Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Daud Solambela Bocah Pintar yang Tewas di Tangan Bapaknya, Ini 4 Kasus Ayah Kandung Bunuh Anaknya

Namun semuanya kaget saat pihak Kepolisian menetapkan ayah korban sebagai tersangka....

Penulis: | Editor:
Tribun Manado/ Istimewa
Kolose 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Warga Sulawesi Utara (Sulut) dihebohkan dengan kasus kematian Daud Solambela.

Awalnya warga mengiri bocah tersebut menjadi korban pembunuhan dari aksi pencurian.

Namun semuanya kaget saat pihak Kepolisian menetapkan ayah korban sebagai tersangka.

Dalam konferensi pers yang digelar, Rabu (15/08/2018), pukul 11:10 Wita Polres Minahasa menetapkan Fence Solambela Ayah Kandung  sebagai tersangka pembunuhan dibalik kematian Daud Solambela.

Diketahui sebelumnya, Daud Solambela, Bocah 7 tahun meninggal dunia dengan pisau tertancap di perut saat ditinggal orangtuanya di rumahnya, pada Minggu (12/8/2018).

Dalam konferensi pers Kapolres Minahasa, AKBP Christ Pusung membeberkan kronologi kejadian pada Minggu 12 Agustus 2018, sekitar pukul 13.00 wita.

Tak hanya kasus Dau Solambela, pada 2018 tanah air juga dihebohkan beberapa kasus ayah kandung bunuh anaknya.

Berikut 4 kasus pembunuhan ayah kandung terhadap anaknya yang dirangkum Tribunmanado.co.id. 

1. Mabuk Lem Ayah Bunuh Anak

Seorang ayah, Diki W (21), tega membunuh anaknya sendiri yang masih balita karena mabuk lem. Lelaki asal Desa Jambu, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, Jambi ini, secara sadis menikam leher anaknya dengan gunting.

Diki mengaku, tega menghabisi nyawa anaknya lantaran kesal dengan istrinya karena sering menyebut dirinya sebagai anak kampang atau anak haram. Tidak hanya itu, pelaku juga beranggapan anaknya yang masih balita tersebut bukan darah dagingnya, melainkan hasil hubungan istrinya dan mantan pacarnya.

"Saya ribut dengan istri. Kepala saya dijorok dan dibilang saya ini anak haram. Kemudian saya bawa anak saya dan membunuhnya," akunya.

Pelaku juga mengaku, sering ribut dengan istrinya karena faktor ekonomi karena tidak mempunyai pekerjaan dan sering mabuk lem. "Kami sering ribut karena saya tidak kerja dan mabuk lem," tutupnya.

Diki akhirnya ditangkap Tim Sultan Polres Tebo yang dipimpin Ipda Rifki pada Jumat 20 Juli 2018 sekitar pukul 18.00 WIB. Kapolres Tebo AKBP Zainal Arrahman didampingi Kasat Reskrim Polres Tebo AKP Hendra Wijaya Manurung mengatakan, pelaku ditangkap oleh Tim Sultan di tempat persembunyian, di salah satu rumah keluarganya di Dusun Ladang Panjang, Desa Sari Mulya, Blok F, sekitar 15 Km dari tempat kejadian perkara (TKP).

"Setelah dilakukan olah tempat kenjadian perkara, kami langsung mengejar pelaku yang diduga ayah kandung korban," kata Kapolres Tebo.

Saat ditanya apa motif pembunuhan tersebut, Kapolres mengatakan, dari keterangan pelaku sebelum membunuh anaknya, pelaku mabuk lem dan sempat cekcok dengan istrinya. "Dalam kondisi mabuk, pelaku menghabisi nyawa anaknya dengan menggorok leher anaknya menggunakan gunting," jelasnya.

2. Disodomi lalu dibunuh ayah kandung

Seorang anak balita di Gowa, Sulsel, tewas dianiaya dan disodomi oleh ayah kandungnya, HB (28). HB mengaku menyesali perbuatannya sambil menangis.

"Saya menyesal pak. Saya sangat menyesal," kata HB sambil terisak di Polres Gowa, Sulsel, Senin (7/5/2018).

HB mengatakan dirinya hanya ingin dekat dengan anaknya. Sayangnya, meski telah dibelikan mainan, anaknya lebih memilih dekat dengan ibunya, Mutmainnah.

Tidak hanya itu, HB juga mengaku sering pendapatkan penolakan dari istrinya untuk berhubungan badan.

"Istri saya selalu bilang..sebentar (nanti).. sebentar (nanti)," ucapnya.

Dalam aksinya, HB mengaku berbohong kepada istri dan keluarganya kalau anaknya tewas setelah terjatuh dari motor setelah diajak jalan-jalan.

"Saya bilang ajak ke Pantai Losari untuk berjalan-jalan di sana" ucapnya.

Sementara itu, Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga menyebut HB akan diancam pidana maksimal seumur hidup atas perbuatannya.

"Ini terkait kekerasan mencabuli anak, dan kekerasan dalam rumah tangga," sebutnya.

3. Dupukul palu hingga tewas oleh ayah kandung

Seorang ayah di Dukuh Balebatur, Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tega membunuh anak kandungnya sendiri, Senin (5/3/2018).

