Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kontroversi Batu Gabriel, Simon dan Mesias

Bicara tentang peninggalan sejarah tak pernah henti dari kontroversi. Sebuah artefak arkeologi yang

Editor: Lodie_Tombeg
Kompas.com
Batu Gabriel 

Menurut Knohl, kata "kau" merujuk pada "Sar hasarin" yang berarti "pangeran" atau "putri".

Knohl mengungkapkan, figur yang dimaksud ialah pangeran Yahudi yang mati dan bangkit setelah tiga hari.

Benarkah interpretasi Knohl? Banyak ilmuwan memperdebatkannya. National Geographic pernah memuat interpretasi Kohl dan kontroversinya dalam salah satu tayangannya.

Perdebatan muncul karena interpretasi Knohl didasarkan pada teks yang banyak bagiannya sebenarnya sudah sulit dibaca. Hanya 40 persen dari 87 baris tulisan yang bisa dibaca.

Tulisan pada permukaan Batu Gabriel sudah memudar. Selain itu, terdapat dua retakan yang membelah batu secara diagonal, membuat teks terbagi menjadi tiga bagian.

Terlepas dari benar tidaknya interpretasi Knohl, Batu Gabriel tetap menarik dari sisi arkeologi.

Meski teks ditulis pada batu, teks bukan merupakan pahatan, tetapi ditulis dengan tinta.

Adolfo Roitman seperti dikutip Daily Mail, mengungkapkan bahwa beberapa konten di teks yang sudah terbaca jelas juga menarik.

Roitman mencontohkan, teks memuat prediksi akan kehancuran kota Yerusalem, dimana Tuhan dan malaikat kemudian muncul untuk menyelamatkan kota.

Teks juga mengungkap tentang Gabriel (Jibril dalam Islam) sebagai karakter utama. Ada ayat yang menyebutkan, "Saya Gabriel".

Batu Gabriel tepatnya ditemukan pada tahun 2000 di dekat laut Mati.

Batu ini sempat berpindah ke beberapa tangan termasuk kolektor asal Israel, David Jeselsoh.

Dikutip Telegraph, Kamis, Knohl mengungkapkan, ia percaya masih ada Batu Gabriel kedua. Batu tersebut menanti untuk ditemukan.

"Sangat mungkin teks ditulis dalam dua batu yang berbeda, terutama karena teks memberikan referensi tentang adanya Perjanian Baru," kata Knohl.

Sementara itu, teks pada Batu Gabriel pertama sendiri masih menanti untuk sepenuhnya dipecahkan. Dibutuhkan teknologi baru untuk mengungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved