Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sekjen Demokrat Pergi ke Hongkong: Telusuri Asia Sentinel

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengaku siap terbang ke Hong Kong untuk menelusuri keberadaan media asing

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO/MAICKEL KARUNDENG
Hinca Panjaitan 

"Kita juga memberi bantuan kepada lansia dan disabilitas, memberi bantuan operasional sekolah (BOS) dan Bidikmisi di bidang pendidikan, memberi bantuan KUR untuk pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta pembuat program PNPM untuk pembangunan di kecamatan termasuk infrastruktur di desa yang diperkuat dengan dana desa sebagai implementasi UU Desa tahun 2014," jelas SBY.

SBY juga mengaku di zamannya memberikan kenaikan upah bagi TNI, Polri, pegawai negeri, guru, dan buruh secara signifikan. Presiden RI keenam itu juga mengklaim memberi bantuan subsidi bagi nelayan, petani, dan peternak.

Ia pun mengenang saat menelurkan program-program itu mendapat sindiran dari banyak pihak. "Banyak yang mengatakan bantuan itu tidak produktif dan bersifat konsumtif, tapi saya tidak setuju karena negara wajib membantu rakyatnya saat susah dan tidak mampu,"ujar SBY.

Kendati demikian lanjut SBY juga menyelipkan pujian atas pencapaian pemerintahan Joko Widodo saat ini. "Partai Demokrat juga harus jujur bahwa sebagian masyarakat puas terhadap sejumlah hal, yang tentunya ini merupakan capaian pemerintah yang harus kami beri apresiasi," kata SBY.

Banyak Ujian

SBY juga menyebut menjelang agenda politik pemilu tahun 2019 suasana semakin panas. SBY pun menjabarkan sepanas apa peta politik ke depan. Menurutnya, semua akan diuji keteguhannya dalam mengikuti pemilu sesuai aturan main yang berlaku.

"Kita akan diuji, apakah untuk meraih kemenangan dalam pemilu, ada yang tergoda menghalalkan segala cara. Termasuk menyalahgunakan kekuasaan, melanggar undang-undang, serta menghalang-halangi pihak lain untuk menjalankan kampanye pemilu yang semestinya,"kata mantan Menkopolhukam ini.

Jangan Khawatir

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan meminta Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan autokritik kepada masa pemerintahannya. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan merespon Partai Demokrat yang mengaitkan kasus bailout Bank Century dengan kasus BLBI.

Terutama setelah media asing menyinggung soal kasus bailout Bank Century, dan mengaitkan dengan SBY. Hasto justru balik menyindir, jikalau memang tidak ada masalah, seharusnya berani untuk menyampaikan.

"Kalau sebenarnya enggak ada masalah di masa lalu, enggak usah khawatir. Kita lihat kan ternyata kasus Bank Century, skandal yang sangat besar, sampai terjadi angket. Sehingga, ketika hal itu diungkap publik, harus diberikan penjelasan secara transparan, Pak SBY berikan penjelasan," ujar Hasto.

Hasto menuturkan, banyak orang mempersalahkan, karena komitmen partai Demokrat yang menyatakan tidak pada korupsi, "Sehingga lebih baik Pak SBY memberikan penjelasan langsung. Tapi kalau beliau merasa tak ada persoalan, ya kenapa harus begitu reaktif dan menyalahkan yang lalu-lalu," kata Hasto.

Soal kasus BLBI yang disinggung lagi oleh Demokrat, dia justru menanyakan balik apa yang sudah dilakukan SBY saat menjabat sebagai Presiden selama 10 tahun lalu.

"Jadi kalau Pak SBY mempertanyakan BLBI, ya apa yang Pak SBY lakukan selama 10 tahun terakhir semasa beliau berkuasa," tutur Hasto.

"Kenapa justru banyak muncul kasus korupsi termasuk di Hambalang. Kemudian masalah DPT yang sampai sekarang belum bisa diselesaikan dengan baik," ungkap Hasto. Dia meminta harusnya SBY melakukan otokritik terhadap kepemimpinannya selama 10 tahun. Masalahnya, di era SBY tak ada persoalan BLBI. (Tribun Network/nis/zal/wly)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved