluang atas pembiayaan otomotif makin positif. Di sisi lain, minat masyarakat terhadap pembiayaan syariah naik.
Kedua hal itu mendorong MUF meluncurkan produk MUFSyariah yang merupakan produk pembiayaan otomotif berbasis syariah. Dalam berbisnis, produk MUFSyariah menggunakan akad murabahah alias jual beli bebas riba.
Melalui skema ini, MUFSyariah akan menegaskan harga beli atau harga perolehan kepada konsumen, serta margin sebagai keuntungan MUFSyariah.
Di tahun 2018, MUFSyariah telah siap dipasarkan di delapan kantor cabang MUF yang mendapatkan izin resmi pembiayaan syariah. Yaitu Jakarta, Tangerang, Subang, Magelang, Kediri, Gresik, Surabaya dan Pekanbaru.
Kembali Bergas, FREN Kejar Ekspansi Tahun Ini
Mesin ekspansi PT Smartfren Telecom Tbk kembali memanas. Setelah mengaku sempat menunda pembangunan base transceiver station (BTS), perusahaan itu bakal mengejar penambahan 3.000-4.000 BTS lagi pada semester II.
Kalau seluruh target ekspansi BTS tersebut terpenuhi, Smartfren bakal mencatatkan penambahan sekitar 5.000-6.000 BTS anyar sepanjang tahun 2018. Pasalnya, selama semester I kemarin mereka sudah menghadirkan 2.000 BTS baru.
Manajemen Smartfren tak secara spesifik menyebutkan alasan penundaan ekspansi yang pernah terjadi sebelumnya. "Alasan tidak bisa saya katakan kenapa, tapi yang pasti target kami tahun ini memang sekitar 5.000-6.000 BTS," ujar Djoko Tata Ibrahim,
Deputy Chief Executive Officre PT Smartfren Telecom Tbk saat ditemui KONTAN, Selasa (18/9).
Sejauh ini, Smartfren mengoperasikan 16.000 BTS yang mengusung teknologi Long Term Evolution (LTE). BTS mereka tersebar di 200 kota dan kabupaten. Perusahaan berkode saham FREN di Bursa Efek Indonesia tersebut mengklaim diri sebagai pemilik BTS LTE terbanyak di dalam negeri.
Lewat penambahan jaringan infrastruktur berupa BTS, Smartfren berharap bisa merangkul 20 juta pelanggan sampai tutup tahun 2018. Hingga semester I sudah ada 9,5 juta pelanggan. Mereka memperkirakan, kini jumlah pelanggannya sudah naik menjadi 10 juta.
Demi mendekap pelanggan baru, Smartfren getol menawarkan aneka layanan dan produk baru. Sebut saja kartu perdana unlimited dan voucher Super 4G Unlimited dan Super 4G Kuota yang rilis di pasaran sejak kemarin. Mereka membanderol paket kuota tanpa batas selama 30 hari itu seharga Rp 65.000.
Smartfren juga rajin berkongsi dengan sejumlah vendor telepon pintar untuk menghadirkan perangkat ponsel 4G open market handset (OMH). "Salah satunya kerjasama dengan Samsung, bundling dengan kami sekitar 1.000 perangkat per hari," beber Djoko.
Beberapa vendor ponsel yang sudah berkongsi dengan Smartfren seperti Xiaomi, Apple, Lenovo, Motorola, Evercoss, Genpro, LG, Sharp, Haier, Himax, Hisense dan Nubia. Asal tahu, Smartfren juga memiliki merek ponsel sendiri yaitu Andromax.
Hingga kini, Smartfren belum merilis kinerja semester I 2018. Sementara KONTAN mencatat, mereka mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 2,79 triliun. Perinciannya, 85% pinjaman bank dan 15% kas internal.
Singa Mas Andalkan Bisnis Teh Kemasan
Bisnis minuman teh kemasan masih menyegarkan. Salah satu produsennya, PT Singa Mas Indonesia, terus memperkuat penjualan produk minuman teh kemasan botol dan kemasan gelas.
Saat ini Singa Mas Indonesia memiliki line up produk mulai dari Fiesta Tea hingga produk minuman kemasan gelas bermerek Sepet Wangi.Singa Mas Indonesia sudah memiliki dua fasilitas produksi di Cikande, Banten, dan Pandaan, Jawa Timur.
Bahkan, distribusi penjualan produk Singa Mas Indonesia sudah menyentuh seluruh wilayah Indonesia. Dus, manajemen optimistis bisa memenuhi target pertumbuhan penjualan hingga 200% pada tahun ini.
New Business Development Manager PT Singa Mas Indonesia, Santo Kadarusman, mengemukakan, manajemen sudah memperkenalkan produk white tea pertama ke pasar Indonesia. Kemudian dilanjutkan varian produk Fiesta Black Tea dan Green Tea.
"Belum ada (produk Fiesta Tea baru) karena kami sedang masuk teh kemasan cup atau gelas, yaitu Sepet Wangi rasa jasmin dan sebelumnya ada merek Serrr dengan tiga pilihan rasa yakni jasmin, leci dan apel," ujar dia kepada KONTAN, Minggu (16/9).
Selain produk kemasan teh, anak usaha Charoen Pokphand Group ini masih memiliki produk air mineral Frozen dan minuman rasa buah melalui Fruitamix.
Namun saat ini varian minuman teh masih mendominasi penjualan Singa Mas Indonesia. Hal tersebut lantaran permintaan pasar teh masih sangat besar, termasuk teh kemasan botol dan gelas. "(Demand terbesar) urutannya adalah Fiesta White Tea, Black Tea kemudian Green Tea. Komposisi ini mungkin karena produk White Tea adalah yang pertama di Indonesia," lanjut Santo.
Menurut dia, produk teh kemasan gelas mampu mengimbangi penjualan minuman kemasan botol. Hal tersebut lantaran penjualan segmen gelas menyasar kelas menengah bawah dengan channel penjualan pasar tradisional. Dari kategori usia, produk kemasan botol menyasar konsumen usia menengah, sedangkan teh kemasan gelas menyasar konsumen anak SD hingga kalangan SMP.
Proporsi penjualan di setiap pulau mengalami perbedaan karena segmentasi pasarnya yang berlainan. "Kalau botol untuk menengah dan menengah atas yang jualannya di modern channel, meski ada pula di channel traditional," ungkap Santo.
Berdasarkan catatan resmi Singa Mas Indonesia, pada Mei 2018 perusahaan memperkenalkan produk baru Fontana Alkaline Water. Produk tersebut diklaim sebagai air alkaline dengan microluster dan antioxodant untuk daya tahan tubuh.
(Andy Dwijayanto/Tendi Mahadi/Anna Maria Anggita Risang/Disa Ayulia Agatha/Nur Pehatul Janna/Umi Kulsum)