Ahmad Kohir (44) tega menghabisi nyawa Muhammad Aziz (17), anak kandungnya sendiri, dengan cara sadis di bagian kepala korban.

Kapolres Magetan AKBP Muslimin saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/3/2018) malam, mengatakan, seusai membunuh anaknya, tersangka Kohir langsung menyerahkan diri ke Balai Desa Temboro. Saat ini Kohir sudah ditahan di Mapolsek Karas.

Menurut Muslimin, petaka yang menimpa Aziz bermula saat terjadi cekcok adu mulut dengan ayah kandungnya. Tak kuasa menahan emosi, Kohir langsung menghantamkan palu hingga  berakibat korban meninggal dunia. 

Muslimin menjelaskan, sebelum peristiwa naas itu menimpa Aziz, beberapa hari belakangan tersangka dan korban sering cekcok mulut.

Informasi yang dihimpun, korban sering meminta uang kepada ayah kandungnya yang berprofesi sebagai buruh tani. Untuk memenuhi permintaan korban, acap kali tersangka harus meminjam uang kepada tetangganya.

"Puncaknya tadi, tersangka naik pitam hingga akhirnya memukul kepala korban," tutur Muslimin.

Dari olah tempat kejadian perkara, kata Muslimin, polisi menyita sejumlah barang bukti   dan ponsel milik korban.

"Saat berada di lokasi kejadian, korban ditemukan di sebuah kamar dalam keadaan meninggal dunia dengan luka terbuka di atas kening dengan diameter 12 sentimeter. Selain itu, ditemukan luka lebam di dada kiri dengan diameter 5 sentimeter," ucap Muslimin.

4. Dibunuh ayah kandung karena masalah sepele

Polres Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan mengungkap kasus seorang ayah di Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selaran membunuh anak kandungnya sendiri karena si anak menolak menanak nasi.

Kapolres OKU Selatan, AKBP Fery Harahap mengatakan peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Selasa 17 Juli 2018 sore. Arto (65), seorang petani yang juga ayah dari Sulandi (30) tega membunuh putranya itu karena persoalan sepele tersebut.

"Terjadinya pembunuhan ini karena hal sepele. Anaknya tidak mau memasak nasi saat ayahnya menyuruh. Karena itu ayahnya kesal dan nekat membunuh putranya," kata dia, Rabu (18/7/2018).

Ia menjelaskan, peristiwa bermula ketika Arto baru saja pulang dari kebun di Desa Ulak Pandan, OKU Selatan. Saat itu Arto yang merasa lelah meminta anaknya untuk masak nasi, tapi ditolak mentah-mentah.

Usai ditolak, Arto merasa kesal dan langsung memarahi anak bungsunya itu. Si anak tidak terima dan langsung mendorong ayahnya sampai terjatuh, lalu menantang berkelahi.

"Si ayah langsung pergi ke dapur mengambil pisau dan menusuk si anak sampai meninggal. Anaknya ini masih lajang, dia anak yang bungsu jadi memang tinggal di rumah itu bersama orang tuanya dan. Korban meninggal dengan empat luka tusuk di dada," kata dia.

Usai menerima laporan dari warga bahwa telah terjadi keributan dan menyebabkan satu orang tewas, polisi langsung datang ke lokasi dan mengamankan Arto.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Arto mengakui jika membunuh putranya. Hal itu dilakukan karena si anak menolak masak nasi dan menantang dirinya untuk berkelahi. Atas perbuatannya, Arto kini ditetapkan sebagai tersangka dan mendekam di sel tahanan Polres OKU Selatan.

"Arto akan dijerat Pasal 338 KUH-Pidana tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," kata dia.

5. Ayah tikam dan lemparkan anaknya hingga tewas

Dalam konferensi pers yang digelar, Rabu (15/08/2018), pukul 11:10 Wita Polres Minahasa menetapkan Fence Solambela Ayah Kandung  sebagai tersangka pembunuhan dibalik kematian Daud Solambela.

Diketahui sebelumnya, Daud Solambela, Bocah 7 tahun meninggal dunia dengan pisau tertancap di perut saat ditinggal orangtuanya di rumahnya, pada Minggu (12/8/2018).

Dalam konferensi pers Kapolres Minahasa, AKBP Christ Pusung membeberkan kronologi kejadian pada Minggu 12 Agustus 2018, sekitar pukul 13.00 wita.

"Kronologis kejadiannya sebelum dibunuh, sang ayah sempat melempar anaknya dengan tangan kiri, sehingga terlempar dan jatuh kemudian membentur tembok kemudian korban pingsan," ungkapnya.

Christ Pusung menambahkan, setelah melihat sang anak jatuh, tersangka dalam hal itu ayah kandung melancarkan aksinya membunuh anaknya sendiri.

"Tersangka melihat pisau di atas meja kemudian mengambilnya lalu menghamipi anak tersebut dan langsung menusuk pisau di atas perut," jelasnya.

Tak nlama setelah kejadian tersebut, tersangka membawa korban teriak meminta tolong dengan pisau yang dibiarkan tertancap di perut sang anak. (Valdy Suak/ Berbagai Sumber)

Jangan lupa subcribe chanel YouTube Tribun Manado

Ikuti juga berita Tribun Manado di Instagram

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved