Kisah Narapidana
Mengaku Menyesal, Ini Alasan Fadli Torindatu Membunuh Pasangan Pendeta di Malalayang pada 2009
Fadli Torindatu, narapidana kasus pembunuhan pasangan pendeta di GPdI Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, pada Sabtu (25/4/2009) silam,
Penulis: Nielton Durado | Editor: Aldi Ponge
Bahkan ia mengaku tak sendirian melakukan aksi tersebut.
"Kami bertiga, tapi diperintahkan oleh satu orang. Yang memerintahkan kami adalah menantu dari korban bernama Rocky," ucap dia.
Kepada dirinya Rocky menjanjikan akan memberikan uang senilai Rp 10 juta dan satu buah motor.
"Waktu itu saya masih bilang pikir-pikir dulu, tapi karena istri sudah dekat lahiran maka saya iyakan permintaan tersebut," aku dia.
Baca: Ingat Fadli Torindatu? Pembunuh Pasangan Pendeta di Malalayang, Ini Pengakuannya Terbaru
Ia menambahkan, bahwa Rocky juga berjanji akan menjaga keluarganya ketika berada di dalam Lapas Manado.
"Tapi ternyata tidak. Bahkan uang Rp 10 juta yang ia janjikan juga tidak diberikan sampai sekarang," bebernya.
Fadli bahkan membeberkan jika kedua rekannya yang terlibat dalam kasus ini yakni MPP dan PL.
"Tapi entah kenapa hanya saya yang menjalani hukuman ini, mereka berdua justru tidak disentuh polisi," aku dia.
Padahal Fadli sudah sering menyebut nama mereka saat mengikuti pengadilan.
"Sudah saya sebut sampai Rocky juga, tapi entah kenapa cuma saya yang masuk penjara," beber dia.
Hal yang paling Ia sesali adalah ketika melihat ibunya datang ke persidangannya.
"Tidak tega sebenarnya, apalagi ketika hakim memvonis saya hukuman mati. Nafas saya seperti terhenti dan saya seperti tak mendengar suara orang lain, hanya putusan tersebut di pikiran," kata dia.
Baca: Berikut Jadwal Pertandingan Atlet Indonesia di Asian Games 2018 pada Minggu 26 Agustus
Namun Fadli mengaku, tak tahu mengenai motif Rocky memintanya menghabisi mertuanya.
"Dia tidak pernah bilang, dan sampai saat ini saya tak tahu," aku dia.
Besar harapan Fadli agar kasus ini dibuka kembali dan siapa saja yang terlibat ikut bertanggungjawab bersamanya di dalam penjara.