Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sirait Sebut Anak Indonesia Belum Terbebas, Apalagi Merdeka dari Segala Bentuk Belenggu Kekerasan

Penculikan anak, penelantaran anak, dan perlakuan-perlakuan salah terus saja terjadi dan kejahatan terhadap anak tidak henti-hentinya.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Siti Nurjanah
Ist
Ketua Umum Komnas PA Arist Merdeka Sirait, 

Laporan Wartawan Tribun Manado, Indry Panigoro

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Maraknya peristiwa dan perlakuan keji dan sadis yang dialami anak-anak Indonesia yang sebaran kejahatan demi kejahatan terhadap anak di seluruh Nusantara begitu merata, dikatakan Ketua Umum (Ketum) Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak (PA) Indonesia, Arist Merdeka Sirait jika hal ini menunjukkan bahwa anak Indonesia belum terbebas, apalagi merdeka dari segala bentuk belenggu kekerasan.

"Anak-anak kita belum terbebas dari segala bentuk eksploitasi penelantaran, penganiayaan diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya. Itu artinya anak Indonesia belum menjadi anak yang merdeka dan Genius," kata Sirait kepada Tribun Manado, Jumat (17/08/2018) pagi via telepon.

Sirait pun mengatakan, jika hingga pada pertengahan 2018 ini, kejahatan kejahatan demi kejahatan terhadap anak mulai dari kejahatan seksual yang dilakukan secara bergerombol, maupun orang perorangan oleh orang dewasa dan orang terdekat anak terus saja terjadi.

"Penculikan anak, penelantaran anak, dan perlakuan-perlakuan salah terus saja terjadi dan kejahatan terhadap anak tidak henti-hentinya dan angkanya terus meningkat," kata dia.

Atas tindakan itulah, menurut Sirait, hingga saat ini, Indonesia masih berada dan belum beranjak dari situasi darurat kekerasan dan darurat kejahatan terhadap anak.

"Jika ditinjau dari berbagai peristiwa kejahatan terhadap anak yang begitu sadis seperti yang dialami Daud Solambela, dan berbagai kejahatan seksual yang terjadi di Kabupaten Tobasa, kekeradan seksual bergerombol yang tejadi di Makasar Sulawesi Selatan, penganiayaan dan pembiaran tiga anak terlantar di Medan, kondisi anak kurang gizi dan hidup dalam keadaan mengkerdil (stanting) yang masih dapat ditemukan di Jawa Timur, Jawa Tengah serta di Indonesia bagian timur dan hampir di seluruh tempat baik desa dan kota ini membuktikan bahwa sebagian anak-anak belum dimerdekakan," jelas dia.

Diapun berharap, dia 73 tahun Indonesia merdeka ini, sudah sepatutnya anak-anak Indonesia juga merasakan, dan terbebas dari segala bentuk Kekerasan, penganiayaan, serta dari perlakuan salah.

"Sudah selayaknya pemerintah lebih peduli anak dan menjadikan masa depan menjadi prioritas pembangunan sumberdaya manusia," pungkasnya.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved