Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cinta Kasih yang Berakhir dengan 13 Tikaman, Ini Kisahnya

Mereka saling jatuh cinta dan mereka menikah. Sesudah itu Norbert harus masuk milisi dan Eleonore mengikutinya pindah ke kota garnisun.

Editor: Aldi Ponge
Pacaran 

Ia melihat ke arah pisau saku. Dengan terkejut ia meletakkan senter itu kembali dan memeluk isterinya. Ia tertidur dengan nyenyak lagi.

Keesokan harinya ia bangun dan menggelengkan kepala karena tidak percaya akan pikirannya untuk membunuh di malam hari. Akan tetapi pikiran itu datang lagi sesudah beberapa minggu.

Pada suatu kali Norbert berpikir, "Saya harus berbuat sesuatu. Saya harus pergi ke psikiater". Akan tetapi  jika ia lakukan itu ia harus menceriterakan isterinya mengapa ia harus pergi.

Dan alasannya itu terlampau aneh untuk dikatakan pada Eleonore. Pada 1 Juni 1971 malam ia terbangun lagi dan mengambil lampu senternya. Ia lalu mengambil pisau saku, lalu dibukanya.

Dalam sekejap ia berpikir yang hingga kini masih dipikirkannya: mengapa ada pikiran untuk membunuh?

Norbert memusatkan sinar lampu pada dada isterinya yang sedang tidur dengan nyenyak. Lalu ia menikam.

Isterinya menjerit. Ia melangkahinya dan berkata: "Saya akan menolongmu."

Ia pergi ke tempat kran air, mengambil handuk kecil dan membasahi handuk itu. Ia lalu pergi ke isterinya dan mengelap muka isterinya.

Kemudian hari ia berkata: "Eleonore masih saja menjerit. Waktu ia mulai menangis, maka bantal saya saya taruhkan di atas mukanya, karena saya tidak tahan mendengar tangisnya itu. Lalu mungkin saya menikam lagi."

Dokter pengadilan mengatakan bahwa pada mayat wanita itu ada 13 tikaman.

45 pil tidur

Ceritera di atas tadi hanyalah separruh saja dari apa yang terjadi. Si suami mengambil gunting, memotong kabel dari pengeras suara dan meletakkan kabel itu di leher isterinya dan ditarik erat-erat.

 
"Karena ia masih saja menderita", katanya. Eleonore mati.

Norbert membungkusnya dengan selimut, diangkatnya dari tempat tidur dan dimasukkan ke dalam lemari. Lalu dengan pisau yang sama ia mencoba untuk memotong urat nadi di pergelangan tangan.

Akan tetapi pisaunya terlalu tumpul. Si laki-laki membersihkan kamar, setiap kali ia pergi ke lemari dan membuka pintu. Kemudian ia berkata

Sumber: Grid.ID
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved