Berikut Niat Puasa Muharram Tasua & Asyura Tanggal 9 dan 10, Baca Niat Paginya
Tunaikan Puasa Tasua 9 Muharram hari ini Rabu 19 September 2018 dilanjut Puasa Asyura esoknya, Kamis 10 Muharram.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tunaikan Puasa Tasua 9 Muharram hari ini Rabu 19 September 2018 dilanjut Puasa Asyura esoknya, Kamis 10 Muharram.
Niat puasa Tasua dan Asyura pagi hari ketika bangun pagi dan tak sempat sahur juga tak masalah.
Kabar gembira untuk umat muslim di seluruh dunia. Pasalya hari ini, 19 September dan besok 20 September bertepatan dengan 9 dan 10 Muharram.
Hadis ini merupakan dalil dianjurkannya memperbanyak puasa selama Muharam.
Baca: Vladimir Putin Sebut Pesawat Rusia yang Ditembak Jatuh Suriah adalah Kecelakaan
An-Nawawi mengatakan,
تصريح بأنه أفضل الشهور للصوم
”Hadis ini menegaskan bahwa Muharam adalah bulan yang paling utama untuk puasa.” (Syarh Shahih Muslim, 8/55).
Puasa Asyura sendiri dapat dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram.
Keistimewaan puasa Asyura adalah mampu menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
”Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah, puasa ini menghapuskan (dosa) setahun yang telah lewat.” (HR Muslim 1162).
Nabi Muhammad SAW tidak mengistimewakan hari tertentu di bulan Muharram,selain tanggal 9 dan 10 Muharram.
Pada tanggal 9 Muharram, umat Muslim dapat menunaikan puasa sunnah tasu'a.
Baca: Prediksi Rupiah: Berkat Intervensi BI, IHSG Peluang Rebound
Puasa ini dilakukan sehari sebelum puasa Asyura, yakni pada 10 Muharram.
Hukumnya pun juga sunah.
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata : ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR Muslim)
Berikut niat puasa tasu'a dan puasa Asyura, 9 dan 10 Muharram.
Berikut lafal niat puasa tasu'a yang bisa ditunaikan Rabu 19 Mei 2018:
نَوَيْتُ صَوْم تَاسُعَاء سُنَّة لله تَعَالى
"Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita'ala"
Terjemahaannya, "Saya niat puasa hari tasu'a, sunnah karena Allah ta'ala."
Berikut lafat niat puasa Asyura yang bisa ditunaikan pada Kamis( 20/9/2018).
نَوَيْتُ صَوْم عشرسُنَّة لله تَعَالى
"Nawaitu sauma Asyuro sunnatal lillahita'ala"
Terjemahannya, "Saya niat puasa hari Asyura , sunnah karena Allah ta’ala."
Selain dua puasa tersebut, umat Muslim dapat memperbanyak amalan sunnah lain di bulan yang suci ini.

Keutamaan
1. Sikap meneladani Nabi Harun dan Nabi Musa Alaihissalam juga Nabi Muhammad SAW yang sudah melakukan puasa di hari Asyura.
2. Menjadi latihan untuk kita semua menjadi sosok yang lebih baik salah satunya menahan godaan dan menahan hawa nafsu.
3. Bisa menghapus semua dosa kecil 1 tahun, selain dosa besar dan Syirik kepada Allah.
Nabi Muhammad SAW tidak mengistimewakan hari tertentu di bulan Muharram,selain tanggal 9 dan 10 Muharram.
Pada tanggal 9 Muharram, umat Muslim dapat menunaikan puasa sunnah Tasu'a.
Puasa ini dilakukan sehari sebelum puasa Asyura, yakni pada 9 Muharram.
Hukumnya pun juga sunah.
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata : ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR Muslim).(*)

Niat Puasa Dilafadzkan atau Bisa Dalam Hati?
Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya.
Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung pada niat.
Saat niat di dalam hati seseorang menyatakan maksudnya, dalam hal ini berpuasa (qashad).
Di samping qashad, seseorang juga menyebutkan hukum wajib atau sunah perihal ibadah yang akan dilakukan.
Hal ini disebut ta’arrudh.
Sedangkan hal lain yang mesti diingat saat niat adalah penyebutan nama ibadahnya (ta’yin).
Dalam konteks puasa sunah Tasu‘a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram), ulama berbeda pendapat perihal ta‘yin.
Sebagian ulama menyatakan bahwa seseorang harus mengingat ‘puasa sunah Asyura’ saat niat di dalam batinnya.
Sedangkan sebagian ulama lain menyatakan bahwa tidak wajib ta’yin.
Hal ini dijelaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut.
وْلُهُ نَعَمْ بَحَثَ إلَخْ ) عِبَارَةُ الْمُغْنِي وَالنِّهَايَةِ وَالْأَسْنَى فَإِنْ قِيلَ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ هَكَذَا أَطْلَقَهُ الْأَصْحَابُ وَيَنْبَغِي اشْتِرَاطُ التَّعْيِينِ فِي الصَّوْمِ الرَّاتِبِ كَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ كَرَوَاتِبِ الصَّلَاةِ أُجِيبُ بِأَنَّ الصَّوْمَ فِي الْأَيَّامِ الْمَذْكُورَةِ مُنْصَرِفٌ إلَيْهَا بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَ أَيْضًا كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ وُجُودُ صَوْمٍ فِيهَا ا هـ زَادَ شَيْخُنَا وَبِهَذَا فَارَقَتْ رَوَاتِبَ الصَّلَوَاتِ ا ه
Terjemahannya, “Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna. Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah."
"Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawwal seperti ta’yin dalam salat rawatib’."
"Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya."
"Tetapi kalau seseorang berniat puasa lain di waktu-waktu tersebut, maka ia telah mendapat keutamaan sunah puasa rawatib tersebut."
"Hal ini serupa dengan salat tahiyyatul masjid. Karena tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apapun niat puasanya."
"Guru kami menambahkan, di sinilah bedanya puasa rawatib dan salat rawatib,” (Lihat Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj)
Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya.
Berikut ini contoh lafal niat puasa Tasu‘a.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â lillâhi ta‘âlâ.)
Terjemahannya, “Aku berniat puasa sunah Tasu‘a esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan contoh lafal niat puasa sunah Asyura sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ.)
Terjemahannya, “Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”

Orang yang mendadak pada pagi hari ingin mengamalkan sunah puasa Tasu’a atau Asyura diperbolehkan berniat sejak ia berkehendak puasa sunah.
Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib (menurut madzhab Syafi’i).
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan pada siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Tasu’a atau Asyura pada siang hari.
Berikut ini lafalnya.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء أو عَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
(Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatit Tasû‘â awil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ)
Terjamahannya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a atau Asyura hari ini karena Allah SWT.”
Wallahu a’lam.(nu.or.id)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Niat Puasa Muharram Tasua & Asyura Tanggal 9 dan 10, Tak Sempat Sahur Tak Masalah, Baca Niat Paginya, http://style.tribunnews.com/2018/09/19/niat-puasa-muharram-tasua-asyura-tanggal-9-dan-10-tak-sempat-sahur-tak-masalah-baca-niat-paginya?page=all.
Editor: Agung Budi Santoso